Menuju konten utama

IAGI: Megathrust Belum Terprediksi, Literasi Gempa Harus Tepat

Masyarakat harus mempunyai literasi tepat dalam memahami dan bertindak terhadap gempa mengingat aktivitas megathrust hingga saat ini belum dapat diprediksi.

IAGI: Megathrust Belum Terprediksi, Literasi Gempa Harus Tepat
Peta Megathrust Indonesia. (FOTO/BMKG)

tirto.id - Ketua Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Muhammad Burhannudinnur menyatakan, potensi gempa besar yang dipicu oleh aktivitas megathrust hingga saat ini belum dapat diprediksi oleh para ahli.

Dengan begitu, kata Burhannudinnur, masyarakat harus mempunyai literasi yang tepat dalam memahami dan bertindak terhadap kejadian gempa.

Hal ini ia sampaikan merespons kejadian gempa tektonik M6,0 di wilayah Selatan Jawa, Daerah Istimewa Yogyakarta pada Kamis (8/6/2023), pukul 00.04.55 WIB dini hari. Seperti diketahui, gempa tadi malam terjadi di zona megathrust Selatan Jawa, yang disebut-sebut menyimpan kekuatan gempa besar.

“Besaran gempa dalam megathrust sudah dimodelkan secara ilmiah. Pemodelan ini adalah untuk melihat bagaimana jika ada gempa yang paling besar dan impact-nya terhadap alam dan masyarakat. Yang perlu dipahami adalah bahwa sampai saat ini belum bisa diprediksi kapan akan terjadi,” ujar Burhannudinnur dihubungi reporter Tirto, Kamis (8/6/2023).

Merujuk dari PVMBG Badan Geologi, kata Burhannudinnur, kejadian gempa bumi tadi malam diperkirakan berasosiasi dengan aktivitas sesar aktif pada zona prismatik akresi dengan mekanisme sesar naik (thrust) dan berarah relatif barat laut – tenggara.

“Kajian ini didasarkan pada lokasi pusat gempa bumi, kedalaman, data mekanisme sumber dari BMKG dan GFZ Jerman,” jelasnya.

Ia menuturkan, istilah megathrust terdiri dari kata ‘mega’ dan ‘thrust’. Mega diartikan sangat besar, thrust secara geologi merupakan salah satu satu jenis sesar naik berupa sesar sungkup.

“Penyebutan megathrust sering dipakai ketika gempa berasosiasi dengan zona subduksi lempeng. Megathrust Selatan Jawa secara sederhana adalah subduksi lempeng di Selatan Jawa,” kata Burhannudinnur.

“Sumber gempa yang berasal dari pergeseran naik lempeng di zona subduksi dengan kedalaman sumber gempa dangkal, sudut antar lempeng landai maka sering disebut dengan megathrust,” sambungnya.

Burhannudinnur berujar, negara Indonesia adalah negara yang banyak mengalami gempa. Maka dari itu, edukasi kepada masyarakat secara masif dan sedini mungkin menjadi penting untuk menghindari risiko akibat gempa.

“Pemerintah juga perlu mempersiapkan jalur dan sarana evakuasi sebagai antisipasi jika terjadi gempa,” tambahnya.

Baca juga artikel terkait MEGATHRUST atau tulisan lainnya dari Mochammad Fajar Nur

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Mochammad Fajar Nur
Penulis: Mochammad Fajar Nur
Editor: Restu Diantina Putri