Menuju konten utama

Jadi Calon Presiden WMO, Kepala BMKG Fokus Isu Perubahan Iklim

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menjadi calon Presiden Organisasi Meteorologi Dunia (World Meteorological Organization/WMO) periode 2023-2027.

Jadi Calon Presiden WMO, Kepala BMKG Fokus Isu Perubahan Iklim
Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati memberikan keterangan kepada wartawan saat meninjau lokasi longsor yang disebabkan cuaca ekstrem di Kecamatan Imogiri, Bantul, Yogyakarta, Senin (18/3/2019). tirto.id/Irwan A. Syambudi

tirto.id - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menjadi calon Presiden Organisasi Meteorologi Dunia (World Meteorological Organization/WMO) periode 2023-2027.

Dwikorita mengatakan isu perubahan iklim akan menjadi salah satu fokus utamanya jika dipercaya menjadi Presiden WMO.

“Tidak dapat dipungkiri, dampak perubahan iklim menjadi ancaman bagi ketersediaan sumber daya air, ketahanan pangan, keselamatan dari bencana hidrometeorologi serta kesejahteraan seluruh umat manusia di dunia,” ujar Dwikorita di Singapura, Senin (15/5/2023).

Dwikorita menuturkan mitigasi dan adaptasi perubahan iklim menjadi salah satu isu prioritas yang harus menjadi perhatian semua negara tanpa terkecuali.

“Semua program WMO yang telah berjalan akan tetap dijalankan dan semakin diperkuat. Namun demikian terobosan dan inovasi tetap diperlukan agar publik semakin sadar bahwa ancaman perubahan iklim sangat nyata sehingga butuh kerjasama semua pihak untuk menekan lajunya,” kata dia.

Dwikorita menyatakan akan memperkuat Global Basic Observing Network (GBON) dengan mendukung pengembangan kapasitas sumber daya manusia dan infrastruktur di Negara-negara Anggota.

“(Juga) terus memperkuat dan/atau mempercepat pengembangan Peringatan Dini untuk Semua (Early Warning for All),” ujarnya.

Selain itu, Dwikorita ingin terus memfasilitasi kemitraan dan kolaborasi untuk mobilisasi sumber daya, guna mendukung pengembangan infrastruktur dan kapasitas negara-negara anggota. Hal itu di antaranya dengan meningkatkan capaian Program SOFF (Systematic Observations Financing Facility).

“Terus mendorong pengembangan teknologi tepat guna dengan memperhatikan pengetahuan, teknologi, dan/atau kearifan lokal/adat untuk mendukung “peringatan dini dan aksi dini” di Negara Berkembang dan Negara Berkembang Kepulauan Kecil (Small Island Developing States/SIDS),” ujar Dwikorita.

Visi ini disampaikan Dwikorita pada Resepsi Diplomatik di Kedutaan Besar Republik Indonesia di Singapura. Resepsi diplomatik ini dihadiri oleh sekitar 30 perwakilan negara anggota WMO yang terdapat di Singapura.

Acara tersebut dihadiri pula oleh Duta Besar Republik Indonesia untuk Singapura, Suryo Pratomo.

“Dengan kredensial, integritas, pengalaman, kontribusi, dan visinya yang mengesankan, Pemerintah Indonesia yakin Dwikorita Karnawati akan memastikan peran konstruktif dan aktif Indonesia di WMO dan menjawab tantangan global yang dihadapi saat ini,” ujar Suryo di lokasi.

Menurut Suryo, Indonesia berkomitmen untuk terus berkontribusi dalam penguatan kepemimpinan WMO di dalam mencapai visi dan misi organisasi, serta pengembangan kerja sama internasional dalam pertukaran dan pemanfaatan data dan informasi cuaca, iklim, air, dan isu lingkungan.

Selain itu, Dwikorita Karnawati tercatat sebagai calon kandidat perempuan pertama sebagai Presiden WMO dalam sejarah.

“Sebagai pemimpin dan ilmuan perempuan, pencalonan Dwikorita Karnawati sebagai Presiden WMO akan dapat memberikan perspektif baru dalam pemberdayaan perempuan, inklusivitas, dan kesetaraan gender dalam organisasi WMO,” kata Suryo.

Baca juga artikel terkait PERUBAHAN IKLIM atau tulisan lainnya dari Mochammad Fajar Nur

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Mochammad Fajar Nur
Penulis: Mochammad Fajar Nur
Editor: Gilang Ramadhan