tirto.id - Kasus pelanggaran hak asasi manusia (HAM) menyandera kedua calon presiden, Jokowi Widodo dan Prabowo Subianto. Hal ini menurut aktivis HAM, bakal sulit diakui saat debat perdana Capres-Cawapres Pilpres 2019 malam ini, Kamis (17/1/2019).
Aktivis HAM, Haris Azhar berharap Jokowi dan Prabowo mengakui kesalahan terkait pelanggaran HAM.
"Ekspektasi saya mereka mengakui kesalahan masing-masing itu saja. Tentang permasalahan mereka soal pelanggaran HAM," ujarnya saat dihubungi Tirto, Kamis (17/1/2019).
Haris menjelaskan, misalnya Jokowi harus mengakui terdapat 1.000 petani yang dikriminalisasi selama 5 tahun masa jabatannya. Kemudian ingkar janji dengan masyarakat adat yang akan diberi Rancangan Undang-undang (RUU), tetapi belum juga keluar.
"Jokowi mengakui tidak [bisa] menyelesaikan kasus pelanggaran HAM yang berat. Harus diakui lah," kata Direktur Lokataru Foundation ini.
Kemudian, Haris juga meminta Prabowo mengakui pernah melakukan penculikan saat peristiwa 1998 yang mengakibatkan beberapa orang hilang.
"Bagaimana cara dia [Prabowo] menghadapi itu," ujar dia.
Dia tidak bisa berharap banyak kepada Jokowi maupun Prabowo untuk menuntaskan kasus HAM.
"Karena situasi [kasus HAM banyak] menyandera mereka untuk [tidak] mengambil posisi penyelesaian," ungkap dia.
Penulis: Riyan Setiawan
Editor: Zakki Amali