Menuju konten utama

Indonesia, Negeri Ribuan Bencana

Kondisi geografis adalah faktor yang berpengaruh besar pada bencana di nusantara.

Indonesia, Negeri Ribuan Bencana
Infografik Periksa Data bencana alam di Indonesia. tirto.id/Rangga

tirto.id - Gunung Agung kembali meletus pada Minggu, 24 Desember, mengeluarkan asap berwarna kelabu dengan ketinggian sekitar 2.500 meter di atas puncak kawah. Letusan juga terjadi sehari sebelumnya, menimbulkan hujan abu beserta pasir tipis di sekitar lereng Gunung Agung.

Menurut Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho, kedua erupsi tersebut tidak berdampak merusak. Aktivitas masyarakat di Bali normal.

"Justru banyak masyarakat di sekitar Bali menikmati erupsi. Tidak ada kepanikan di masyarakat. Saat ini masyarakat sudah teredukasi dengan cukup baik mengenai erupsi dan ancaman dari Gunung Agung," katanya.

Tidak hanya Gunung Agung, cuaca buruk yang melanda sejumlah wilayah di Indonesia sejak awal November juga menjadi perhatian. Beberapa di antaranya disebabkan oleh siklon tropis Cempaka dan Dahlia. Kedua jenis siklon tropis ini muncul secara bergantian pada November lalu. Dampak yang ditimbulkan juga berbagai macam, seperti hujan lebat, banjir dan tanah longsor.

Yogyakarta menjadi satu dari banyak daerah yang terdampak siklon tropis cempaka. Hujan lebat beserta angin kencang yang terjadi mengakibatkan banjir, longsor, hingga pohon tumbang. Kerugian yang ditimbulkan tentu tidak sedikit. Pusdalop BPBD DIY mencatat 579 KK yang terdampak bencana banjir, sebagian besar ada di Kabupaten Gunung Kidul dengan 513 KK, Kabupaten Bantul 34 KK, dan Kota Yogyakarta 32 KK. Selain itu kerugian materi akibat bencana ini ditaksir mencapai Rp 50 miliar.

Baca juga: Badai Siklon Cempaka: 579 KK di Yogyakarta Terdampak Bencana

Bila dilihat per tahunnya, data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menunjukkan pada 2007 terdapat 887 bencana alam di Indonesia. Jumlah ini meningkat menjadi 2.004 kejadian pada 2010 dan 2.313 di 2016. Sedangkan pada 2017, hingga 25 Desember 2017, BNPB mencatat adanya 2.156 bencana yang terjadi di Indonesia.

Infografik Periksa Data Bencana alam di indonesia

Pada 2017, banjir merupakan bencana alam yang paling banyak terjadi. Sepanjang tahun ini tercatat ada 729 kejadian banjir tersebar di Indonesia. Bencana kedua terbanyak yang terjadi adalah puting beliung dengan 645 kejadian. Untuk tanah longsor, sepanjang tahun ini ada 573 kejadian.

Infografik Periksa Data Bencana alam di indonesia

Meskipun banjir menjadi bencana yang mendominasi di tahun ini, ternyata jumlah korban jiwa yang ditimbulkan bencana tanah longsor jauh lebih banyak. Data BNPB mencatat ada 109 korban meninggal dan 150 luka-luka karena tanah longsor. Sementara itu, bencana banjir mengakibatkan 68 korban meninggal dan 91 luka-luka.

Selain itu, jumlah korban yang disebabkan oleh kebakaran hutan dan lahan merupakan yang paling tinggi diantara bencana lainnya, yaitu 367 jiwa. Padahal, jumlah kejadiannya menurun dari 178 kejadian pada 2016 menjadi 96 pada 2017.

Infografik Periksa Data Bencana alam di indonesia

Berdasarkan wilayah kejadiannya, Pulau Jawa tentunya menjadi daerah dengan bencana alam yang paling tinggi. Pada tahun ini, Jawa Tengah mengalami 561 bencana. Disusul oleh Jawa Timur dengan 403 bencana dan Jawa Barat 305 bencana.

Infografik Periksa Data Bencana alam di indonesia

Berdasarkan provinsi, Kalimantan Utara merupakan provinsi dengan kejadian bencana alam paling sedikit. Pada 2017, hanya ada 1 bencana alam yang terjadi di provinsi ini, yaitu banjir. Bencana ini terjadi pada pertengahan Mei dan merendam tujuh desa di Kecamatan Sembakung.

Mengantisipasi Bencana?

Kondisi geografis Indonesia memang memiliki pengaruh besar atas bencana yang terjadi. Iklim tropis dengan dua musim saling berganti, membuat perubahan cuaca, suhu dan angin hingga ke level ekstrem menjadi wajar untuk terjadi. Banjir dan tanah longsor dapat dilihat sebagai dampak gabungan dari soal iklim dengan kondisi topografi negara ini yang cukup beragam.

Melihat fakta tersebut, Indonesia perlu memiliki kesadaran waspada bencana. Bencana tentu dapat terjadi dimana saja, dan tanpa tahu waktu, tapi kemampuan manusia beradaptasi terhadap bencana dapat dibentuk secara sosial dan kultural. Intinya, kesadaran mitigasi bencana harus dibudayakan di Indonesia .

Kita bisa menoleh pada Jepang sebagai contoh. Anak-anak sekolah sedari kecil terbiasa dalam kegiatan latihan gempa bulanan. Bahkan, negara ini memiliki sistem peringatan darurat yang dapat mengganti siaran radio dan TV secara cepat untuk mewartakan ihwal ancaman bencana.

Sementara itu, di Indonesia belum banyak langkah pembangunan sistem darurat bencana. Informasi publik pun belum mudah dijangkau seluruh lapisan masyarakat. Belum lagi pengetahuan masyarakat secara umum terkait kewaspadaan bencana.

Pembangunan ekonomi atau infrastruktur pun belum adaptif terhadap potensi bencana. Pembangunan bandara atau fasilitas umum lain seharusnya jauh dari potensi tsunami. Pengembangan kawasan wisata gunung juga mesti memperhitungkan potensi tanah longsor yang bisa diakibatkannya.

Seperti ditunjukkan dalam tabel-tabel di atas, bencana terjadi di Indonesia setidaknya 2.000 kali dalam setahun. Sistem siaga bencana harus dibangun. Yang bisa dicegah, seharusnya dicegah. Yang dampak buruknya bisa diminimalkan, seharusnya diminimalkan.

Baca juga artikel terkait PERIKSA DATA atau tulisan lainnya dari Desi Purnamasari

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Desi Purnamasari
Penulis: Desi Purnamasari
Editor: Maulida Sri Handayani