tirto.id - Enam tahanan politik Palestina yang ditangkap kembali karena kabur dari penjara Israel bulan lalu secara resmi telah didakwa pada hari Minggu, 4 Oktober 2021.
Aljazeera melaporkan, orang-orang itu didakwa melarikan diri dari penjara Gilboa di Israel utara, sedangkan lima orang lainnya dituduh membantu mereka kabur, demikian menurut keterangan jaksa.
Lima dari mereka berasal dari kelompok Jihad Islam Palestina, sedangkan satu orang lainnya berasal dari cabang bersenjata faksi Fatah Otoritas Palestina. Mereka telah menjalani hukuman panjang, termasuk penjara seumur hidup.
Menggali Terowongan
Empat orang lainnya ditangkap antara tahun 1996 dan 2006 dan sudah menjalani hukuman karena menyerang tentara Israel dan menyasar sipil. Berdasarkan lembar dakwaan, di akhir tahun 2020, mereka menggali terowongan di bawah wastafel toilet sel penjara.
“Para terdakwa melakukan pekerjaan menggali setiap hari secara bergiliran, disesuaikan dengan rutinitas mereka untuk mencegah mereka tertangkap, sambil menggunakan alat penggali improvisasi,” isi dakwaan itu.
Mahmoud Abdullah al-Ardah (46), salah satu narapidana yang berhasil ditangkap kembali mengungkapkan cara mereka kabur dari penjara yakni dengan menggunakan sendok, piring, dan bahkan pegangan ketel untuk menggali terowongan.
Tak diduga, tepat pada 5 September, terowongan itu sudah sepanjang 30 meter dan sampai ke luar tembok penjara. Masih menurut dakwaan, tepat di malam harinya mereka melarikan diri.
Enam orang itu mendapat pujian dari Palestina sebagai pahlawan, terlebih dalam memperjuangkan negaranya, tetapi mereka berhasil ditangkap lagi oleh Israel selama perburuan pada September lalu.
Identitas dari keenam pria itu adalah sebagai berikut:
1. al-Ardah – anggota Jihad Islam dan terduga dalang pelarian.
2. Zakaria Zubeidi (45) pemimpin sayap bersenjata Fatah di kota Jenin di Tepi Barat yang diduduki di utara.
3. Ayham Nayef Kamanji (35).
4. Munadel Infaat (26).
5. Yaqoub Mahmoud Qadri (49).
6. Mohammad al-Ardah (40).
Israel telah melakukan penyelidikan tentang bagaimana mereka berhasil melarikan diri dengan berani. Sementara pengacara untuk beberapa pria sebelumnya mengatakan kepada Al Jazeera bahwa para tahanan dilarang untuk mengakses pengacara mereka di bawah perintah dari dinas intelijen Israel.
Editor: Iswara N Raditya