tirto.id - PT Bali Bintang Sejahtera Tbk, perusahaan yang menaungi klub sepak bola Bali United, resmi mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia pada pagi hari ini (17/6/2019).
Mengantongi dana dari investor publik sebesar Rp350 miliar, emiten berkode BOLA itu punya sejumlah rencana pengembangan perusahaan sepanjang tahun ini.
Rencananya, Bali Bintang Sejahtera bakal menggunakan sekitar 19,1 persen dari hasil IPO untuk belanja modal (capital expenditure/capex). Lalu sekitar 20,4 persen untuk memperkuat struktur permodalan kepada entitas anak. Sementara sisanya 60,5 persen dana IPO akan digunakan sebagai modal kerja perseroan.
Direktur Keuangan BOLA Yohanes Ade Bunian mengatakan, belanja modal (capital expenditure) perseroannya tahun ini akan digunakan untuk peningkatan fasilitas olahraga hingga investasi teknologi.
Upgrading stadium, misalnya, dianggarkan sebesar Rp4 miliar, sementara upgrading training facilities sebesar Rp2,7 miiar. Selain itu, ada pula sewa stadion sebesar Rp550 juta, pembelian bus Rp2 miliar, upgrade playland/store 2,5 miliar, serta investasi di bidang teknologi Rp2 miliar dan beberapa belanja lainnya.
"Kami juga targetnya pendapatan meningkat dua kali lipat," ujarnya saat ditemui di Gedung BEI, Jakarta Selatan, Senin (17/6/2019).
CEO Bali United Pieter Tanuri menyebutkan, Bali United menargetkan pendapatan klub sepak bolanya bisa tumbuh dua kali lipat dari tahun sebelumnya yang tercatat sebesar Rp115,2 miliar.
Pendapatan PT Bali Bintang Sejahtera Tbk tahun lalu juga tercatat naik 119,43 persen secara tahunan. Sementara bersihnya per 2018 juga meroket 1.183 persen year on year (yoy) menjadi Rp5,52 miliar.
Hingga saat ini, kata Piter, sebanyak 60-70 persen pendapatan perusahaannya masih disumbang dari bisnis sponsorship. Setelahnya, ada bisnis merchandise yang berkontribusi sebanyak 15 dari total pendapatan.
Saat ini, Bali United tercatat memiliki Merchandise Store dengan satu megastore dan 19 toko kecil di Bali, serta Playland, yakni penyedia area bermain anak di stadion.
Bali United juga memiliki Bali United Academy dengan siswa mulai dari usia enam hingga 19 tahun, serta saluran televisi Bali United TV, yakni saluran TV streaming online untuk penggemar klub yang dapat diakses via YouTube dan Oona TV serta Bali Boga Sejahtera yang mengelola Bali United Cafe.
"Saya yakin, prospeknya cerah. Di indonesia itu belum disentuh, baru mulai terasa sejak adanya Asian Games, berapa banyak itu yang dibawa. Bagaimana lapangannya standar Asia. Banyak hal yang sudah dimulai, tinggal kita teruskan saja," ujar Piter.
Penulis: Hendra Friana
Editor: Dhita Koesno