tirto.id - Sejumlah calon penumpang mengeluhkan sulitnya akses menuju Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) atau Kertajati di Majalengka. Pemerintah melalui Kemenhub sampai saat ini belum membahas solusi lain untuk mempermudah akses masyarakat menuju bandara yang menggantikan peran Husein Sastranegara itu.
“Kalau menurut saya itu lewat Sumedang jalannya saya tahu. Tapi semua saya coba sortir. Bandung lewat Sumedang, Majalengka kami akan coba lihat. Selama ini belum dibahas. Baru disiapkan angkutan umum saja,” ujar Direktur Jenderal Perhubungan Darat, Budi Setiyadi kepada wartawan usai konferensi pers di Gedung Karsa, Kemenhub pada Jumat (5/7/2019).
Saat ini solusi yang paling dekat untuk disediakan pemerintah adalah merampungkan pembangunan jalan Tol Cisumdawu yang menghubungkan Bandung dengan Kertajati, tetapi penyelesaiannya baru akan terjadi pada 2020.
Bila jalan tol itu sudah dapat digunakan masyarakat, maka waktu tempuh yang semula berkisar 2-3 jam dapat dipangkas cukup signifikan.
Namun, saat ini masyarakat mau tidak mau harus menggunakan sarana yang tersedia meskipun terbatas. Baik itu kendaraan pribadi maupun angkutan Damri yang dikerahkan pemerintah melayani transportasi masyarakat.
“Bus-bus dari beberapa koridor untuk masyarakat beralih dari Bandung ke Kertajati. Memang cukup jauh,” ucap Budi.
Sebelumnya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) terus mengebut merampungkan tol Cileunyi-Sumedang-Dawuan (Cisumdawu) untuk memudahkan akses menuju Bandara Internasional Kertajati, Majalengka, Jawa Barat. PUPR merencanakan proyek konektivitas itu rampung pada akhir 2020, lebih cepat setahun dari rencana awal.
"Berdasarkan kontrak, Jalan Tol Cisumdawu ditargetkan selesai tahun 2021, tetapi dengan percepatan operasional BIJB Kertajati maka jalan tol ini sangat ditunggu kehadirannya,” ucap Basuki pada Selasa (2/7/2019) lalu.
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Maya Saputri