tirto.id - Jadwal puasa Ayyamul Bidh untuk bulan Dzulhijjah 1441 H jatuh pada tanggal 4, 5, dan 6 Agustus 2020 mendatang. Puasa sunah yang dikerjakan pada 3 hari pertengahan bulan menurut kalender Hijriah ini dilaksanakan usai hari tasyriq pada bulan Dzulhijjah tahun ini.
Hari raya Idul Adha 1441 H bakal diperingati pada 10 Dzulhijjah 1441 H atau Jumat, 31 Juli 2020. Tiga hari berikutnya merupakan hari tasyriq, yakni 11, 12, dan 13 Dzulhijjah.
Keempat hari tersebut merupakan waktu untuk penyembelihan hewan kurban. Selain itu, terdapat larangan untuk melaksanakan puasa bagi umat Islam pada saat Idul Adha dan hari tasyriq.
Sementara pertengahan bulan Zulhijah sendiri, atau tanggal 14, 15, dan 16 dalam kalender 1441 H, jatuh pada hari Selasa (4/8/2020), Rabu (5/8/2020), dan Kamis (6/8/2020).
Maka, puasa sunah Ayyamul Bidh yang dilaksanakan pada tiga hari di setiap pertengahan bulan di kalender hijriyah, untuk jadwal bulan Dzulhijjah 1441 H, bisa dilaksanakan usai hari tasyriq, yakni pada tanggal 4, 5 dan 6 Agustus 2020.
Puasa Ayyamul Bidh
dan Keutamaannya
Menjalankan puasa sunah Ayyamul Bidh pada pertengahan bulan memiliki keistimewaan tersendiri. Sebab, faedah ibadah ini sama dengan melaksanakan puasa selama satu bulan penuh.
Oleh karena itu, jika puasa Ayyamul Bidh selalu dikerjakan pada tiap bulannya maka sama dengan melangsungkan puasa selama satu tahun penuh.
Seperti dijelaskan oleh Mahbub Ma’afi Ramdlan dalam artikel "Ini Asal-usul Puasa Hari-hari Putih (Ayyamul Bidh)?" di NU Online, keutamaan puasa Ayyamul Bidh tersebut sesuai dengan sebuah hadis riwayat Bukhari dan Muslim berikut ini.
"Sungguh, cukup bagimu berpuasa selama tiga hari di setiap bulan, sebab kamu akan menerima sepuluh kali lipat pada setiap kebaikan yang kamu lakukan. Karena itu, maka puasa Ayyamul Bidh sama dengan berpuasa setahun penuh," (HR Bukhari-Muslim).
Sementara dalam hadis lain yang diriwayatkan dari Ibnu Abbas disebut bahwa penamaan Ayyamul Bidh dilatarbelakangi oleh peristiwa turunnya Nabi Adam AS ke bumi.
Pada saat itu, panas matahari membakar tubuh Nabi Adam hingga kulitnya menjadi hitam. Allah SWT kemudian memerintahkan Nabi Adam AS memerintahkan untuk puasa. Kemudian, Nabi Adam menjalankan puasa tersebut. Pada saat pelaksanaan hari pertama, sepertiga tubuhnya berubah menjadi putih. Usai puasa hari kedua, anggota tubuh lainnya menjadi putih. Dan memasuki puasa hari ketiga, sisa dari sepertiga anggota tubuh lainnya juga berubah menjadi putih.
Bacaan Niat Puasa Ayyamul Bidh
Dalam pelaksanaan puasa Ayyamul Bidh, membaca niat dapat dilangsungkan pada malam hari sebelum memasuki waktu subuh.
Namun, seperti halnya niat untuk seluruh puasa sunah lainnya, niat puasa Ayyamul Bidh juga bisa diucapkan usai fajar sudah terbit, sepanjang belum melakukan semua hal yang bisa membatalkan ibadah puasa.
Bacaan niat puasa ayyamul bidh dalam bahasa Arab pada malam hari diucapkan sebagai berikut:
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ اَيَّامَ اْلبِيْضِ سُنَّةً لِلَّهِ تَعَالَى.
Bacaan latin: Nawaitu shouma ghadin ayyamal bidhi sunnatan lillahi ta’ala
Artinya: "Saya niat berpuasa besok pada ayyamul bidh, sunah karena Allah Ta’ala."
Sementara jika niat puasa Ayyamul Bidh diucapkan usai terbitnya fajar, bacaannya adalah sebagai berikut:
نَوَيْتُ صَوْمَ اَيَّامَ اْلبِيْضِ سُنَّةً لِلهِ تَعَالَى
Bacaan latin: Nawaitu sauma ayyami bidh sunnatan lillahi ta’ala
Artinya: "Saya niat puasa ayyamul bidh, sunah karena Allah ta’ala."
Penulis: Beni Jo
Editor: Addi M Idhom