tirto.id - Indonesia menjadi salah satu negara yang berada di antara ring of fire atau cincin api,sehingga tak heran jika gempa menjadi salah satu bencana sering terjadi di Indonesia.
Koordinator Mitigasi Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono mengatakan sebagai daerah rawan gempa perlu melakukan upaya mitigasi struktural maupun kultural untuk memperkecil risiko keparahan saat terjadi gempa dan tsunami.
"Penerapan building code yang ketat dalam membangun struktur bangunan perlu diimplementasikan guna meminimalisir korban jiwa akibat gempa," kata Daryono kepada redaksi Tirto.
Ia juga mengatakan, kajian mikrozonasi untuk acuan dan rencana pemanfaatan ruang perlu dilakukan untuk mendukung pembangunan infrastruktur.
Selai itu juga perlu ada upaya nyata dalam membangun tempat evakuasi tsunami di kawasan pantai wisata yang padat penduduk dengan struktur bangunan tahan gempa dan tsunami. Serta perlu secepatnya dilakukan perbaikan jalur evakuasi di sepanjang pantai.
"Seluruh pantai rawan tsunami mendesak untuk segera dilengkapi rencana dan fasilitas evakuasi, sehingga penting untuk membuat atau merevitalisasi jalur evakuasi bagi masyarakat menuju tempat evakuasi. Selanjutnya ada upaya menambah rambu evakuasi dan penggantian pada rambu yang hilang, rusak, dan salah penempatan menuju tempat evakuasi," katanya.
Menurut Daryono, saat ini, kawasan pantai yang memiliki hutan mangrove perlu dilestarikan, karena hutan mangrove dapat menjadi peredam tsunami alami sekaligus sebagai upaya adaptasi perubahan iklim. Selain hutan mangrove, maka perlu ada gerakan menanam pohon untuk menciptakan hutan pantai di kawasan pantai rawan tsunami.
"Perlu ada upaya nyata dalam melakukan edukasi dan pelatihan bagi seluruh komponen baik pemerintah, masyarakat, dan sekolah guna membudayakan 'evakuasi mandiri' saat terjadi gempa kuat agar terjamin aman tsunami, serta melengkapi rencana kedaruratan wilayah Jawa Timur," tuturnya.
Daftar Gempa yang Terjadi di Indonesia dalam 5 Hari Terakhir
Berikut beberapa gempa yang terjadi dalam lima hari terakhir di Indonesia dan masuk kategori gempa yang dirasakan, seperti dilansir dari laman resmi BMKG.
# | Waktu Gempa | Lintang - Bujur | Magnitudo | Kedalaman | Dirasakan (Skala MMI) |
---|---|---|---|---|---|
1 | 12/08/2021 00:46:17 WIB | 6.41 LU 126.74 BT | 7.1 | 51 Km | Pusat gempa berada di laut 267 km TimurLaut Melonguane IV Talaud II - III Sangihe II - III Bitung |
2 | 11/08/2021 22:56:28 WIB | 5.54 LS 104.58 BT | 3.4 | 2 Km | Pusat gempa berada di laut 13 Barat Daya Tanggamus II Ulu Belu II Kota Agung |
3 | 11/08/2021 21:26:40 WIB | 8.36 LS 120.32 BT | 3.2 | 35 Km | Pusat gempa berada di darat 32 km BaratLaut Ruteng, Manggarai II - III Ruteng |
4 | 11/08/2021 20:06:02 WIB | 5.54 LS 104.55 BT | 3.4 | 4 Km | Pusat gempa berada di laut 16 km BaratDaya Tanggamus I-II Kota Agung |
5 | 11/08/2021 12:19:06 WIB | 1.43 LU 99.48 BT | 5.3 | 10 Km | Pusat gempa berada di darat 20 km Barat Daya Padang Lawas Utara V Aek Godang V Batang Toru V Padang Sidempuan |
6 | 10/08/2021 22:04:22 WIB | 2.49 LS 121.45 BT | 3.9 | 10 Km | Pusat gempa berada di darat 32 km Timurlaut Luwut Timur III-IV Sorowako |
7 | 10/08/2021 15:42:41 WIB | 3.64 LS 123.34 BT | 4.7 | 10 Km | Pusat gempa berada di laut 51 km timur laut Konawe Kepulauan I-II Kendari II Wawonii |
8 | 09/08/2021 21:35:57 WIB | 8.56 LS 108.89 BT | 4.8 | 15 Km | Pusat gempa berada di laut 90 km selatan cilacap III Cilacap III Pangandaran III Banjar III Ciamis III Banyumas III Karangnuggal II Garut II Kebumen II Purwokerto II Yogyakarta II Pacitan |
9 | 08/08/2021 17:30:23 WIB | 7.77 LS 107.34 BT | 4.1 | 33 Km | Pusat gempa berada di laut 55 km barat daya Garut II Pangandaran II Sodonghilir II Ciamis II Pameungpeuk II Cikajang II Cibalong II Singajaya II Cisompet |
10 | 07/08/2021 20:40:27 WIB | 0.64 LS 133.64 BT | 4.4 | 18 Km | Pusat gempa berada di laut 41 km BaratLaut Pegunungan Narfak II-III Manokwari |
11 | 07/08/2021 20:07:15 WIB | 7.86 LS 107.27 BT | 4.1 | 26 Km | Pusat gempa berada di laut 97 km BaratDaya Kab. Bandung III Tasikmalaya II Cikelet II Sayang Heulang II Pangalengan |
Editor: Iswara N Raditya