Menuju konten utama

Harga Minyak Dunia Naik, Pertamina: Pasokan BBM dan LPG Aman

Di tengah kenaikan harga minyak dunia, Pertamina juga menjamin distribusi BBM dan LPG sampai ke masyarakat Indonesia.

Harga Minyak Dunia Naik, Pertamina: Pasokan BBM dan LPG Aman
Petugas SPBU mengukur takaran bahan bakar minyak (BBM) ke kendaraan mereka di SPBU Pertamina, Kuningan, Jakarta, Jumat (14/1/2022). ANTARA FOTO/Aprillio Akbar.

tirto.id - Kenaikan harga minyak mentah dunia telah menembus 110 dolar AS per barel per hari ini, menyusul konflik Rusia-Ukraina yang semakin memanas. Harga minyak mentah dunia ini termasuk yang tertinggi sejak 2014 di mana rata-rata mencapai 93,17 dolar AS per barel.

Vice President Corporate Communication Pertamina Fajriyah Usman memastikan, di tengah kenaikan harga minyak mentah dunia dan dampak-dampak strategisnya, Perseroan terus berupaya menjaga pasokan BBM dan LPG nasional. Pertamina juga menjamin distribusi BBM dan LPG sampai ke masyarakat Indonesia.

“Kegiatan operasional Pertamina dari hulu, kilang sampai hilir, tetap berjalan dengan baik untuk menjaga ketahanan energi nasional,” ujar Fajriyah dalam pernyataannya, Rabu (2/3/2022).

Menurut Fajriyah, dengan upaya ini, maka Pertamina memastikan ekosistem migas nasional juga dapat berjalan dengan baik agar terus menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi nasional.

“Dengan dukungan stakeholder, Pertamina akan terus meningkatkan kinerja menghadapi tantangan dinamika energi global dan transisi energi dunia agar menjamin ketahanan dan kemandirian energi nasional yang sangat diperlukan untuk pertumbuhan ekonomi pasca pandemi COVID-19,” tandas Fajriyah.

Di sisi lain, Kepala Pusat Kebijakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Wahyu Utomo mengatakan, secara umum kenaikan harga minyak akan berdampak pada APBN, baik pada sisi pendapatan dan belanja.

Apabila pemerintah tidak memberikan kompensasi (subsidi), APBN akan mendapatkan tambahan surplus atau defisitnya mengecil. Sebaliknya, jika pemerintah menambah subsidi, defisit akan melebar atau surplusnya mengecil.

"Kalau kita memberi kompensasi karena misal kayak tahun lalu kita menetapkan premium sebagai Jenis Bahan Bakar Khusus Penugasan (JBKP), maka dampaknya memang defisit melebar," kata dia kepada Tirto, Rabu (2/3/2022).

Namun, berdasarkan proyeksi BKF dampak kenaikan subsidi akibat lonjakan harga minyak masih sangat terkendali. Hal ini dikarenakan pendapatan negara dalam APBN 2022 diperkirakan bakal meningkat, sehingga menutupi defisit yang terjadi.

"Secara umum defisit APBN 2022 tetap terkendali bahkan diperkirakan akan lebih rendah dari yang ditetapkan dalam APBN 2022 yang sebesar 4,85 persen PDB," jelasnya.

Baca juga artikel terkait KENAIKAN HARGA MINYAK DUNIA atau tulisan lainnya dari Dwi Aditya Putra

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Dwi Aditya Putra
Penulis: Dwi Aditya Putra
Editor: Maya Saputri