tirto.id - Sidang isbat penentuan awal Ramadan 2022/1443 H dijadwalkan berlangsung pada Jumat,1 April 2022. Sidang Isbat nantinya akan memuat pemaparan data hisab dan posisi hilal sebagai tanda masuknya tanggal 1 Ramadhan 1443 H.
Sidang akan berlangsung di Auditorium HM. Rasjidi Kementerian Agama (Kemenag), Jakarta. Melalui keterangan tertulis Dirjen Bimas Islam, Kamarudin Amin, sidang isbat tahun ini akan dilaksanakan secara hybrid seiring dengan situasi pandemi COVID-19.
Jumlah peserta sidang di auditorium akan dibatasi dan menerapkan protokol kesehatan secara ketat. Sementara, sebagian peserta sidang akan berpartisipasi melalui jaringan internet.
Sesi sidang akan dilaksanakan secara tertutup selepas salat Magrib. Penetapan 1 Ramadan 1443H akan melibatkan penyampaian data hisab (informasi) dan hasil rukyatul hilal (konfirmasi) yang dilakukan oleh Tim Kemenag di 78 lokasi di seluruh Indonesia.
Hasil sidang nantinya akan disiarkan TVRI dan media sosial Kemenag.
Apa Itu Hilal untuk Menentukan Awal Ramadhan?
Istilah hilal selalu muncul jelang pelaksanaan sidang isbat untuk penentuan awal Ramadan. Hilal sendiri merupakan bahasa Arab yang artinya bulan sabit yang tampak.
Muhammad Hadi Bashori dalam Pengantar Ilmu Falak (2015) menyebutkan bahwa bentuk hilal seperti clurit yang tipis. Kemunculan atau ketampakan hilal menjadi pertanda pergantian bulan baru dalam kalender hijriah.
Menurut Nahdatul Ulama (NU) hilal atau ahillah digunakan Rasulullah SAW sebagai kalender bagi ibadah dan aktivitas umat manusia, termasuk berpuasa. Sesuai dengan sabda Rasulullah yang berbunyi:
"Berpuasalah kamu karena melihat hilal dan berbukalah kamu karena melihat hilal. Jika terhalang [tidak terlihat] maka genapkanlah [istikmal] jadi 30 hari."
Hilal tidak hanya digunakan untuk menentukan kapan puasa akan berlangsung, tetapi juga Idul Fitri, Idul Adha, dan ibadah haji.
Penentuan awal Rmadan di Indonesia berpatokan pada dua metode, yaitu rukyatul hilal dan hisab atau perhitungan astronomi. Umumnya, kedua metode ini dilaksanakan secara beriringan.
Memantau ketampakan hilal tidak selalu mudah. Pengamatan hilal membutuhkan perhitungan khusus, lokasi yang tepat, serta peralatan optik yang memadai.
Hal ini karena hilal hanya dapat diamati setelah matahari tenggelam selama 15 menit hingga 1 jam karena adanya rotasi bumi. Ini bahkan bisa lebih sulit dalam cuaca buruk, dimana langit mendung dan hujan.