tirto.id - Ubud Writers & Readers Festival 2019 (UWRF) akan kembali diadakan tahun ini. Festival ini akan diselenggarakan pada 23-27 Oktober 2019 mendatang. Acara ini merupakan tahun ke-16 setelah pertama kali digelar sejak tahun 2004 silam.
Ubud Writers & Readers Festival merupakan proyek tahunan utama dari Yayasan Mudra Swari Saraswati. Festival ini pertama kali dicetuskan oleh Janet DeNeefe sebagai proyek penyembuhan terhadap bom Bali pertama.
Acara ini adalah wadah bagi para seniman dan pengunjung untuk dapat mendiskusikan ide, gagasan, dan keprihatinan bersama.
UWRF 2019 mengangkat ‘Karma’ sebagai tema festival tahun ini. Seperti pada tema-tema sebelumnya, tema UWRF 2019 juga diambil dari filosofi Hindu yang kali ini dikenal secara umum oleh semua orang.
Bagi masyarakat pada umumnya, karma sering diartikan sebagai hukum sebab akibat, namun bagi orang Hindu Bali, Karma Phala adalah sebuah prinsip spiritual yang menyatakan bahwa setiap tindakan memiliki konsekuensi kekuatan yang sama dan bentuk yang serupa.
“Karena tindakan dalam kehidupan mereka sebelumnya mempengaruhi masa kini, dan perbuatan yang dilakukan di masa kini akan mempengaruhi masa depan mereka. Orang Hindu Bali menyadari bahwa nasib ada di tangan mereka sendiri,” jelas Founder dan Director UWRF Janet DeNeefe dalam siaran pers, UWRF.
Festival tahun ini juga akan mengupas dampak dari tindakan pribadi dan kolektif manusia pada lingkungan sosial.
Bersamaan dengan diluncurkannya tema tahun ini, UWRF 2019 juga turut meluncurkan karya seni untuk peringatan ke-16 tahun festival ini. Karya tersebut diciptakan oleh seniman visual komunitas Samuel Indratma, salah satu pendiri dari kolektif seni publik Yogyakarta yang terkenal, Apotik Komik.
Akan ada lebih dari 150 penulis, seniman, pegiat, sutradara, cendekiawan yang berasal lebih dari 30 negara yang akan berkumpul dan meramaikan UWRF 2019. Acara ini akan dihadiri oleh Bara Pattiradjawane, Dian Sasmita, Didiet Maulana, Garin Nugroho, Faisal Oddang, Lindy West dan lainnya.
Kegiatan yang ditawarkan penyelenggara untuk meramaikan acara ini pun beragam di antaranya berupa lokakarya, perilisan buku, pembacaan puisi, pameran seni, diskusi, dan lain-lain.
UWRF 2019 telah menyiapkan 70 sesi kegiatan selama empat hari yang akan diadakan di tiga tempat, yaitu di Festival Hub Taman Baca, Restoran Indus, dan Museum NEKA. Ketiganya berada di satu kawasan dan dapat di tempuh dengan jalan kaki saja. Layanan antar-jemput gratis juga disediakan oleh panitia festival yang beroperasi setiap 30 menit mulai jam 8 pagi sampai 6 sore.
Pengunjung dapat membeli tiket festival ini melalui TryBooking, Eventbrite atau via transfer bank. Panitia juga menyediakan penjualan tiket secara langsung di Box Office yang terletak di Festival Hub di Jalan Raya Sanggingan.
Box Office akan buka pada 21 sampai 27 Oktober 2019, mulai pukul 8 pagi hingga pukul 5 sore. Harga tiket festival yang ditawarkan pun beragam mulai dari Rp.80.000 hingga Rp.4.400.000.
Penulis: Budwining Anggraeni Tiyastuti
Editor: Alexander Haryanto