Menuju konten utama
Periksa Fakta

Hoaks Video Semburan Lumpur Gas di IKN

Video yang tersebar di media sosial telah dibantah keasliannya oleh Otorita IKN dan Satgas Pelaksanaan Pembangunan Infrastruktur IKN.

Hoaks Video Semburan Lumpur Gas di IKN
Header Periksa Fakta Lumpur IKN. tirto.id/Fuad

tirto.id - Pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) terus berlanjut meski menuai pro kontra. Tidak hanya di kanal-kanal media massa, di media sosial, diskusi mengenai pembangunan IKN juga menjadi bahan perbincangan.

Belakangan, di media sosial, muncul unggahan yang menyebut ditemukannya semburan lumpur di proyek IKN.

Unggahan (arsip) akun @ndayreds di Instagramnya, Senin (1 April 2024), memuat sebuah video dengan keterangan di dalamnya yang bertuliskan, "gawat! Ibu kota baru, IKN akan tenggelam oleh lumpur. Diketemukan semburan lumpur bercampur gas dari lubang tanah. Apakah ini tanda-tanda Allah tidak ridho?"

Foto Periksa Fakta Lumpur IKN

Foto Periksa Fakta Lumpur IKN. foto/Hotine periksa Fakta Tirto

Sampai dengan Rabu (3/4/2024) video tersebut telah disaksikan sebanyak 823 ribu kali. Unggahan itu juga mendapatkan lebih dari 11 ribu tanda suka. Melihat interaksi di kolom komentar, terlihat banyak orang yang cenderung percaya dengan narasi yang disebutkan.

Konten dengan narasi serupa juga ditemukan di Youtube dari unggahan kanal "QNC Opposite Channel ". Setelah tiga hari diunggah, video tersebut telah disaksikan hampir 5 ribu kali.

Lalu, benarkah ada semburan lumpur gas di proyek IKN?

Penelusuran Fakta

Kepada Tirto, Ketua Satgas Pelaksanaan Pembangunan Infrastruktur IKN, Danis H Sumadilaga, menyebut pihaknya telah mengetahui informasi tersebut.

Hasil penelusuran langsung di lapangan, tidak ditemukan adanya semburan lumpur gas di IKN.

"Berdasarkan laporan hasil pengecekan langsung di lapangan, dapat kami tegaskan bahwa di lapangan tidak ditemukan sama sekali adanya lumpur mengandung gas di seluruh wilayah konstruksi IKN," ujarnya dikutip Tirto, Rabu (3/4/2024).

Pihak Otorita IKN juga membantah keaslian informasi dalam video tersebut. Deputi Sarana dan Prasarana OIKN, Silvia Halim menjelaskan kalau sejauh ini kegiatan pembangunan juga masih terus berlanjut.

"Tidak benar informasi di video yang beredar menggambarkan semburan lumpur mengandung gas wilayah Ibu Kota Nusantara. Kegiatan pembangunan tetap berjalan seperti biasa," tegasnya, ketika dihubungi Tirto secara terpisah.

Penelusuran lebih jauh mengarahkan kami ke video berikut, yang diduga menjadi sumber video yang tersebar di media sosial. Hal ini ditandai dengan adanya watermark yang terlihat sama dengan logo dari kanal ini.

Video yang diunggah di kanal ini kebanyakan punya kualitas yang rendah sehingga sulit untuk menelusuri sumber aslinya. Tirto coba menelusuri potongan-potongan gambar dari video untuk kemudian coba ditelusuri menggunakan metode reverse search image (pencarian 1) (pencarian 2) (pencarian 3). Sayangnya tidak didapat hasil yang mengarahkan ke sumber asli.

Namun, melihat video-video lain yang diunggah di kanal "Velby Ry Sitinjau Lauik", ada kecenderungan bahwa kanal ini juga menyebarkan konten yang terbukti hoaks. Misalnya unggahannya terkait tsunami di Riau. Media pemeriksa fakta Tempo telah menelusuri dan membuktikan bahwa narasi video ini adalah hoaks.

Kesimpulan

Hasil pemeriksaan fakta menunjukkan klaim adanya semburan lumpur gas di Ibu Kota Nusantara (IKN) bersifat salah dan menyesatkan (false & misleading).

Satgas Pelaksanaan Pembangunan Infrastruktur IKN dan pihak Otorita IKN telah membantah informasi ini dan menyebut tidak ditemukan semburan lumpur bercampur gas di IKN, berdasarkan pemantauan di lapangan.

Akun yang diduga menjadi sumber informasi ini juga terlihat menyebarkan berita bencana yang tidak benar-benar terjadi, misalnya soal tsunami di Riau.

==

Bila pembaca memiliki saran, ide, tanggapan, maupun bantahan terhadap klaim Periksa Fakta dan Decode, pembaca dapat mengirimkannya ke email factcheck@tirto.id.

Baca juga artikel terkait PERIKSA FAKTA atau tulisan lainnya dari Alfons Yoshio Hartanto

tirto.id - Periksa fakta
Penulis: Alfons Yoshio Hartanto
Editor: Farida Susanty