tirto.id - Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati mengatakan penurunan inflasi di Amerika Serikat (AS) menjadi 8,5 persen menjadi sinyal positif. Penurunan ini pun diharapkan mampu memberikan outlook yang lebih baik bagi perekonomian global.
"Artinya begini yang diharapkan adalah inflasi di AS dan negara maju menurun tanpa menyebabkan resesi harus terjadi. Itu kondisi ideal yang kita inginkan," kata Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN Kita, secara daring, ditulis Jumat (12/8/2022).
Dia menjelaskan penurunan inflasi di AS menggambarkan stabilitas harga di negeri Paman Sam cenderung membaik. Kondisi ini akan membuat bank sentral AS atau The Fed akan menahan diri dari sisi kebijakan moneternya untuk tidak menaikan suku bunganya.
"Kalau itu terjadi paling tidak dunia inflasinya tidak setinggi yang diprediksi oleh IMF dan growth-nya tidak selemah yang dikoreksi oleh IMF juga. Kalau ini terjadi maka kondisi ekonomi relatif lebih baik dari sekarang ini yang kami baca atau prediksikan dari berbagai sumber," jelasnya.
Lebih lanjut, Bendahara Negara itu mengatakan menurunnya inflasi di AS dampaknya tentu kepada harga komoditas dan penerimaan negara. Sementara itu, dia menjelaskan pemerintah akan berpikir secara terbuka, Karena jika harga relatif stabil dan tidak merosot tajam itu menjadi ideal juga bagi negara.
"Kalau kemudian harga relatif volatile seperti di grafik tadi, ini guncangan-guncangannya sendiri menimbulkan banyak riak yang harus kita amankan," pungkasnya.
Penulis: Dwi Aditya Putra
Editor: Intan Umbari Prihatin