Menuju konten utama

Teks Pesan-Pesan Pahlawan Nasional untuk Ucapan Hari Pahlawan

Berikut ini teks pesan-pesan perjuangan para Pahlawan mulai dari Jenderal Sudirman hingga Bung Tomo. pesan pahlawan nasional identik dengan Hari Pahlawan.

Teks Pesan-Pesan Pahlawan Nasional untuk Ucapan Hari Pahlawan
Aparat TNI melihat monumen nama-nama pahlawan yang telah gugur usai menaburkan bunga di Taman Makam Pahlawan Satria Bakti, Jambi, Selasa (4/10/2022).ANTARA FOTO/Wahdi Septiawan/aww.

tirto.id - Teks pesan-pesan pahlawan yang pernah disampaikan oleh Jenderal Sudirman hingga KI Hajar Dewantara mempunyai makna perjuangan yang tinggi, cocok untuk digunakan dalam menyampaikan ucapan selamat Hari Pahlawan Nasional.

Teks pesan-pesan pahlawan 10 November umumnya berisi pesan-pesan perjuangan dan tanggal tersebut merupakan peringatan Hari Pahlawan nasional.

Sejarah peringatan Hari Pahlawan pada 10 November bermula dari pertempuran antara Indonesia melawan Sekutu di Surabaya pada 1945. Inggris, juga Belanda, merupakan bagian dari pasukan Sekutu yang memenangkan Perang Asia Timur Raya (Perang Dunia II) atas Jepang.

Beberapa pekan setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia tanggal 17 Agustus 1945, pasukan Sekutu datang, termasuk Inggris dan Belanda, hingga memasuki wilayah Surabaya.

Arek-arek Surabaya dan pihak Sekutu melakukan perundingan pada 29 Oktober 1945. Namun hal tersebut tidak mampu meredam bentrokan-bentrokan bersenjata di Surabaya antara kedua belah pihak.

Bentrokan kian memanas usai Brigadir Jenderal Mallaby, Pimpinan Tentara Inggris untuk Jawa Timur, tewas pada 30 Oktober 1945. Mallaby lalu diganti Mayor Eric Carden Robert Mansergh.

Mansergh mengeluarkan ultimatum kepada rakyat Surabaya yang menuntut pihak Indonesia menyerahkan persenjataan dan menghentikan perlawanan terhadap Sekutu.

Ia juga mengancam akan menggempur Kota Surabaya dari darat, laut, dan udara apabila perintah tersebut tidak dipatuhi. Namun, rakyat tidak gentar atas ancaman itu sehingga terjadilah pertempuran Surabaya pada 10 November 1945.

Pertempuran tersebut telah puluhan ribu rakyat Surabaya dan para pejuang menjadi korban, sebagian besar adalah warga sipil.

Banyaknya pejuang yang gugur dan rakyat yang menjadi korban ketika itu serta semangat membara tak kenal menyerah yang ditunjukkan rakyat Surabaya membuat kota Surabaya kemudian di kenang sebagai kota pahlawan.

Selanjutnya tanggal 10 November diperingati setiap tahunnya sebagai Hari Pahlawan sebagai bentuk penghargaan atas jasa dan pengorbanan para pahlawan dan pejuang.

Lalu apa saja pesan pahlawan nasional yang bisa dijadikan penyemangat pada pemuda di Hari Pahlawan?

Teks Pesan-Pesan Pahlawan untuk Hari Pahlawan 10 november

Berikut pesan perjuangan dari para pahlawan Indonesia yang dirangkum dalam Pedoman Hari Pahlawan 10 November Kementerian Sosial:

1. Pesan Pahlawan Nasional Nyi Ageng Serang

“Untuk keamanan dan kesentausaan jiwa, kita harus mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa, orang yang mendekatkan diri kepada Tuhan tidak akan terperosok hidupnya, dan tidak akan takut menghadapi cobaan hidup, karena Tuhan akan selalu menuntun dan melimpahkan anugerah yang tidak ternilai harganya."

(Disampaikan pada saat Nyi Ageng Serang mendengarkan keluhan keprihatinan para pengikut/rakyat, akibat perlakuan kaum penjajah)

2. Pesan Pahlawan Nasional Jenderal Sudirman

“Tempat saya yang terbaik adalah di tengah-tengah anak buah. Saya akan meneruskan perjuangan. Met of zonder Pemerintah TNI akan berjuang terus."

(Disampaikan pada jam-jam terakhir sebelum jatuhnya Yogyakarta dan Jenderal Sudirman dalam keadaan sakit, ketika menjawab pernyataan Presiden yang menasihatinya supaya tetap tinggal di kota untuk dirawat sakitnya)

3. Pesan Pahlawan Nasional Prof. DR. R. Soeharso

“Right or Wrong my country, lebih-lebih kalau kita tahu, negara kita dalam keadaan bobrok, maka justru saat itu pula kita wajib memperbaikinya."

(Pernyataannya sebagai seorang nasionalis dan patriot)

4. Pesan Pahlawan Nasional Prof. Moh. Yamin, SH

“Cita-cita persatuan Indonesia itu bukan omong kosong, tetapi benar-benar didukung oleh kekuatan-kekuatan yang timbul pada akar sejarah bangsa kita sendiri."

(Disampaikan pada Kongres Pemuda II di Jakarta tanggal 27-28 Oktober 1928 yang dihadiri oleh berbagai perkumpulan pemuda dan pelajar, di mana ia menjabat sebagai sekretaris)

5. Pesan Pahlawan Nasional Supriyadi

“Kita yang berjuang jangan sekali-kali mengharapkan pangkat, kedudukan ataupun gaji yang tinggi.“

(Disampaikan pada saat Supriyadi memimpin pertemuan rahasia yang dihadiri beberapa anggota Peta untuk melakukan pemberontakan melawan Pemerintah Jepang)

6. Pesan Pahlawan Nasional Teuku Nyak Arif

“Indonesia merdeka harus menjadi tujuan hidup kita bersama “

(Disampaikan pada pidato bulan Maret 1945, dimana Teuku Nyak Arif menjadi Wakil Ketua DPR seluruh Sumatera)

7. Pesan Pahlawan Nasional Abdul Muis

“Jika orang lain bisa, saya juga bisa, mengapa pemuda-pemuda kita tidak bisa, jika memang mau berjuang.“

(Menceritakan pengalamannya di luar negeri kepada para pemuda di Sulawesi, ketika Abdul Muis melakukan kunjungan ke Sulawesi sebagai anggota Volksraad dan sebagai wakil SI)

8. Pesan Pahlawan Nasional Pangeran Sambernyawa/Mangkunegara I

Rumongso melu handarbeni (merasa ikut memiliki)

Wajib melu hangrungkebi (wajib ikut mempertahankan)

Mulat sario hangroso wani (mawas diri dan berani bertanggung jawab)

(Merupakan prinsip Tri Dharma yang dikembangkan oleh Mangkunegoro I)

9. Pesan Pahlawan Dokter Cipto Mangunkusumo

"Hari kemudian dari pada tanah kita dan rakyat kita terletak dalam hari sekarang, hari sekarang itu ialah kamu, hari Generasi Muda!"

10. Pesan Pahlawan Nasional Pattimura

“Pattimura-pattimura tua boleh dihancurkan, tetapi kelak Pattimura-pattimura muda akan bangkit.”

(Disampaikan pada saat akan digantung di Kota Ambon tanggal 16 Desember 1817).

11. Pesan Pahlawan Nasional Silas Papare

“Jangan sanjung aku, tetapi teruskanlah perjuanganku.”

(Disampaikan pada saat memperjuangkan Irian Barat / Papua agar terlepas dari belenggu kolonialisme Belanda dan kembali bergabung dengan NKRI)

12. Pesan Pahlawan Nasional Bung Tomo

“Jangan memperbanyak lawan, tetapi perbanyaklah kawan.”

(Pidato Bung Tomo melalui Radio Pemberontakan)

“Selama banteng-banteng Indonesia masih mempunyai darah merah yang dapat membikin secarik kain putih merah dan putih maka selama itu tidak akan kita mau menyerah kepada siapapun juga.”

(Pidato Bung Tomo di radio pada saat pertempuran menghadapi Inggris di Surabaya bulan November 1945)

13. Pesan Pahlawan Nasional Cut Nyak Dhien

"Kita tidak akan menang bila kita masih terus mengingat semua kekalahan."

14. Pesan Pahlawan Nasional Gubenur Suryo

“Berulang-ulang telah kita katakan, bahwa sikap kita ialah lebih baik hancur daripada dijajah kembali”

(Pidato Gubernur Suryo di radio menjelang pertempuran 10 November 1945 di Surabaya)

15. Pesan Pahlawan Nasional Ki Hajar Dewantara

Ing Ngarso Sung Tulodo (Di depan memberi contoh)

Ing Madyo Mangun Karso (Di tengah memberi semangat)

Tut Wuri Handayani (Di belakang memberi dorongan)

(Semboyan yang diajarkan saat Ki Hajar Dewantara merintis Taman Siswa yang didirikan pada tahun 1922 dan hingga kini masih dipakai dalam dunia pendidikan)

16. Pesan Pahlawan Nasional I Gusti Ngurah Rai

“Kami sanggup dan berjanji bertempur terus hingga cita-cita tercapai”

(Surat I Gusti Ngurah Rai kepada Letnan Kolonel Termeulen, seperti tersalin dalam Bali Berjuang).

17. Pesan Mohammad Hatta

"Pahlawan yang setia itu berkorban, bukan buat dikenal namanya, tetapi semata-mata untuk membela cita-cita."

18. Pesan Bung Karno

"Berikan aku 1000 orang tua, niscaya akan kucabut Semerudari akarnya. Dan berikan aku 10 pemuda, niscaya akan ku guncangkan dunia."

"Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghormati jasa pahlawannya."

(Isi pidato Presiden Republik Indonesia pertama Soekarno pada Hari Pahlawan 10 November 1961)

19. Pesan R.A Kartini

“Jangan pernah menyerah selama kamu masih ingin mencoba. Jangan biarkan penyesalan datang karena kamu selangkah lagi untuk menang!”

20. Pesan BJ Habibie

"Kalau bukan anak bangsa ini yang membangun bangsanya, siapa lagi? Jangan saudara mengharapkan orang lain yang datang membangun bangsa kita."

Isi Pidato Bung Tomo

Berikut adalah isi pidato Bung Tomo ketika mengusir tentara Inggris dalam perang 10 November 1945.

Bismillahirrohmanirrohim..

Merdeka!!!

Saudara-saudara rakyat jelata di seluruh Indonesia terutama saudara-saudara penduduk Kota Surabaya. Kita semuanya telah mengetahui. Bahwa hari ini tentara Inggris telah menyebarkan pamflet-pamflet yang memberikan suatu ancaman kepada kita semua. Kita diwajibkan untuk dalam waktu yang mereka tentukan, menyerahkan senjata-senjata yang telah kita rebut dari tangan tentara Jepang. Mereka telah minta supaya kita datang pada mereka itu dengan mengangkat tangan. Mereka telah minta supaya kita semua datang pada mereka itu dengan membawa bendera putih tanda bahwa kita menyerah kepada mereka.

Saudara-saudara,

Di dalam pertempuran-pertempuran yang lampau, kita sekalian telah menunjukkan bahwa rakyat Indonesia di Surabaya.

Pemuda-pemuda yang berasal dari Maluku, pemuda-pemuda yang berasal dari Sulawesi, pemuda-pemuda yang berasal dari Pulau Bali, pemuda-pemuda yang berasal dari Kalimantan, pemuda-pemuda dari seluruh Sumatera, pemuda Aceh, pemuda Tapanuli, dan seluruh pemuda Indonesia yang ada di Surabaya ini. Di dalam pasukan mereka masing-masing. Dengan pasukan-pasukan rakyat yang dibentuk di kampung-kampung.

Telah menunjukkan satu pertahanan yang tidak bisa dijebol. Telah menunjukkan satu kekuatan sehingga mereka itu terjepit di mana-mana.

Hanya karena taktik...

Hanya karena taktik yang licik daripada mereka itu saudara-saudara. Dengan mendatangkan presiden dan pemimpin-pemimpin lainnya ke Surabaya ini. Maka kita ini tunduk untuk memberhentikan pertempuran. Tetapi pada masa itu mereka telah memperkuat diri. Dan setelah kuat sekarang inilah keadaannya.

Saudara-saudara kita semuanya. Kita bangsa Indonesia yang ada di Surabaya ini akan menerima tantangan tentara Inggris itu, dan kalau pimpinan tentara Inggris yang ada di Surabaya, ingin mendengarkan jawaban rakyat Indonesia, ingin mendengarkan jawaban seluruh pemuda Indonesia yang ada di Surabaya ini, dengarkanlah ini tentara Inggris.

Ini jawaban kita. Ini jawaban rakyat Surabaya. Ini jawaban pemuda Indonesia kepada Kau sekalian.

Hai tentara Inggris!

Kau menghendaki bahwa kita ini akan membawa bendera putih untuk takluk kepadamu. Kau menyuruh kita mengangkat tangan datang kepadamu. Kau menyuruh kita membawa senjata-senjata yang telah kita rampas dari tentara Jepang untuk diserahkan kepadamu. Tuntutan itu, walaupun kita tahu bahwa kau sekali lagi akan mengancam kita untuk menggempur kita dengan kekuatan yang ada, tetapi inilah jawaban kita. Selama banteng-banteng Indonesia masih mempunyai darah merah yang dapat membikin secarik kain putih merah dan putih. Maka selama itu tidak akan kita akan mau menyerah kepada siapa pun juga.

Saudara-saudara rakyat Surabaya, siaplah keadaan genting!

Tetapi saya peringatkan sekali lagi. Jangan mulai menembak. Baru kalau kita ditembak, maka kita akan ganti menyerang mereka. Itulah, kita tunjukkan bahwa kita ini adalah benar-benar orang yang ingin merdeka.

Dan untuk kita...

Dan untuk kita saudara-saudara.

Lebih baik kita hancur lebur daripada tidak merdeka. Semboyan kita tetap: merdeka atau mati!

Dan kita yakin saudara-saudara,

Pada akhirnya pastilah kemenangan akan jatuh ke tangan kita, sebab Allah selalu berada di pihak yang benar. Percayalah saudara-saudara. Tuhan akan melindungi kita sekalian.

Allahu Akbar! Allahu Akbar! Allahu Akbar!

Merdeka!!!

Baca juga artikel terkait HARI PAHLAWAN atau tulisan lainnya dari Yantina Debora

tirto.id - Pendidikan
Penulis: Yantina Debora
Editor: Iswara N Raditya
Penyelaras: Dhita Koesno