tirto.id - Di awal tahun 2025, media sosial mulai ramai dengan berbagai narasi soal lowongan pekerjaan. Sayangnya, beberapa informasi tersebut ada yang bermuatan mis/disinformasi.
Tirto menemukan unggahan dengan narasi pendaftaran petugas sensus pertanian bertebaran di Facebook.
“Penerimaan petugas sensus pertanian desa 2025. Apa aja syaratnya?
- lengkapi data diri dengan benar.
- setelah memastikan semua data sudah benar,klik tombol "Daftar" untuk menyelesaikan proses pendaftaran.
- proses pendaftaran tidak dipungut biaya
- Usia23-50 tahun
- Punya semangat inovasi tinggi
- Min Pendidikan SMA/SMK Se-Derajat
- Pria/Wanita
- Bekerja Di Desa Masing-masing
- Bekerja Sama Dengan Petani
- Mengontrol Pupuk Petani,” begitu tulis narasi dalam unggahan akun “Petani.milenial.id” (arsip).
Unggahan serupa juga kami temukan dari akun "ayu lestari" (arsip), "Info Lowongan Kerja & Pekerjaan Untuk Pria/Wanita" (arsip), "sensus pertanian" (arsip), dan "Amalia Adininggar Widyasanti" (arsip).
Konten milik akun “Petani.milenial.id”, yang telah beredar sejak 30 Desember 2024, menjadi unggahan yang paling banyak mengumpulkan respon dari netizen. Sampai dengan Senin (20/1/2025), unggahan tersebut telah mengumpulkan 3,8 ribu tanda suka, 484 komentar, dan 122 kali dibagikan ulang.
Sementara unggahan lainnya mengumpulkan ratusan tanda suka dan puluhan komentar. Unggahan-unggahan tersebut terlihat punya modus yang sama. Di akhir teks terdapat narasi untuk mengklik tautan pendaftaran.
Akun penyebar informasi juga menggunakan embel-embel nama atau foto profil terkait Badan Pusat Statistik (BPS), ataupun program sensus pertanian.
Di Instagram unggahan serupa juga kami temukan dari unggahan beberapa akun berikut (akun 1, arsip 1;akun 2,arsip 2) dan di TikTok (arsip). Di dua platform tersebut, atensi dan reaksi netizen tidak sebanyak unggahan di Facebook.
Lalu, bagaimana faktanya? Apakah benar ada rekrutmen petugas sensus pertanian 2025 yang tersebar di media sosial?
Pemeriksaan Fakta
Tirto mencoba mengakses tautan yang ada di akhir unggahan. Tiap tautan mengarahkan ke halaman yang berbeda, tetapi semuanya berbentuk formulir yang memintakan data pribadi, setidaknya nama dan nomor telepon aktif.
Halaman-halaman tersebut juga mencantumkan beberapa logo organisasi, seperti BPS, Kawan Baik, bahkan ada yang mencantumkan logo Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo, sekarang menjadi Kementerian Komunikasi dan Digital), yang tidak ada sangkut pautnya dengan sensus petani.
Terdapat kejanggalan juga dari tidak adanya tombol di formulir yang bisa diklik. Penggunaan bahasa di formulir juga cenderung tidak konsisten, mencampurkan Bahasa Indonesia dengan Bahasa Inggris.
Kami kemudian melakukan pemindaian menggunakan perangkat URLScan.io. Hasil pemindaian (1, 2, 3, 4) menunjukkan situs-situs tersebut memiliki alamat asal situs (domain) yang tidak ada sangkut pautnya dengan BPS, badan yang menyelenggarakan sensus.
Modus seperti ini berbahaya karena berpotensi menjadi ladang pencurian data, lewat skema phising.
Tirto juga sempat melakukan pencarian gambar terbalik (reverse image search) untuk salah satu poster yang tersebar di media sosial. Hasil penelusuran menunjukkan mengarahkan ke gambar berikut. Gambar tersebut asalnya adalah poster penjelasan tentang ciri petugas Sensus Pertanian 2023. Sebagai informasi, Sensus Pertanian 2023 dilakukan pada 1 Juni - 31 Juli 2023 lalu. Dalam poster aslinya terdapat penjelasan tentang atribut yang harus dikenakan petugas sensus.
Lebih lanjut, penelusuran kami mengarahkan ke unggahan dari akun resmi (bercentang biru) milik BPS berikut. Unggahan tersebut menyebut soal rekrutmen mitra palsu BPS yang banyak beredar belakangan.
"Akhir-akhir ini banyak beredar informasi rekrutmen mitra statistik untuk kegiatan survei/sensus di tahun 2025, seperti rekrutmen mitra untuk Sensus Pertanian," tulis unggahan akun tersebut.
Terlihat juga unggahan di media sosial yang mendapat cap hoaks, serupa dengan unggahan di media sosial yang kami temukan. "Sahabat Data, selalu waspada terhadap penyebaran informasi palsu dan penipuan yang mengatasnamakan perekrutan petugas/mitra Badan Pusat Statistik (BPS). Informasi resmi rekrutmen mitra statistik yang dilakukan BPS, baik sensus atau survei, akan selalu disampaikan melalui saluran resmi BPS provinsi/kabupaten/kota,” tulis keterangan unggahan tersebut.
Akun Facebook resmi BPS juga menyebut informasi yang beredar di media sosial tersebut sebagai hoaks. Akun Facebook resmi BPS tidak membuka pendafataran untuk Sensus pertanian pada tahun 2025.
Berdasar informasi dalam halaman sensus resmi BPS, dijelaskan kalau Sensus Pertanian dilakukan setiap 10 tahun sekali, sema seperti sensus lainnya. “Sesuai Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 1997 tentang statistik, penyelenggaraan sensus dilakukan setiap 10 tahun sekali, termasuk Sensus Pertanian pada setiap tahun berakhiran angka 3 (tiga),” begitu tulis keterangan dalam situs tersebut.
Hasil pencarian kami juga menunjukkan rekrutmen terakhir untuk petugas sensus pertanian terjadi pada Februari 2023 lalu, tepatnya 21-28 Februari 2023.
Kesimpulan
Hasil pemeriksaan fakta menunjukkan rekrutmen petugas sensus pertanian 2025 yang tersebar di media sosial bersifat salah dan menyesatkan (false & misleading).
Informasi yang tersebar di media sosial mengarahkan ke situs lain yang tidak terkait dengan BPS ataupun instansi pemerintah terkait pertanian lainnya.
Pihak BPS juga telah membantah keaslian informasi soal rekrutmen petugas sensus pertanian ini. Sensus Pertanian terakhir dilakukan pada tahun 2023 dan dilakukan 10 tahun sekali, pada setiap tahun berakhiran angka tiga.
==
Bila pembaca memiliki saran, ide, tanggapan, maupun bantahan terhadap klaim Periksa Fakta dan Decode, pembaca dapat mengirimkannya ke email factcheck@tirto.id.
Editor: Farida Susanty