Menuju konten utama
Periksa Fakta

Tidak Benar Video Soeharto Berbicara Soal Ijazah Palsu

Video tersebut kemungkinan besar merupakan hasil manipulasi menggunakan kecerdasan buatan (AI)/deepfake.

Tidak Benar Video Soeharto Berbicara Soal Ijazah Palsu
Header Periksa Fakta Tidak Benar Video Soeharto Berbicara Soal Ijazah Palsu. tirto.id/Fuad

tirto.id - Beredar di media sosial, video yang memperlihatkan sosok Presiden RI ke-2 Soeharto berbicara tentang ijazah palsu. Video ini muncul di tengah hiruk pikuk soal isu ijazah palsu dari Presiden RI ke-7, Joko Widodo.

Dalam video tersebut, dinarasikan Soeharto menyinggung sejumlah hal, di antaranya pemimpin yang tidak jelas pendidikannya, menteri yang mendapatkan gelar profesor tapi tidak sesuai kaidah akademik, utusan khusus presiden yang mendapat gelar profesor dari kampus abal-abal hingga menyinggung sosok YouTuber yang menjadi staf khusus (stafsus) Presiden.

Dulu saya seleksi menteri dengan ketat, saya lihat ijazah mereka asli atau enggak. Yang ijazahnya palsu atau beli sudah pasti saya singkirkan,” ujar Soeharto dalam video tersebut.

Periksa Fakta Video Soeharto

Periksa Fakta Tidak Benar Video Soeharto Berbicara Soal Ijazah Palsu.

Unggahan video tersebut tersebar di sejumlah platform media sosial, seperti Facebook dan Threads. Di Facebook, unggahan tersebut disebarkan oleh “Edy Dejunaidi”(arsip), “Aep Chikal” dan “Doni Salim”(arsip) dalam periode Senin (14/4/2025) dan Selasa (15/4/2025). Narasi yang sama juga diunggah oleh akun Threads bernama “waleee81” pada Selasa (15/4/2025).

Apa yang di ucapkan almarhum pak Harto menjadi kenyataan....dan sekarang indonesia mengalaminya ada pemimpin yg tak punya ijazah,” bunyi takarir salah satu unggahan tersebut pada Selasa (15/4/2025).

Sepanjang Selasa (15/4/2025) hingga Selasa (22/4/2025), atau selama tujuh hari tersebar di Facebook, salah satu unggahan itu telah memperoleh 12,7 ribu tanda suka, 1,3 ribu komentar dan telah dibagikan sebanyak 4,4 ribu kali.

Lantas, bagaimana kebenaran video tersebut?

Penelusuran Fakta

Setelah menonton secara utuh video yang disertakan dari awal hingga akhir, kami menemukan sejumlah kejanggalan dalam video tersebut. Pertama, gerak bibir dan suara yang dihasilkan dalam video tersebut nampak tidak sinkron. Selain itu, audio suara yang dihasilkan video tersebut juga nampak tidak natural.

Kedua, konteks pembicaraan yang diucapkan dalam video tersebut dinilai tidak relevan untuk dibicarakan Soeharto pada masa itu, di antaranya soal ada utusan khusus presiden yang mendapat gelar profesor dari kampus abal-abal hingga YouTuber yang menjadi staf khusus (stafsus) Presiden.

Sebagai informasi, Soeharto menjabat sebagai Presiden Indonesia dari tahun 1967 hingga 1998. Presiden RI ke-2 itu wafat pada tanggal 27 Januari 2008. Sementara itu, YouTube baru resmi diluncurkan pada 15 Desember 2005, menurut Ensiklopedia Britannica, dan “YouTuber”, sebutan untuk seseorang yang membuat dan mengunggah konten video ke platform tersebut, baru populer akhir-akhir ini.

Sejumlah kejanggalan tersebut mengindikasikan bahwa video tersebut merupakan hasil suntingan/manipulasi menggunakan kecerdasan buatan/artificial intelligence (AI).

Tirto mencoba menelusuri video tersebut menggunakan perangkat pemindai AI Hive Moderation. Hasilnya, video tersebut mendapatkan skor 97,2 persen kemungkinan besar mengandung konten yang dihasilkan oleh AI atau deepfake.

Tirto juga melakukan penelusuran dengan menggunakan teknik reverse image search, untuk mengetahui konteks dan asal usul video tersebut.

Hasilnya, kami menemukan bahwa video yang disertakan dalam unggahan tersebut identik dengan video yang diunggah kanal youtube “President Files” dalam unggahan berjudul “Temu Wicara Presiden Soeharto pada Acara Penerimaan Peserta RATINKOPAR” yang diunggah pada 13 November 2019. Kesamaan terlihat pada baju yang dikenakan Soeharto dan latar tempat video tersebut.

Tirto menonton secara utuh video berdurasi 30 menit dan 53 detik tersebut. Dari keterangan yang ada di video tersebut, konteks asli video adalah momen saat Soeharto berbicara dalam acara penerimaan peserta RATINKOPAR yang dilaksanakan di Tapos, 29 Oktober 1994.

Dalam video aslinya, Soeharto nampak berbicara soal sejumlah hal seperti koperasi dan peternakan. Tidak ada satupun pernyataan Soeharto dalam video tersebut, yang membahas soal ijazah palsu, hingga sosok YouTuber yang menjadi stafsus Presiden, seperti yang dinarasikan dalam klaim unggahan.

Selebihnya, melalui penelusuran dengan menggunakan mesin pencarian Google, Tirto juga tidak menemukan keterangan resmi atau bukti yang membenarkan bahwa Soeharto pernah membicarakan sejumlah pernyataan seperti soal ijazah palsu dan sejumlah klaim lainnya seperti yang disertakan dalam unggahan.

Kesimpulan

Hasil penelusuran fakta menunjukan, video yang memperlihatkan sosok Presiden RI ke-2 Soeharto berbicara tentang ijazah palsu bersifat salah dan menyesatkan (false and misleading).

Konteks asli video adalah momen saat Soeharto berbicara dalam acara penerimaan peserta RATINKOPAR yang dilaksanakan di Tapos, 29 Oktober 1994. Tidak ada satupun pernyataan Soeharto dalam video tersebut yang membahas soal ijazah palsu hingga sosok YouTuber yang menjadi stafsus Presiden, seperti yang dinarasikan dalam klaim unggahan.

Hasil penelusuran menggunakan perangkat pemindai AI, menunjukan bahwa video tersebut kemungkinan besar merupakan hasil manipulasi menggunakan kecerdasan buatan (AI)/deepfake.

==

Bila pembaca memiliki saran, ide, tanggapan, maupun bantahan terhadap klaim Periksa Fakta dan Decode, pembaca dapat mengirimkannya ke email factcheck@tirto.id.

Baca juga artikel terkait SOEHARTO atau tulisan lainnya dari Alfitra Akbar

tirto.id - News
Penulis: Alfitra Akbar
Editor: Farida Susanty