tirto.id - Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat, Harrison mengatakan, kasus ISPA di daerahnya memang meningkat. Namun, penyebabnya bukan musim kemarau, melainkan kebakaran hutan dan lahan (karhutla).
"Kemarau menyebabkan kebakaran lahan, kebakaran lahan itu biasanya karena perusahaan perkebunan memanfaatkan untuk land clearing atau masyarakat yang berpindah ladang," ujar dia kepada Tirto, Kamis (22/8/2019).
"Di musim-musim seperti ini, mereka akan membakar. Lalu September musim tanam. Asap ini lah yang sebabkan ISPA, makanya terjadi peningkatan ISPA di Kalimantan Barat," imbuh dia.
Menurut data Dinkes Kalbar, penyakit ISPA periode Juli-Agustus 2019 menunjukan adanya peningkatan, meski tidak signifikan dalam tiga minggu terakhir.
Kasus ISPA pada pekan ke-31 sebanyak 2.825 kasus, pekan ke-32 mencapai 3.002, kemudian pekan ke-33 mencapai 2.868.
"Terjadi peningkatan, tapi tidak terlalu signifikan karena baru," ujar dia.
Ia menuturkan, penyebab ISPA dipicu dari hulu atau karhutla, sedangkan dinas berada di bagian hilir atau tak punya kewenangan terkait karhutla. Menurut dia, upaya pengendalian saat ini dilakukan sebatas imbauan.
"Kami kan dihilirnya. Kami dinkes mengimbau masyarakat. Kalau asapnya sedang tebal diminta untuk tidak keluar rumah dan mengurangi aktivitas di rumah. Kalau pun harus keluar, pakai masker. Kami juga sudah bagikan maskernya. Harus banyak minum air putih dan perbanyak istirahat," tutup dia.
Penulis: Alfian Putra Abdi
Editor: Zakki Amali