tirto.id - Hasil hitung-hitungan suara Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) masih terus berlanjut. Per 29 Februari 2024 pagi, sudah sekitar 77,8 persen surat suara yang dihitung.
Hasil dari pemilihan presiden (pilpres), menempatkan pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, unggul dengan perolehan 58 persen suara, sementara Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar tertinggal, dengan perolehan 24,49 persen, dan paling buncit, Ganjar Pranowo-Mahfud MD dengan 16,68 persen suara.
Selisih yang cukup jauh, serta keunggulan yang sudah melewati 50 persen bagi Prabowo-Gibran, dengan suara masuk sudah lebih dari 3/4 total suara, membuat sejumlah pihak beranggapan hasil sudah sulit berubah. Prabowo-Gibran akan menang Pilpres 2024 dalam satu putaran, jika memang hasil tidak berubah.
Di media sosial, hal ini kemudian dikaitkan dengan reaksi dari pihak lawan pasangan nomor urut 02 tersebut. Sebuah unggahan di media sosial menyebut kalau Ketua Umum Partai Nasdem, Surya Paloh, merasa menyesal telah mengusung Anies Baswedan sebagai calon presiden.
"Surya Paloh: Ada yang mengatakan betapa bodohnya Nasdem mengusung Anies Baswedan," begitu narasi yang tertulis dalam video unggahan akun Instagram @indonesiaemas022024 pada 27 Februari 2024. Beserta video tersebut terdapat keterangan penyerta berbunyi, "Nyesell nihh yeee,".
Nasdem memang menjadi partai politik pertama yang mengusung Anies sebagai calon presiden pada Oktober 2022 lalu, menukil dari Kompas.
Sampai dengan Kamis (29 Februari 2024), video tersebut telah disaksikan sebanyak 2,5 juta kali. Unggahan tersebut juga sudah mengumpulkan 16,8 ribu tanda suka di Instagram dan hampir 1.500 komentar.
Menariknya, di kolom komentar, banyak yang menyebut kalau pidato dalam video adalah potongan klip dari kejadian lampau. Meski begitu, tetap ada beberapa komentar yang mengesankan bahwa ada yang percaya dengan dengan narasi dalam unggahan.
Selain di Instagram, unggahan serupa juga ditemukan di TikTok dari akun "berkasjurnalis" (arsip) dan "aendeelan02"(arsip). Dua klip pendek tersebut juga berhasil mengumpulkan ratusan ribu, bahkan jutaan penonton.
Lalu bagaimana faktanya? Apakah benar Surya Paloh menyatakan menyesal mengusung Anies sebagai calon presiden?
Pemeriksaan Fakta
Mula-mula Tirto mengidentifikasi versi penuh pidato Surya Paloh tersebut. Memanfaatkan metode reverse search image, dengan mengambil beberapa tangkapan layar potongan video, didapatkan hasil pencocokan gambar yang sesuai.
Hasil pencarian mengarahkan ke unggahan akun resmi (bercentang biru) Nasdem di X (dulu Twitter) berikut. Video dengan durasi sekitar 30 detik tersebut identik (dengan durasi lebih panjang) dengan video yang tersebar di Instagram. Terlihat dari potongan singkat tersebut, pidato Surya Paloh bernadakan memberi semangat dan bukan penyesalan seperti yang dinarasikan.
Dari keterangan video tersebut tertera juga tanggal unggah, yakni pada 18 Oktober 2022. Bermodal petunjuk tersebut, penelusuran dilakukan ke mesin pencarian dengan kata kunci 'pidato surya paloh 18 oktober 2022'. Salah satu hasil pencarian teratas mengarahkan ke video berikut.
Video unggahan akun Metro TV tersebut berasal dari program "Partai NasDem Memanggil" yang dilaksanakan pada 17 Oktober 2022 lalu. Di acara tersebut, Surya Paloh, sebagai Ketua Umum Nasdem, menyampaikan pidatonya yang terdokumentasi dalam kanal Metro TV tersebut.
Ucapan mengenai kebodohan Nasdem mengusung calon presiden yang kurang populer memang terucap oleh Surya Paloh dalam pidato. Tetapi, konteks informasi tersebut adalah sebagai salah satu tantangan yang harus dihadapi Nasdem dalam menghadapi kontes Pilpres 2024.
Berikut isi potongan bagian pidato tersebut:
"Di dalam perjalanan yang akan kita lalui, dari tahapan yang akan berlanjut sampai dengan hari pemilihan yang akan datang, saya sudah mengingatkan kita semua. Tidak semua perjalanan yang akan kita hadapi itu akan berjalan secara smooth, berjalan di jalan yang licin; ada lubang-lubang besar, ada ngarai-ngarai yang bersiap menghadapi kita, menghadang kita di depan; jalan yang berputar, melengkak-lengkok, naik turun.
Itu adalah sebuah tantangan. Ada bahkan yang mempertanyakan eksistensi kita sebagai partai politik yang dikatakan nasionalis, seakan-akan meragukan nasionalisme Nasdem. Ada juga yang menyatakan betapa bodohnya Nasdem menempatkan calon presiden yang tidak populer, karena dianggap bahwasannya membawa pikiran yang bertentangan dengan komitmen kebangsaan. Beraneka ragam tanggapan ke kami itu, tapi saudara-saudara, itulah Nasdem. Sekali layar terkembang, surut kita berpantang."
Dari isi pidato tersebut, apa yang diungkapkan Surya dalam pidatonya adalah menunjukkan sikap partai Nasdem dalam mengusung calon presiden, yang saat itu dianggap tidak populer.
Tanggal ketika pidato tersebut terjadi, pada 17 Oktober 2022, adalah sekitar 2 minggu sejak deklarasi resmi dukungan Nasdem untuk Anies maju sebagai calon presiden di Pemilu 2024.
Pencarian di media sosial juga menunjukkan kalau sebelum hari pencoblosan 14 Februari 2024, isu ini juga sempat ramai di media sosial dan sempat dibantah oleh media pemeriksa fakta seperti Kompas.
Sampai dengan Kamis (29/2/2024), tidak ditemukan adanya pernyataan resmi dari Surya Paloh soal penyesalannya mengusung Anies sebagai capres, seperti narasi di media sosial.
Kesimpulan
Hasil dari pemeriksaan fakta menunjukkan, narasi penyesalan Surya Paloh mengusung Anies sebagai calon presiden bersifat menyesatkan tanpa keterangan tambahan (missing context).
Potongan video yang tersebar di media sosial tidak memberikan narasi penuh pidato Surya dalam acara "Nasdem Memanggil" pada Oktober 2022 lalu, sehingga mengaburkan isi pesan yang disampaikan.
Dalam kesempatan tersebut, Surya mengatakan ada pihak yang menganggap Nasdem bodoh karena mengusung calon presiden yang kurang populer. Namun, hal tersebut disebut Surya sebagai salah satu tantangan menjelang Pemilu 2024 bagi Nasdem.
==
Bila pembaca memiliki saran, ide, tanggapan, maupun bantahan terhadap klaim Periksa Fakta dan Periksa Data, pembaca dapat mengirimkannya ke email factcheck@tirto.id.
Editor: Farida Susanty