Menuju konten utama

Huawei Desak AS Cabut Pembatasan Ekspor

Huawei menganggap keputusan untuk membatasi ekspor, juga berdampak pada penyuplai dari perusahaan AS dan konsumen global.

Huawei Desak AS Cabut Pembatasan Ekspor
Kantor pusat perusahaan Huawei Technologies di gedung pencakar langit gedung perkantoran modern di kawasan bisnis Vilnius, Lithuania. FOTO/iStockphoto

tirto.id - Huawei belum melihat keuntungan apa pun dari kebijakan Trump yang mengizinkan perusahaan AS menjual komponen ke perusahaan. Huawei pada Jumat (12/7/2019) mendesak AS agar menghapus perusahaan dari daftar hitam.

Melansir Associated Press, Huawei menganggap keputusan untuk membatasi ekspor, juga berdampak pada penyuplai dari perusahaan AS dan konsumen global.

Bulan lalu, Trump berjanji mengizinkan beberapa transaksi penjualan ke Huawei namun mengatakan bahwa ia tetap akan berada di “Entity List” hingga perbincangan tarif dengan Cina rampung.

“Sejauh ini, kami belum melihat adanya perubahan nyata,” kata Liang Hua, juru bicara Huawei dalam sebuah konferensi pers.

“Kami tidak mengatakan bahwa hanya karena keadaan lebih santai sekarang, kami bisa menerima blacklist atas kami. Sebenarnya, kami berharap agar blacklist atas kami diangkat sepenuhnya,” ujarnya.

Meskipun mengalami blacklist dari AS, pendapatan Huawei selama satu semester ini masih cukup baik. Namun, Liang tidak memberikan detail lebih lanjut terhadap laporan finansial yang akan dirilis akhir bulan ini tersebut.

Lagipula, menurut Liang, beberapa perusahaan komponen AS juga merugi karena Huawei adalah pembeli terbesar mereka.

Huawei melaporkan tahun lalu bahwa penjualannya meningkat 19,5% dari 2017 dan memprediksi penjualan tahun 2019 akan meningkat 30% dari tahun 2018. Namun, prediksi itu tidak akan tercapai karena pelarangan ekspor dari AS tersebut.

Ponsel dan perangkat telekomunikasi Huawei juga kehilangan akses untuk sistem operasi Google Android karena larangan ini. Oleh karena itu, Huawei, sebagaimana diwartakan Asia One, mengembangkan sistem operasi sendiri dengan nama HongMeng.

Huawei menyebut proyek HongMeng telah dikembangkan sejak 2012 dan sat ini sedang diujicoba. Huawei menyatakan siap mengganti sistem operasi di perangkatnya dari Android dan Windows ke HongMeng jika diperlukan.

Pengembangan HongMeng sejak 7 tahun lalu disebut sebagai antisipasi untuk skenario terburuk semacam ini. Kabarnya, HongMeng dikembangkan dengan bantuan mantan teknisi NOKIA. HongMeng juga diklaaim lebih cepat dari Android maupun iOS.

Selain sistem operasi, Huawei juga dikabarkan mengembangkan komponen lainnya, seperti chip secara mandiri.

Baca juga artikel terkait PERANG DAGANG AS-CINA atau tulisan lainnya dari Anggit Setiani Dayana

tirto.id - Teknologi
Kontributor: Anggit Setiani Dayana
Penulis: Anggit Setiani Dayana
Editor: Ibnu Azis