tirto.id - Pasangan calon gubernur (cagub) dan calon wakil gubernur (cawagub) Jawa Tengah (Jateng) 2024 tampil di debat publik, Minggu (10/11/2024). Debat tersebut menghadirkan cagub-cawagub Andika Perkasa-Hendrar Prihadi dan Ahmad Luthfi-Taj Yasin
Debat Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jateng 2024 diselenggarakan oleh Komisi Pemilihan umum (KPU) di MAC Ballroom Semarang. Hasil debat Pilgub Jateng 2024 menampilkan gagasan masing-masing calon tentang beberapa isu, salah satunya ekonomi hijau.
Debat publik kedua di Pilkada Jateng 2024 mengambil tema "Pembangunan Berkelanjutan: Membangun Infrastruktur dan Ketahanan Pangan Jawa Tengah dalam Menghadapi perubahan Iklim dan Meningkatkan Kualitas Hidup Masyarakat."
Materi debat disusun oleh tujuh panelis yang berasal dari beberapa perguruan tinggi di Jawa Tengah. Mereka pula yang membuat materi pertanyaan untuk dijawab oleh kedua paslon sesuai visi dan misinya.
Hasil Debat Kedua Pilgub Jateng 2024
Paslon Andika Perkasa - Hendrar Prihadi dan Ahmad Luthfi - Taj Yasin banyak memaparkan berbagai argumentasi mengenai berbagai hal terkait tema di debat publik kedua.
Gagasan yang dibawa disertai dengan usulan solusi atas persoalan yang ada. Tidak jarang, kedua paslon juga berbantah mengenai gagasan yang dikemukakan.
Berikut ini ringkasan hasil debat kedua Pilgub Jateng 2024:
1. Gagasan Cagub-Cawagub Soal Ekonomi Hijau
Masing-masing pasangan calon mengemukakan pendapat berbeda soal strategi ekonomi hijau terkait galian C tidak berizin. Cagub Yasin menyampaikan bahwa indkes daya saing Jateng paling tinggi di Pulau Jawa, yaitu 3,89.
Hal itu membuat ia dan pasangannya menjanjikan insentif untuk investor yang mau menerapkan ekonomi hijau. Ia berharap investor membuat industri ramah lingkungan seperti penggunaan sumber energi terbarukan.
Mereka berharap program ini bisa memberikan kontribusi pada pertumbuhan ekonomi di Jateng. Luthfi - Yasin juga menyebutkan program andalan mereka terkait ekonomi hijau. Salah satunya membuat eco-pesantren yang mengolah sampah menjadi energi terbarukan.
Di sisi lain, Hendrar Prihadi (Hendi) menanggapi soal ekonomi hijau dengan melakukan penataan lahan dan penegakan Perda tentang tata ruang. Misalnya, 70-80 persen galian C di Jateng diketahui belum memiliki izin. Penegakan Perda tersebut adalah bagian dari perkembangan ekonomi hijau agar berjalan baik.
2. Gagasan Cagub-Cawagub Soal Kesenjangan Ekonomi
Beralih ke masalah kesenjangan ekonomi di Jateng, cagub 01, Andika, menyoroti masalah tersebut salah satunya akibat koneksi internet di pedesaan yang terbatas. Tidak meratanya akses internet membuat desa tertinggal untuk sisi ekonomi digital dan kreatif, sehingga perlu pengadaan koneksi internet di semua wilayah Jateng.
Lain lagi cagub 02, Luthfi, menyebut bahwa akar masalah kesenjangan ekonomi tidak hanya pada infrastruktur internet. Pasalnya, pengembangan ekonomi kreatif sampai saat ini belum digarap sampai tingkat desa secara maksimal.
Ia memandang potensi ekonomi kreatif di Jateng ditunjang dari kuliner, fesyen, dan griya (kerajinan). Luthfi menyampaikan solusi mengenai Kartu Zinenial yang diperuntukkan bagi kaum muda, terutama bagi Gen Z.
Kartu ini dipakai untuk mengambil fasilitas pelatihan, akses pada aktivitas kreatif, pembinaan, dan sebagainya.
3. Gagasan Cagub-Cawagub Soal Kesejahteraan Petani
Masalah yang diangkat dalam debat kedua Pilkada Jateng 2024 lainnya terkait dorongan untuk petani muda di Jawa Tengah. Luthfi, lagi-lagi masih mengandalkan Kartu Zilenial sebagai andalan jawabannya.
Kartu tersebut dapat digunakan kaum muda untuk memperoleh akses internet gratis yang menunjang potensi petani milenial. Selain itu, Luthfi menginginkan agar petani milenial di setiap desa dapat menciptakan satu produk unggulan. Produk inilah yang nantinya membuat nama desa terangkat.
Di lain sisi cagub 01, Andika, mengemukakan 53 persen petani di Jateng telah berusia 45 tahun ke atas. Ia tetap optimis jika masih ada di antara generasi muda yang kreatif dalam pertanian.
Solusi yang ditawarkannya berupa insentif seperti pengurangan pajak, retribusi, kemudahan perizinan usaha yang dilakukan generasi muda dalam bidang pertanian.
4. Gagasan Cagub-Cawagub Soal Land Subsidence
Land subsidence atau penurunan permukaan tanah turut menjadi bahasan penting di debat publik kedua Pilgub Jateng 2024. Andika mengatakan hal tersebut sebagai dampak dari pemakaian air tanah berlebihan.
Ia menawarkan solusi pengenaan pajak tinggi pada penggunaan air tanah sehingga masyarakat kembali memakai air permukaan. Di samping itu, rencana tersebut menjadi bagian dari sistem kebijakan.
Hal ini dilakukan dengan menyeimbangkan aspek ketahanan pangan yang bergantung terhadap daya tampung lingkungan dan pembangunan infrastruktur dengan potensi mengganggu keseimbangan alam. Strategi pajak penggunaan air tanah dan ketahanan pangan ini menurut Andika dapat memitigasi risiko kerusakan lingkungan.
Ada pun Luthfi, sepakat dengan usulan Andika soal penggunaan air tanah berlebihan bisa memperparah penurunan muka tanah. Luthfi mengemukakan perlunya penegakan Perda penggunaan air tanah agar pemanfaatannya tidak semena-menang.
Ia juga mengusulkan teknologi desalinasi yang mengubah air lau menjadi air tawar seperti yang telah dikembangngkan Universitas Diponegoro di daerah Demak.
5. Gagasan Cagub-Cawagub Soal Mengatasi Kemiskinan
Berkaitan dengan cara mengatasi kemiskinan di Jateng, pasangan Andika - Hendi dan Luthfi - Yasin memiliki pandangan tersendiri. Andika menilai bahwa kemiskinan bisa diatasi dengan membuat infrastruktur yang menghubungkan dan membuka akses masyarakat seperti jalan.
Menurutnya jalan di Jateng harus diperbaiki dan setidaknya memiliki lebar 7 meter agar menunjang distribusi barang hasil produksi.
Hendi menambahkan bahwa kemiskinan juga diberantas dengan mempermudah perizinan usaha. Ia juga mengatakan penting untuk mencegah pungutan liar agar invastor dapat masuk ke Jateng serta membuka lapangan kerja.
Sebaliknya, Luthfi melihat akar kemiskinan di Jateng terdiri dari pendapatan UMR Jateng yang kecil, PHK besar-besaran, dan rendahnya serapan hasil pertanian dan hasil perikanan nelayan.
Ia menawarkan solusi subsidi pangan murah terutama di daerah yang kemiskinannya ekstrem. Luthfi juga menyampaikan solusi sekolah dan kesehatan gratis.
Penulis: Ilham Choirul Anwar
Editor: Yonada Nancy & Dipna Videlia Putsanra