Menuju konten utama

Badai Siklon Cempaka: 579 KK di Yogyakarta Terdampak Bencana

Ratusan kepala kelurga terdampak bencana akibat siklon Cempaka kini telah melakukan evakuasi secara mandiri di lokasi yang aman.

Badai Siklon Cempaka: 579 KK di Yogyakarta Terdampak Bencana
Warga menyaksikan jembatan yang putus di Kasihan, Bantul, DI Yogyakarta, Selasa (28/11/2017). ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko

tirto.id - Sebanyak 579 kepala keluarga di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) terdampak bencana tanah longsor, banjir, dan angin kencang akibat cuaca ekstrem yang dipicu fenomena siklon tropis Cempaka.

Ratusan kepala kelurga (KK) terdampak bencana tersebut kini telah melakukan evakuasi secara mandiri di lokasi yang aman.

"Selain dibantu tim gabungan, mereka melakukan evakuasi secara mandiri di rumah-rumah tetangga yang lokasinya lebih aman," kata Pelaksana Tugas (Plt) BPBD DIY Krido Suprayitno pada Selasa (28/11/2017) malam, seperti dilansir Antara.

Dari 579 KK terdampak bencana yang tercatat di Pusdalop BPBD DIY, menurut dia, sebagian besar ada di Kabupaten Gunung Kidul mencapai 513 KK akibat bencana banjir, disusul Kabupaten Bantul 34 KK, dan Kota Yogyakarta 32 KK.

Di Kota Yogyakarta, menurut dia, sebagian besar warga terdampak tinggal di bantaran sungai.

Seperti diberitakan, di bantaran Sungai Winongo Yogyakarta, tepatnya di di Kampung Jlagran, Pringgokusuman, Gedongtengen, Kota Yogyakarta pada Selasa siang telah terjadi bencana longsor yang menimpa rumah warga. Dalam peristiwa itu dua korban meninggal dunia, dan satu korban belum ditemukan.

BPBD DIY, menurut dia, telah menyiapkan berbagai logistik yang diperlukan, di antaranya 144 paket buferstok, 120 paket makanan siap saji, 180 lauk pauk, dan 140 paket untuk pemenuhan gizi.

"Sedangkan 70 paket makanan, 20 paket deklit, dan 20 paket seng sudah kami dorong sudah terdistribusi di kabupaten," kata dia.

Berdasarkan data BPBD DIY, cuaca ekstrem yang dipicu siklon tropis cempaka selama dua hari mengakibatkan 114 titik bencana di lima kabupaten/kota di DIY.

Dari 114 titik bencana itu, yang paling mendominasi adalah bencana angin kencang sebanyak 68 titik yang tersebar di Kabupaten Bantul yang teridentifikasi di 32 titik, Kulon Progo 12 titik, Gunung Kidul 28 titik, dan Kabupaten Sleman 12 titik.

Sedangkan bencana banjir terdapat di 29 titik dengan jumlah dominan di Kabupaten Gunung Kidul yang mencapai 20 titik dan 9 titik lainnya tersebar merata di kabupaten lainnya.

Selanjutnya, untuk bencana tanah longsor, Krido menyebutkan berdasarkan data terakhir terdapat di 44 titik yakni di Bantul 20 titik, Kulon Progo 10 titik, Gunung Kidul 6 titik, Sleman 3 titik, dan Kota Yogyakarta 4 titik.

Akibat luasnya cakupan lokasi bencana tersebut, untuk mekanisme penanganannya, menurut Krido, telah dinaikkan ke level II yang berarti akan melibatkan SKPD di lima kabupaten/kota.

"Mengapa dari level I kita naikkan ke level II, karena ini tidak bisa ditangani BPBD DIY sendiri," kata dia.

Mewaspadai situasi potensi cuaca ekstrem ini, BMKG telah mengimbau pada masyarakat untuk siaga terhadap kemungkinan hujan disertai angin yang dapat menyebabkan pohon dan baliho tumbang. Karenanya, masyarakat juga diingatkan untuk tidak berlindung di bawah pohon jika hujan disertai kilat/petir.

Bagi nelayan dengan kapal berukuran kecil, diminta untuk mewaspadai hujan lebat disertai angin kencang dan kenaikan tinggi gelombang laut. Bila dimungkinkan, nelayan menunda kegiatan penangkapan ikan secara tradisional hingga gelombang tinggi mereda.

Baca juga artikel terkait BADAI CEMPAKA atau tulisan lainnya dari Yuliana Ratnasari

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Yuliana Ratnasari
Penulis: Yuliana Ratnasari
Editor: Yuliana Ratnasari