tirto.id - Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf menanggapi sinis klaim calon presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto bahwa terdapat Rp11 ribu triliun uang Indonesia di luar negeri. Juru Bicara TKN, Agus Sari mengatakan bahwa ucapan itu merupakan bumerang bagi Prabowo.
Pasalnya, Agus menyatakan bahwa nama Prabowo pernah tercatat di skandal Paradise Papers sebagai WNI yang menaruh uangnya di negara suaka pajak. Di samping itu, calon wakil presiden nomor urut 02 yang turut mendampinginya juga tersangkut skandal serupa yang dikenal Panama Papers.
"Seharusnya dia berkaca sama diri sendiri. Itu dia menampar diri dia sendiri," ucap Agus saat dihubungi reporter Tirto pada Kamis (28/2/2019).
"Kalau benar ada Rp11 ribu triliun itu kan berarti uang mereka juga. Karena mereka bagian dari orang-orang yang menyembunyikan uangnya," tambah Agus.
Polemik ini muncul ketika calon presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto kembali mengklaim ada uang rupiah yang berada lebih banyak di luar negeri dari pada di Indonesia.
Prabowo pun menyebut nilainya mencapai Rp11 ribu triliun. Di hadapan peserta pidato dalam acara “Prabowo Menyapa Masyarakat dan Purnawirawan TNI-Polri Jateng-DIY”, Rabu (27/2/2019), Prabowo menyebut uang itu termasuk kebocoran keuangan negara yang perlu dikembalikan.
Calon legislatif Partai Solidaritas Indonesia (PSI) ini pun menuturkan bahwa walaupun belum dinyatakan secara tegas melanggar hukum, tindakan menyimpan uang di luar negeri itu, menurutnya, tak sepenuhnya benar. Terutama bila dibandingkan dengan etika yang berlaku sekaligus bila ketua umum Partai Gerindra itu mengklaim dirinya patriotis dan nasionalis.
Agus pun menantang calon presiden nomor urut 02 itu untuk bersikap selayaknya perdana menteri Islandia yang bersedia mengakui kesalahannya meskipun belum diproses secara hukum. PM Islandia kata Agus bahkan berani mengundurkan diri dari jabatan pemerintahan.
"Etikanya kalau ada yang nyimpen uang di luar negeri itu fakta yang aneh. Apalagi kalau bisa mengklaim mereka bisa nasionalis dan patriotis," ucap Agus.
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Maya Saputri