Menuju konten utama
Idul Adha 2022

Hukum Puasa di Hari Tasyrik dan Kapan Hari Raya Idul Adha 2022

Hukum puasa pada hari tasyrik adalah haram karena umat Islam masih dapat berkurban dalam perayaan Idul Adha.

Hukum Puasa di Hari Tasyrik dan Kapan Hari Raya Idul Adha 2022
Ilustrasi Salat. foto/istockphto

tirto.id - Hukum puasa sebelum Idul Adha adalah sunnah, berbeda dengan hukum puasa saat hari tasyrik.

Dalam Islam, terdapat 5 hari yang di dalamnya umat Islam dilarang atau haram berpuasa. 2 hari pertama adalah hari raya Idulfitri (1 Syawal) dan hari raya Iduladha (10 Zulhijah). Selain itu, terdapat 3 hari lain yaitu 11, 12, dan 13 Zulhijah yang dikenal dengan nama hari-hari tasyrik.

Penyembelihan hewan kurban dalam Islam berlangsung selama 4 hari. Dalam Fathul Qarib karya Ibnu Qasim Al-Ghazi, ibadah ini dapat dimulai setelah matahari terbit pada hari raya kurban (10 Zulhijah) ketika umat Islam sudah mengejarkan salat Id. Waktunya berlanjut sampai jelang terbenamnya matahari pada hari terakhir hari-hari tasyrik (13 Zulhijah).

Jika seseorang belum sempat berkurban pada 10 Zulhijah, ia punya kesempatan pada 3 hari lain. Diriwayatkan, Nabi Muhammad saw. bersabda, "Hari-hari Mina adalah hari-hari makan, minum dan berzikir kepada Allah," (H.R. Muslim).

Dalam "Mengapa Tiga Hari Setelah Idul Adha Dilarang Puasa?" oleh Abdul Wadud Kasful Humam, terdapat 2 versi mengenai asal-usul nama hari tasyrik untuk menyebut hari-hari 11, 12, dan 13 Zulhijah.

Berdasarkan Syarh Shahih Muslim oleh Imam Nawawi, versi pertama, disebut hari tasyrik karena pada hari-hari tersebut daging-daging kurban dijemur di bawah teriknya matahari.

Sementara itu, dalam Fath al-Bari oleh Ibnu Hajar al-Asqalani, disebut tasyrik karena pada hari-hari itu umat Islam menyembelih kurban pada syuruq, waktu setelah matahari terbit.

Karena pada hari-hari tasyrik umat Islam masih diperbolehkan untuk berkurban, sedangkan jika seseorang mengerjakan kurban setelah hari-hari itu, tidak diakui sebagai kurban tetapi sedekah, maka umat Islam mesti memanfaatkan tanggal 10, 11, 12, dan 13 Zulhijah sebagai hari untuk menyantap daging hewan yang dikurbankan.

Pada hari-hari tasyrik, umat Islam tidak hanya dapat berkurban. Hari-hari ini dapat diisi dengan banyak-banyak membaca zikir, seperti dalam hadis yang sudah disebutkan di muka. Alasannya, hari-hari ini demikian mulia.

Diriwayatkan, Rasulullah saw. bersabda, "Sesungguhnya hari paling mulia di sisi Allah adalah hari Iduladha dan yaumul qarr (hari Tasyrik)" (H.R. Abu Dawud).

Allah berfirman dalam Surah al-Baqarah ayat 203, "وَٱذْكُرُوا۟ ٱللَّهَ فِىٓ أَيَّامٍ مَّعْدُودَٰتٍ" yang artinya "Dan berzikirlah (dengan menyebut) Allah dalam beberapa hari yang berbilang. Menurut Ibnu Abbas dalam Tafsîr al-Qur’ân al-‘Adhîm, dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan hari yang berbilang adalah hari-hari setelah Iduladha, yaitu hari tasyrik.

Terdapat perbedaan pendapat tentang hari tasyrik. Jumhur ulama berpendapat, hari tasyrik terpisah dengan hari Iduladha (10 Zulhijah). Namun, ada pendapat lain bahwa Iduladha termasuk hari tasyrik, sehingga hari tasyrik berjumlah 4, sejak 10 hingga 13 Zulhijah.

Kapan Terjadinya Hari Tasyrik dan Idul Adha 2022

Hari-hari tasyrik jatuh pada tanggal 11, 12, dan 13 Zulhijjah setiap tahunnya. Pada 2022, hari-hari tasyrik bertepatan pada 12, 13, dan 14 Juli. Lantas, amalan sunah yang dianjurkan dikerjakan pada hari tasyrik bagi umat Islam?

Secara umum, hari-hari tasyrik merupakan 3 hari setelah Hari Raya Idul Adha. Tiga hari tersebut masih tergolong bagian dari rangkaian Hari Raya Idul Adha yang patut dimuliakan dengan suka-cita, makan-minum, serta dilarang berpuasa pada momen tersebut.

Pemerintah secara resmi telah menyepakati dan menetapkan 1 Zulhijah 1443 Hijriah/2022 Masehi jatuh pada Jumat (1/7/2022). Sehingga perayaan Idul Adha 2022 akan jatuh pada Minggu (10/7/2022) setelah diputuskan lewat sidang isbat pada Rabu (29/6/2022) lalu.

Amalan Hari-hari Tasyrik dan Ibadah Sunnah yang Dianjurkan

Pada hari-hari tasyrik yang jatuh pada tanggal 12-14 Juli 2022, umat Islam dilarang berpuasa, serta dianjurkan merayakannya dengan makan-minum dan berkurban.

Untuk menyempurnakan ibadah pada hari-hari tasyrik, berikut ini sejumlah amalan yang dianjurkan dikerjakan pada waktu tersebut.

1. Memperbanyak Zikir

Umat Islam dianjurkan memperbanyak wirid dan zikir kepada Allah SWT di hari-hari tasyrik.

Zikir yang dapat diamalkan adalah membaca istigfar, tasbih, tahmid, tahlil, dan sebagainya.

2. Memperbanyak Doa

Pada hari tasyrik, seorang muslim dianjurkan memperbanyak berdoa untuk kebaikan di dunia dan akhirat.

3. Menyembelih Hewan Kurban

Selain Hari Raya Idul Adha, hari-hari tasyrik juga termasuk waktu untuk menyembelih hewan kurban.

Apabila belum sempat berkurban pada Hari Raya Idul Adha, umat Islam masih bisa menyembelih kurban pada 3 hari tasyrik ini.

4. Makan dan Minum

Umat Islam dilarang berpuasa pada hari-hari taysrik. Pada momen tersebut, dianjurkan untuk makan-minum dan merayakannya dengan suka cita.

Hal itu tergambar dalam sabda Nabi Muhammad SAW: "Hari-hari tasyrik adalah hari makan dan minum," (H.R. Muslim).

5. Bertakbir Usai Salat Lima Waktu

Setelah selesai mendirikan salat lima waktu, umat Islam dianjurkan melantangkan takbir pada hari-hari tasyrik.

Takbir yang dibaca persis sama dengan takbir Hari Raya Idul Adha.

Bacaan takbir pada hari-hari tasyrik dapat dilafalkan sebagai berikut:

1. Versi Pendek Bacaan Takbir Hari Raya Idul Adha dan Hari Tasyrik

اللهُ اكبَرْ، اللهُ اكبَرْ اللهُ اكبَرْ لاالٰهَ اِلاالله وَاللهُ اَكبر، اللهُ اكبَرُو ِللهِ الحَمْد

Bacaan latinnya: "Allahu akbar, Allahu akbar kabira, Laa ilaaha illallaahu wallahu Akbar, Allahu akbar walillaa ilhamd"

Artinya: “Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, tiada Tuhan selain Allah, Allah Maha Besar, Allah Maha Besar dan segala puji bagi Allah.”

2. Versi Panjang Bacaan Takbir Hari Raya Idul Adha dan Hari Tasyrik

اللهُ اكبَرْ كبيْرًا والحَمدُ للهِ كثِيرًا وَسُبحَانَ اللهِ بُكرَةً واَصِيلا، لااله اِلااللهُ ولانعْبدُ الاإيّاه، مُخلِصِينَ لَه الدّ يْن، وَلَو كَرِهَ الكَا فِرُون، وَلَو كرِهَ المُنَافِقوْن، وَلَوكرِهَ المُشْرِكوْن، لاالهَ اِلا اللهَ وَحدَه، صَدَق ُوَعْدَه، وَنَصَرَ عبْدَه، وَأعَزّجُندَهُ وَهَزَمَ الاحْزَابَ وَاحْدَه، لاالٰهَ اِلاالله وَاللهُ اَكبر، اللهُ اكبَرُ و ِللهِ الحَمْ

Bacaan latinnya: "Allahu akbar allahu akbar Allahu akbar Laa ilaaha illallaahu wallahu akbar Allahu akbar wa lillaah ilhamd.

Allahu akbar Allahu akbar Allahu akbar Allahu akbar kabiiraa, walhamdulillaahi katsira, wa subhaanallahi bukrataw-wa ashillaa.

Laa ilaaha illallallahu walaa na'budu illaa iyyaahu mukhlishina lahuddiin walau karihal kaafiruun, walau karihal munafiqun, walau karihal musyrikun.

Laa ilaaha illallaahu wahdah, shadaqa wa'dah, wanashara 'abdah, wa a'azza jundahu, wa hazamal ahzaaba wahdah. Laa ilaha illallaahu wallahu akbar. Allahu Akbar wa lillaahil-hamd"

Artinya: "Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, Allah Maha Besar. Tiada Tuhan selain Allah dan Allah Maha Besar. Allah Maha Besar dan segala puji hanya bagi Allah.

Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, Allah Maha Besar dengan segala kebesaran, segala puji bagi Allah sebanyak-banyaknya.

Dan Maha Suci Allah sepanjang pagi dan sore. Tiada Tuhan selain Allah dan kami tidak menyembah selain kepada-Nya dengan memurnikan agama Islam meskipun orang kafir, munafik, dan musyrik membencinya.

Tiada Tuhan selain Allah dengan ke-Esaan-Nya. Dia menepati janji, menolong hamba dan memuliakan bala tentara-Nya serta melarikan musuh dengan ke-Esaan-Nya. Tiada Tuhan selain Allah, Allah Maha Besar. Allah Maha Besar dan segala puji bagi Allah.”

Baca juga artikel terkait IDUL ADHA atau tulisan lainnya dari Beni Jo

tirto.id - Sosial budaya
Kontributor: Beni Jo
Penulis: Beni Jo
Editor: Fitra Firdaus
Penyelaras: Yulaika Ramadhani