Menuju konten utama

Israel Terus Gempur Gaza Selatan, 16 Orang Tewas di Khan Younis

Sebanyak 16 orang tewas dan banyak warga luka-luka akibat agresi yang dilakukan Israel di daerah Gaza Selatan.

Israel Terus Gempur Gaza Selatan, 16 Orang Tewas di Khan Younis
Warga Palestina mengevakuasi orang-orang yang terluka akibat serangan udara Israel di kamp pengungsi Bureij, Jalur Gaza, Kamis, 2 November 2023. (AP Photo/Mohammed Dahman)

tirto.id - Pasukan Israel terus menyerang di dekat kota Khan Younis, Gaza Selatan, Senin (12/8/2024). Berdasarkan keterangan dari petugas medis Palestina pada Senin (12/8/2024), setidaknya 16 orang tewas dalam agresi Israel, sebagaimana dikutip dari VOA Indonesia. Selain menewaskan 16 orang, beberapa orang mengalami luka-luka. Warga pun terpaksa mengungsi karena perintah evakuasi mengharuskan mereka mengosongkan wilayah.

Selain pertempuran di wilayah Khan Younis, Gaza Selatan, upaya identifikasi hasil penyerangan Israel terhadap sekolah agama Al-Tabieen di Kota Gaza pada Sabtu (10/8/2024) semakin terang. Pejabat Gaza mengatakan bahwa mereka mengidentifikasi 75 dari 93 orang warga Palestina yang meninggal akibat serangan udara Israel pada Senin (12/8/2024), di mana 11 adalah anak-anak dan 6 wanita.

"Ada 93 korban tewas dalam serangan di sekolah Al-Tabieen, 75 di antaranya telah diidentifikasi," kata juru bicara badan pertahanan sipil Gaza, Mahmud Bassal, sebagaimana dikutip dari VOA Indonesia, Selasa (13/8/2024).

"Yang lainnya belum teridentifikasi karena beberapa mayat terkoyak dan hangus akibat pemboman."

Dalam penyerangan ke sekolah Al-Tabieen, Israel mengklaim bahwa penyerangan kompleks sekolah dilakukan dalam rangka memberantas kelompok Hamas. Israel menyebut Hamas menggunakan sekolah tersebut sebagai markas dan akan menyerangan Israel dan pasukan keamanan. Israel mengklaim telah menewaaskan 31 orang militan yang tewas dalam penyerangan tersebut.

Di tengah pertempuran yang berlangsung di Gaza, upaya perdamaian di Gaza pun diperkirakan semakin sulit. Hamas semakin skeptis dalam perundingan yang dimediasi Mesir dan Qatar yang berlangsung pada Kamis (15/8/2024) karena belum melihat pergerakan dari Israel.

Sebelumnya, Hamas, pada Minggu (11/8/2024) lalu, meminta mediator untuk medesak Israel menerima usulan gencatan senjata yang diajukan Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, yang disetujui Hamas. Mereka mendorong realisasi hasil perundingan dengan Biden daripada membuat usulan baru yang mendukung upaya pendudukan.

Selain itu, beredar informasi bahwa upaya menerima seruan negosiasi adalah upaya untuk menghindari serangan balasan dari Iran dan Hizbullah atas pembunuhan Kepala Hamas, Ismail Haniyeh di Teheran, Iran dan seorang pemimpin senior Hizbullah di Lebanon.

"Ini merupakan penolakan yang cukup ringan. Jika Hamas menerima rencana yang layak dan Israel merespons positif terhadap usulan tersebut, situasinya bisa berubah. Namun, hingga saat ini, Hamas yakin bahwa Netanyahu tidak serius dalam mencapai kesepakatan," ujar seorang pejabat Palestina yang terlibat dalam upaya mediasi.

Dalam informasi yang dipublikasikan VOA Indonensia, Menteri Pertahanan Israel, Yoav Gallant, menginformasikan kepada Menteri Pertahanan AS, Lloyd Austin, bahwa Iran sedang mempersiapkan serangan militer besar-besaran terhadap Israel, menurut laporan Barack Ravid, seorang reporter Axios News yang dikenal memiliki sumber informasi terpercaya, di Twitter.

Israel pun telah menyiapkan diri untuk menghadapi serangan besar sejak bulan lalu, setelah serangan rudal yang menewaskan 12 anak muda di Tepi Barat yang diduduki. Israel lantas merespons serangan itu dengan membunuh seorang komandan senior Hizbullah di Beirut.

Sehari setelah operasi tersebut, Ismail Haniyeh, pemimpin politik Hamas, dibunuh di Teheran, yang memicu ancaman balas dendam dari Iran terhadap Israel.

Sumber: VOA Indonesia

#voaindonesia

Baca juga artikel terkait KONFLIK ISRAEL PALESTINA atau tulisan lainnya dari Andrian Pratama Taher

tirto.id - Politik
Penulis: Andrian Pratama Taher
Editor: Intan Umbari Prihatin