tirto.id - Jumlah investor pasar modal tumbuh pesat di tengah pandemi COVID-19. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat per Februari 2021 ada kenaikan 77,6 persen menjadi 4,51 juta orang.
Ketua Dewan Komisioner OJK, Wimboh Santoso menjelaskan dari peningkatan secara year on year (yoy) tersebut jumlah investor retail mendominasi sampai 99 persen.
“Tren dari transaksi retail di pasar modal yang trennya terus meningkat. Investor retail ini adalah sesuatu yang lompatan yang luar biasa,” kata dia dalam rapat dengan Komisi XI DPR RI, Selasa (30/3/2021).
Wimboh mengklaim kenaikan investor, didominasi retail, merupakan hasil dari strategi OJK, Bank Indonesia dan pemerintah untuk tetap menstabilkan pasar keuangan selama tekanan yang besar di masa pandemi. Bank Indonesia yang beberapa kali melakukan pelonggaran kebijakan moneter sampai penurunan suku bunga acuan. Dampaknya sektor ivestasi mulai dilirik. Pada Februari 2021, BI menurunkan 25 basis poin (bps). Sekarang BI-7 reserve repo rate 3,5 persen.
Pemerintah pusat, kata dia, juga menanggung kebutuhan subsidi dengan APBN antara lain untuk masyarakat dengan gaji di bawah Rp5 juta hingga untuk korporasi. OJK, kata dia, berperan menerbitkan restrukturisasi kredit perbankan maupun perusahaan pembiayaan membuat perekonomian Indonesia cukup stabil.
“Itu yang membuat kita memiliki stabilitas nilai tukar. Kami melihat stabilitas keuangan bisa terjaga dengan baik,” terang dia.
Penulis: Selfie Miftahul Jannah
Editor: Zakki Amali