Menuju konten utama

Ida: Pernyataan Bersama L20 & B20 Dorong Reformasi Ketenagakerjaan

Menaker Ida Fauziyah mengatakan pernyataan bersama B20 dan L20 sejalan dengan isu-isu Employment Working Group (EWG) G20 yang dibahas sejak awal Maret lalu.

Ida: Pernyataan Bersama L20 & B20 Dorong Reformasi Ketenagakerjaan
Tangkapan layar - Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Ida Fauziyah dalam konferensi pers virtual di Jakarta pada Senin (19/4/2021). ANTARA/Tangkapan layar Youtube Kementerian Ketenagakerjaan RI/pri.

tirto.id - Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Ida Fauziyah menyambut baik pernyataan bersama atau Joint Statement Labour 20 (L20) dan Business 20 (B20) untuk mendorong reformasi ketenagakerjaan yang lebih baik.

Ida mengatakan pernyataan bersama itu memperlihatkan komitmen bersama antara L20 dan B20 mengejawantahkan semangat diusung Presidensi G20 Indonesia melalui tema "Recover Together, Recover Stronger". Pernyataan bersama tersebut juga sejalan dengan isu-isu Employment Working Group (EWG) G20 yang dibahas sejak awal Maret lalu.

"Saya yakin ini akan memberikan dampak yang baik di tingkat nasional dan global untuk menghadapi tantangan tenaga kerja di tengah situasi yang tidak pasti," kata Ida di G20 Labour and Employment Ministers Networking Dinner with Social Partners di Kabupaten Badung, Bali, Selasa (13/9/2022).

Chair of B20 Indonesia, Shinta Kamdani mengatakan B20 berkomitmen berkontribusi memperbaiki kondisi ketenagakerjaan global melalui konsensus bersama dalam rangka menciptakan pertumbuhan yang inklusif, inovatif dan kolaboratif.

Dia menjelaskan B20 bersama L20 telah mengidentifikasi sejumlah isu yang mengemuka dan perlu diatasi bersama melalui tiga agenda utama, yaitu pekerjaan yang produktif, modern, dan layak.

Agenda lain adalah mendukung perusahaan berkelanjutan untuk menciptakan kondisi upah yang layak serta menciptakan kebijakan perusahaan yang non-diskriminatif. Kemudian, kebijakan mendukung kesetaraan gender dalam perusahaan baik di Indonesia maupun global.

"B20 dan L20 telah berkolaborasi erat untuk mengatasi tantangan global dan geopolitical melalui penyusunan rekomendasi tripartit dalam rangka mendorong reformasi kondisi ketenagakerjaan yang lebih baik, khususnya untuk mengatasi kesenjangan peluang dan kondisi tenaga kerja antara negara maju dan berkembang," kata Shinta.

Baca juga artikel terkait ISU KETENAGAKERJAAN

tirto.id - Sosial budaya
Sumber: Antara
Editor: Gilang Ramadhan