Menuju konten utama

Hari Pendidikan Nasional: Mendikbud Singgung Revolusi Industri 4.0

"Cara lama tak mungkin lagi diterapkan untuk menanggapi tantangan eksternal. Cara-cara yang baru perlu diciptakan dan dimanfaatkan," tegas Mendikbud.

Hari Pendidikan Nasional: Mendikbud Singgung Revolusi Industri 4.0
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy menjawab pertanyaan anggota Komisi X DPR dalam rapat kerja di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (13/6). ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari.

tirto.id - Memperingati Hari Pendidikan Nasional yang jatuh pada hari ini, 2 Mei 2018, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy menekankan perlunya mempersiapkan sumber daya manusia (SDM) untuk menghadapi tantangan eksternal yakni hadirnya Revolusi Industri 4.0.

"Tantangan eksternal muncul dari perubahan dunia yang sangat cepat dan kompetitif. Hadirnya Revolusi Industri 4.0 yang bertumpu pada cyber-physical system telah mengubah peri kehidupan kita," seperti dikatakan Mendikbud dalam pidato tertulis dalam laman Kemdikbud, Selasa (2/5/2018).

"Artificial intelligence, internet of things, 3D printing, robot, dan mesin-mesin cerdas secara besar-besaran menggantikan tenaga kerja manusia," tambahnya.

Menurut Mendikbud, kecepatan dan ketepatan menjadi kunci dalam menghadapi gelombang perubahan tersebut, juga kemampuan kita dalam beradaptasi dan bertindak gesit. Oleh karena itu, mau tidak mau dunia pendidikan dan kebudayaan pun harus terus-menerus menyesuaikan dengan dinamika tersebut.

"Cara lama tak mungkin lagi diterapkan untuk menanggapi tantangan eksternal. Cara-cara yang baru perlu diciptakan dan dimanfaatkan," tegasnya.

Dalam penguatan SDM tersebut, dikatakan Muhadjir, selain menghadapi tantangan eksternal, ada pula tantangan internal yang harus dicari solusi. "Tantangan internal tampak pada gejala tergerusnya ketajaman akal budi dan kekukuhan mentalitas kita. Misalnya, belakangan ini kita melihat melemahnya mentalitas anak-anak kita akibat terpapar dan terdampak oleh maraknya simpul informasi dari media sosial," ujarnya.

Untuk menjawab tantangan ini, sejak awal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan telah meneguhkan pentingnya penguatan pendidikan karakter dan literasi, selain ikhtiar mencerdaskan bangsa. "Hal itu sejalan dengan revolusi karakter bangsa sebagai bagian dari pengejawantahan program Nawacita Presiden dan Wakil Presiden."

Upaya itu makin kuat menyusul ditetapkannya Peraturan Presiden Nomor 87 Tahun 2017 tentang Penguatan Pendidikan Karakter (PPK). Isi Perpres ini mendorong gerakan pendidikan di bawah tanggung jawab satuan pendidikan untuk memperkuat karakter peserta didik melalui harmonisasi olah hati, olah rasa, olah pikir, dan olah raga dengan pelibatan dan kerja sama antara satuan pendidikan, keluarga, dan masyarakat sebagai bagian dari Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM).

Selain itu, Mendikbud juga menyinggung jalur pendidikan formal yang telah berhasil mendidik lebih dari 40 juta anak, pendidikan nonformal telah banyak memberikan andil dalam mencerdaskan bangsa.

Menurutnya, pendidikan harus dilakukan secara seimbang oleh tiga jalur, baik jalur formal, nonformal, maupun informal. Ketiganya diposisikan setara dan saling melengkapi. "Masyarakat diberi kebebasan untuk memilih jalur pendidikan. Oleh karena itu, pemerintah memberikan perhatian besar dalam meningkatkan ketiga jalur pendidikan tersebut," pungkasnya.

Baca juga artikel terkait HARI PENDIDIKAN NASIONAL atau tulisan lainnya dari Maya Saputri

tirto.id - Pendidikan
Reporter: Maya Saputri
Penulis: Maya Saputri
Editor: Maya Saputri