Menuju konten utama

Himpunan Kesaksian Eliezer: Bohongi Kapolri & Mimpi Ketemu Yosua

Berbagai kesaksian diungkapkan Richard Eliezer di depan majelis hakim, mulai dari mimpi bertemu Yosua hingga membohongi Kapolri.

Terdakwa kasus pembunuhan berencana terhadap Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J, Richard Eliezer bersiap menjalani sidang lanjuutan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Jakarta, Senin (21/11/2022). Sidang lanjutan kasus pembunuhan berencana terhadap Brigadir J tersebut kembali digelar dengan agenda pemeriksaan 11 saksi yang dihadirkan oleh jaksa penuntut umum, diantaranya anggota Polri dan pegawai swasta. ANTARA FOTO/Fauzan/aww.

tirto.id - Richard Eliezer menjadi saksi untuk terdakwa Ricky Rizal dan Kuat Ma'ruf dalam sidang kasus pembunuhan berencana Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat, Rabu (30/11/2022) kemarin. Berbagai kesaksian ia ungkapkan di depan majelis hakim yang diketuai Wahyu Imam Santoso.

Mimpi Buruk Ketemu Yosua

Eliezer alias Bharada E mengaku sempat mendapatkan mimpi buruk saat masih mengikuti skenario Ferdy Sambo terkait pembunuhan berencana terhadap Brigadir Yosua.

"Selama kurang lebih tiga minggu mimpi buruk terus. Saya merasa bersalah," ujar Eliezer.

"Apa mimpimu? Bertemu almarhum (Yosua)?," tanya hakim.

"Betul Yang Mulia," jawab Bharada E.

Eliezer kemudian mengungkapkan bahwa dirinya merasa bersalah telah mengikuti skenario Sambo. Namun di sisi lain, ia mengaku tak mampu menolak karena takut dengan atasannya, Ferdy Sambo.

"Saya takut. Ini jenderal bintang dua, menjabat sebagai Kadiv Propam dan posisi saya, pangkat Bharada, pangkat terendah. Dari kepangkatan itu saja kita bisa lihat bagaikan langit dan bumi," ujar Eliezer.

Merasa Beruntung Diamankan Polisi

Eliezer merasa dirinya beruntung saat telah diamankan oleh polisi sehingga tidak perlu lagi merasa tertekan akibat bertemy Ferdy Sambo.

"Saya merasa tertekan. Beruntungnya saya, ketika saya dibawa tidak ada komunikasi saya dengan Ferdy Sambo," katanya.

Ferdy Sambo & Putri Candrawathi Pisah Rumah

Dalam kesaksiannya, Eliezer mengatakan kebiasaan Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi yang kerap tidak tinggal satu rumah.

Eliezer menyebut Ferdy Sambo lebih sering tinggal di rumah pribadi yang ada di Jalan Bangka, Jakarta Selatan. Sementara, istrinya, Putri Candrawathi lebih sering tinggal di rumah pribadi yang ada di Jalan Saguling, Jakarta Selatan. Kata Eliezer, biasanya Sambo pulang ke rumah Saguling hanya di hari Minggu saja.

"Mengenai kebiasaan FS pisah rumah dengan saudara PC saudara ketahui sendiri atau berdasarkan cerita orang lain?" tanya Hakim kepada Eliezer dalam persidangan di PN Jakarta Selatan, Rabu (30/11/2022).

"Tahu sendiri karena saya juga melihat," kata Eliezer.

"Ajudan lain juga cerita yang sama?" tanya Hakim.

"Iya, tahu semua," kata Eliezer.

Yosua Selalu Dampingi Putri Candrawathi & Cuma Berdua

Eliezer mengatakan Yosua selalu mendampingi setiap kegiatan terdakwa Putri Candrawathi.

"Selalu didampingi [Brigadir J] karena korban merangkap driver sekaligus ajudan," kata Eliezer.

Ketika hakim bertanya apakah Putri Candrawathi dan Yosua hanya pergi berdua saja tanpa ada orang lain, Eliezer mengatakan tak ada orang lain yang mendampingi meskipun ada dirinya dan Matius Marey yang juga merupakan ajudan Ferdy Sambo.

"Tidak ada [yang mendampingi], Yang Mulia," kata Eliezer.

"Walaupun ada Saudara dan Saudara Matius? Tidak ada?" tanya Hakim Wahyu Iman Santoso ketika mengonfirmasi Eliezer.

"Tidak ada, Yang Mulia," ucap Eliezer.

Ferdy Sambo ke Bharada E: Yosua Harus Dikasih Mati

Mulanya, Sambo memanggil Eliezer untuk menemuinya di lantai tiga rumah Saguling. Ia kemudian ditanyai oleh Sambo terkait hal apa saja yang terjadi selama di Magelang.

"Pak FS bilang 'ada kejadian apa di Magelang?', (Eliezer menjawab)'siap, saya tidak tahu, Bapak'. Dia (Sambo) diam, nangis," kata Bharada E ketika menjadi saksi untuk terdakwa Ricky Rizal dan Kuat Ma'ruf di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Rabu, 30 November 2022.

Setelah itu, Sambo kemudian menceritakan kepada Eliezer terkait adanya dugaan pelecehan seksual yang dilakukan oleh Brigadir Yosua kepada istrinya, Putri Candrawathi.

"Yosua sudah melecehkan Ibu di Magelang. Dia bilang 'kurang ajar, anak ini sudah merendahkan harkat martabat saya'," ucap Eliezer menirukan perkataan Sambo.

Eliezer menyebut Sambo sempat menangis lalu mengucapkan ancaman pembunuhan terhadap Yosua. "Habis dia bicara, ada sisi dia nangis. (Lalu kembali berbicara) 'Memang harus dikasih mati anak itu'," ungkapnya.

Padahal, sebelumnya, menurut Eliezer, Sambo dan Yosua memiliki hubungan yang baik, bahkan tak pernah terlihat ada permasalahan antara keduanya.

Awal Mula Skenario Ferdy Sambo

Eliezer mengungkapkan Ferdy Sambo sempat memegangkan pistol ke mayat Brigadir Yosua usai dia terbunuh. Skenario itu disusun Sambo demi memperkuat insiden tembak-menembak.

Akui Pernah Bohongi Kapolri

Dalam kesaksiannya, Bharada E mengakui bahwa dirinya pernah berbohong kepada Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo terkait skenario pembunuhan Yosua. Hal tersebut ia lakukan atas perintah Ferdy Sambo.

"Pertama kali dipanggil Kapolri itu ada pak FS (Ferdy Sambo) di depan, ia memeluk saya 'kau jelaskan saja sesuai skenario itu.' Pada saat itu saya sempat bohongi pak Kapolri juga," kata Eliezer di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Rabu, 30 November 2022.

"Terus pertemuan pertama masih menyampaikan sesuai skenario Ferdy Sambo, pertemuan kedua masih tetap?" tanya hakim. "Tidak bapak, sudah terbuka," jawab Bharada E.

Baca juga artikel terkait SIDANG PEMBUNUHAN YOSUA atau tulisan lainnya dari Fatimatuz Zahra

tirto.id - Hukum
Reporter: Fatimatuz Zahra
Penulis: Fatimatuz Zahra
Editor: Bayu Septianto
-->