Menuju konten utama
Periksa Fakta

Hoaks Pondok Pesantren Al-Zaytun Dibakar

Video tak menunjukkan keterangan tentang dibakarnya Pondok Pesantren Al-Zaytun. Tirto juga tidak menemukan pemberitaan yang membenarkan klaim tersebut.

Hoaks Pondok Pesantren Al-Zaytun Dibakar
HEADER PERIKSA FAKTA Hoaks Ponpes Al-Zaytun Dibakar Beserta Panji Gumilang. tirto.id/Fuad

tirto.id - Pondok Pesantren Al-Zaytun yang terletak di Indramayu, Jawa Barat belakangan ini menjadi bahan perbincangan publik lantaran berbagai kontroversinya.

Menukil catatan Tirto, pondok pesantren yang dipimpin oleh Panji Gumilang itu diduga menyebarkan beberapa penyimpangan, mulai dari menarik iuran paksa dengan dalih infak, mengubah syahadat, sampai mencampurkan jemaah laki-laki dan perempuan dalam satu saf salat Idulfitri.

Polemik dugaan penyimpangan itu kemudian memicu aksi demonstrasi. Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil pun turun tangan dengan membentuk tim investigasi untuk menelisik pro dan kontra kegiatan belajar mengajar di pondok pesantren tersebut.

Di tengah masih berlangsungnya investigasi, akun Facebook "Djokosabariono Sabariono" menyebarkan klaim bahwa pondok pesantren itu dibakar beserta Panji Gumilang.

"Breaking News!! Ponpes Al Zaytun Indramayu Dibakar Beserta Panji Gumilang," tulis keterangan yang menyertai unggahan.

HEADER PERIKSA FAKTA Hoaks Ponpes Al-Zaytun

PERIKSA FAKTA Hoaks Ponpes Al-Zaytun Dibakar Beserta Panji Gumilang

Unggahan itu mengarahkan pada siaran YouTube dari kanal JNEWS NET berjudul "HTI Dibubarkan, Kok Al Zaytun yang Jelas Punya Pemerintahan Sendiri Dibiarkan?".

Narasi video tersebut berisi tentang Ketua Forum Ulama Ummat Indonesia (FUUI) KH Athian Ali yang mempertanyakan lambannya sikap pemerintah menyelesaikan persoalan Al-Zaytun.

Sejak diunggah pada Selasa (20/6/2023) hingga Senin (26/6/2023), video ini di platform YouTube telah diputar sebanyak 3.932 kali dan disukai 135 orang.

Lantas, bagaimana faktanya?

Penelusuran Fakta

Tim Riset Tirto menyimak video sampai tuntas dan tak menemukan rekaman atau keterangan yang menyebut Pondok Pesantren Al-Zaytun dibakar beserta Panji Gumilang.

Saat memasukkan kata kunci “Al-Zaytun dibakar” ke mesin pencari Google, Tirto juga tak menemukan pemberitaan yang membuktikan klaim.

Kami kemudian menelusuri narasi dalam video dengan kata kunci "FUUI mempertanyakan sikap pemerintah yang lamban dalam menyelesaikan berbagai persoalan terkait Ma’had Al-Zaytun"sebagaimana narasi yang dibacakan narator—ke mesin pencarian Google.

Hasilnya, kami menemukan potongan kalimat itu berasal dari berita ReJabar Republika berjudul "Kontroversi Al Zaytun, FUUI: Bubarkan Saja".

Mengutip berita yang tayang pada Sabtu (17/6/2023) itu, Ketua Forum Ulama Ummat Indonesia (FUUI) KH Athian Ali melihat adanya sikap saling "lempar dan tunggu' antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan aparat dalam menyelesaikan persoalan Al-Zaytun.

KH Athian Ali berpendapat, hal tersebut bisa menimbulkan banyak pertanyaan dan kecurigaan di tengah masyarakat. Secara keseluruhan, berita itu tak memuat keterangan apa pun seputar pembakaran Pondok Pesantren Al-Zaytun.

Terkait perkembangan terbaru kasus ini, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD menyebut telah terjadi unsur pidana dugaan penyimpangan ajaran agama terjadi di Pondok Pesantren Al-Zaytun. Ia memastikan tindak pidana itu nantinya akan dilimpahkan ke kepolisian.

"Pasal-pasal apa yang nanti akan menjadi dasar untuk melanjutkan proses pidana nanti akan diumumkan pada waktunya," kata Mahfud MD, Minggu (25/6/2023), dikutip dari Tirto.

Kesimpulan

Berdasar penelusuran fakta yang telah dilakukan, video sama sekali tak menunjukkan keterangan tentang dibakarnya Pondok Pesantren Al-Zaytun.

Video hanya membacakan artikel dari ReJabar Republika yang tidak memuat klaim yang disebutkan. Tirto juga tak menemukan pemberitaan yang menyatakan Ponpes Al-Zaytun dibakar.

Dengan begitu, narasi yang tersebar di Facebook tentang Pondok Pesantren Al-Zaytun dibakar itu bersifat salah dan menyesatkan (false and misleading).

==

Bila pembaca memiliki saran, ide, tanggapan, maupun bantahan terhadap klaim Periksa Fakta dan Periksa Data, pembaca dapat mengirimkannya ke email factcheck@tirto.id.

Baca juga artikel terkait PERIKSA FAKTA atau tulisan lainnya dari Fina Nailur Rohmah

tirto.id - Sosial budaya
Penulis: Fina Nailur Rohmah
Editor: Shanies Tri Pinasthi