tirto.id - Kejadian kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Riau pada Februari 2019, setidaknya menyebabkan 2.199 orang terserang infeksi saluran pernapasan akut (ISPA), karena terpapar asap dan polusi.
Melansir laman resmi Kementerian Kesehatan, di Indonesia berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007, menunjukkan; prevalensi nasional ISPA: 25,5% (16 provinsi di atas angka nasional), angka kesakitan (morbiditas) pneumonia pada Bayi: 2.2%, Balita: 3%, angka kematian (mortalitas) pada bayi 23,8%, dan Balita 15,5%.
Menurut mantan Menteri Kesehatan, dr. Endang R. Sedyaningsih, MPH, Dr. PH, periode 2009-2012, penyakit ISPA merupakan penyakit yang sering terjadi pada anak.
Episode penyakit batuk-pilek pada Balita di Indonesia diperkirakan 3-6 kali per tahun, ini berarti seorang Balita rata-rata mendapat serangan batuk pilek sebanyak 3 sampai 6 kali setahun.
ISPA merupakan salah satu penyebab utama kunjungan pasien di sarana kesehatan yaitu sebanyak 40% - 60% kunjungan berobat di Puskesmas dan 15% - 30% kunjungan berobat di bagian rawat jalan dan rawat inap rumah sakit.
Infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) adalah infeksi yang dapat mengganggu sistem pernapasan normal.
Biasanya, ISPA dimulai pada sinus dan berakhir pada pita suara atau hanya pada sistem pernapasan bawah dan berakhir di paru-paru.
Sebagaimana melansir dari Healthline, infeksi ini sangat berbahaya untuk anak-anak, orang dewasa yang lebih tua dan orang-orang dengan gangguan sistem kekebalan tubuh.
Penyebab infeksi saluran pernapasan atas yaitu faringitis akut, infeksi telinga akut dan flu biasa.
Sedangkan penyebab infeksi saluran pernapasan bawah adalah infeksi paru-paru atau di bawah kotak suara. ini termasuk bronkitis, pneumonia dan TBC.
Berikut gejala-gejala infeksi saluran pernapasan bagian bawah atau atas antara lain.
- Kemacetan, baik di sinus, hidung atau paru-paru
- Hidung beringus
- Batuk
- Sakit tenggorokan
- Pegal-pegal
- Kelelahan
- Batuk ringan
- Sakit kepala
Kenali juga gejala infeksi saluran pernapasan dengan tingkatan yang lebih parah.
- Batuk parah yang mengakibatkan berdahak
- Demam
- Sulit bernafas
- Rona biru pada kulit
- Pernapasan terasa lebih cepat
- Sakit pada dada
Anak anak akan lebih mudah berisiko terkena infeksi pernapasan akut. Sistem kekebalan tubuh anak-anak dan orang dewasa yang lebih tua lebih rentan terkena virus.
Biasanya saat anak-anak sedang asyik bermain dengan teman sebayanya setelah main lupa untuk mencuci tangan secara teratur, sehingga virus dengan mudah masuk ke tubuh anak.
Selain itu, mereka juga cenderung suka menggosok mata dan memasukan jari ke mulut sehingga menyebabkan penyebaran virus lebih cepat.
Orang yang mempunyai riwayat penyakit jantung atau masalah pada paru-paru kemungkinan akan mengalami infeksi pernapasan akut.
Riwayat penyakit yang pernah dialami oleh seorang ini akan memengaruhi sistem kekebalan yang akan dilemahkan oleh penyakit lain yang sangat berisiko.
Hal ini juga termasuk bagi perokok akan berisiko tinggi dan lebih susah untuk pulih.
Komplikasi infeksi saluran pernapasan akut serius dapat menyebabkan kerusakan permanen bahkan kematian, termasuk juga penghentian pernapasan terjadi ketika paru-paru berhenti berfungsi, kegagalan pernapasan, kenaikan CO2 dalam darah yang disebabkan oleh paru-paru yang tidak berfungsi dengan benar dan gagal janutung.
Medical News Today menuliskan, infeksi pada saluran pernapasan bagian bawah disebabkan oleh:
- Virus seperti flu atau virus syncytial pernapasan (RSV)
- Bakteri seperti streptoccus atau staphylococcus aureus
- Infeksi jamur
- Mycoplasma yang bukan virus atau bakteri tetapi merupakan organisme kecil dengan karakteristik keduanya
Pengobatan infeksi saluran pernapasan bagian bawah
Beberapa infeksi saluran pernapasan bagian bawah akan hilang tanpa perlu pengobatan. Anda bisa mengobati infeksi virus ini di rumah dengan perbanyak istrahat, banyak minum air putih.
Dalam kasus lain, dokter mungkin akan memberikan resep tambahan seperti antibiotik untuk infeksi bakteri atau perawatan pernapasan seperti inhaler.
Infeksi saluran pernapasan atas (URI) terjadi karena virus yang masuk ke tubuh biasanya melalui mulut atau hidung. Seseorang dapat menular melalui sentuhan atau bersin dan batuk.
Penyebab URI
Penyebab URI hampir selalu virus. Tetesan air liur dan lendir yang terinfeksi menyebur ke udara ketika seorang bersin atau batuk. Sehingga orang lain mungkin menghirupnya atau mereka mendarat dipermukaan yang disentuh orang lain.
Faktor risiko lain termasuk kerusakan saluran udara atau rongga hidung, tidak sering mencuci tangan, kontak dengan kelompok anak-anak tempat-tempat ramai seperti pesawat dan bus, mengalami gangguan autoimun, pengangkatan adenoid atau amandel yang merupakan bagian dari sistem kekebalan tubuh.
URI adalah infeksi yang memengaruhi saluran udara bagian atas seperti:
- Laring, yang berotot yang berisi pita suara
- Rongga hidung, yang merupakan ruang di atas dan di belakang hidung
- Saluran hidung atau lubang hidung
- Faring, merupakan rongga di belakang hidung dan mulut
Biasanya URI berlangsung antara 3 hingga 14 hari. Dalam beberapa kasus URI dapat berkembang menjadi kondisi yang lebih serius seperti infeksi sinus atau pneumonia.
Pengobatan URI
Infeksi saluran pernapasan atas dapat dicegah dengan perbanyak minum air putih dan istirahat yang cukup dapat membantu mengurangi gejala. Biasanya orang dapat mendiagnosis diri sendiri di rumah.
Jika memiliki keraguan tentang penyakit ini atau terdapat kondisi yang lebih serius Anda harus segera perikasa ke dokter. Namun, URI biasanya akan sembuh tanpa perlu perawatan medis.
Mencegah saluran pernapasan akut sebagaian besar penyebab infeksi pernapasan akut tidak dapat diobati karena itu, pencegahan merupakan cara terbaik untuk menangkal infeksi pernapasan yang berbahaya.
Vaksin MMR (campak, gondok dan rubela) dan pertussis secara substansial akan menurunkan resiko terkena infeksi saluran pernapasan.
Anda juga dapat memanfaatkan vaksinasi influenza dan pneumovax dan konsultasikan dengan dokter tentang ini.
Penulis: Wulan Astari
Editor: Yandri Daniel Damaledo