Menuju konten utama

Indef Sebut Tantangan Investasi Asing dari Logistik hingga Izin

Indonesia hadapai sejumlah tantangan menerima investasi asing, mulai persoalan perizinan, logistik, hingga energi.

Petugas menjelaskan cara berinvestasi kepada calon investor di Jakarta Investment Center (JIC), Jakarta, Kamis (2/8/2018). ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja

tirto.id - Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira Adhinegara menjelaskan, ada sejumlah tantangan yang dihadapi Indonesia terkait investasi asing imbas dari perang dagang AS dan Cina.

"Yang jadi masalah pertama nih perizinan investasi itu terhambat dengan adanya Online Single Submission (OSS). Jadi pabrikan yang mau membuka industri di RI itu selain harus terdaftar di OSS itu ternyata belum singkron dengan beberapa PTSP (pelayanan terpadu satu pintu) di daerah," jelas dia saat dihubungi Tirto, Selasa (18/6/2019).

Kemudian, lanjut dia, ketersediaan bahan baku di Indonesia masih terhambat urusan logistik. Bhima mengatakan, urusan logistik menjadi perkara penting karena beberapa sektor infrastruktur di dalam negeri belum dibangun secara optimal.

"Sebenarnya sumber daya alam kita sebagai bahan baku khususnya untuk komponen elektronik itu berlimpah. Timahnya ada dari Indonesia, kemudian bahan bakunya karetnya, plastiknya. Cuma masalah kita adalah dari infrastruktur dari tempat bahan baku dan industri pengolahan itu yang memang infrastrukturnya belum terbangun dengan maksimal," beber dia.

Ia menyebutkan, permasalahan logistik menjadi permasalahan penting dari proses distribusi terutama yang berorientasi pada ekspor.

"Infrastruktur logistik ya mulai dari bahan baku butuh jalan pelabuhan peti kemas dan sebagainya jadi yang orientasinya ekspor. Jadi kita butuh infrastruktur pelabuhan yang memadai. Kita masih kalah bersaing dengan Vietnam, Malaysia dan Thailand," ujar dia.

Tantangan lain, ujar dia, yang harus diselesaikan Indonesia untuk menarik perhatian investor asing yakni dengan memberikan insentif dari pemberlakuan bea masuk bahan baku impor.

"Kemudian ini juga berkaitan dengan kebijakan bea masuk untuk bahan baku impor. Untuk bahan baku impornya. Misalnya ini LG misalnya, ada bahan baku di dalam negeri dia kan harus impor ya. Nah itu hambatan hambatan untuk bahan baku impor itu yang harus didatangkan. Sehingga manufakturnya relokasi di indonesia juga happy," kata dia.

Selain itu untuk membuat investor nyaman di Indoneisa, kata Bhima, pemerintah perlu memberikan kebijakan investasi yang konsisten.

"Kestabilan politik ya jadi penting juga. ini yang membuat kita kurang dilirik seperti negara-negara seperti Vietnam dan Malaysia. Ya jadi stabilitas politik pasca pilpres menurut saya penting untuk menjaga situasi dan kondisi keamanan tetap kondusif," ujar dia

Kemudian yang terakhir yaitu permasalahan energi yang harus diselesaikan pemerintah Indonesia.

"Ini berkaitan dengan energi ini. Kalau bikin pabrik elektronik maupun tekstil kan. Butuh listrik yang memadai dan listrik yang murah plus juga harga gas untuk industri yang terjangkau. Nah permasalahan kita itu, harga energi kita terutama gas untuk industri itu masih relatif mahal dibandingkan dengan negara tetangga," ujar dia.

Baca juga artikel terkait INVESTASI ASING atau tulisan lainnya dari Selfie Miftahul Jannah

tirto.id - Bisnis
Reporter: Selfie Miftahul Jannah
Penulis: Selfie Miftahul Jannah
Editor: Zakki Amali