Menuju konten utama

Harga Beras Naik, Kemendag Ungkap Biang Keroknya

Kemendag mengakui kenaikan harga beras saat ini terjadi karena harga di tingkat penggilingan beras sudah naik. 

Harga Beras Naik, Kemendag Ungkap Biang Keroknya
Calon pembeli mengecek kualitas beras di Pasar Induk Beras Cipinang, Jakarta, Senin (3/10/2022). ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/rwa.

tirto.id - Harga beras di tingkat pedagang saat ini jauh dari harga fleksibilitas atau Harga Pokok Penjualan (HPP) ditetapkan Badan Pangan Nasional (Bapanas) yakni Rp8.800 per kilogram (kg). Berdasarkan data Kementerian Perdagangan, harga rata-rata eceran nasional per 19 Oktober 2022 untuk beras medium mencapai Rp10.900 per kg dan premium Rp12.800 per kg.

Plt Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Syailendra menuturkan, kenaikan harga beras saat ini terjadi karena harga di tingkat penggilingan beras sudah naik. Kenaikan tersebut membuat Perum Bulog sulit untuk melakukan penyerapan beras dari petani.

"Memang ada fleksibiltas naik di tingkat penggilan itu harga beras sudah naik," kata dia kepada wartawan, dikutip Jumat (21/10/2022).

Selain itu, kebanyakan beras dihasilkan produksinya tidak banyak namun kualitasnya tetap bagus. Kondisi itu membuat harga di tingkat pasar menjadi naik.

"Saya dapat info itu Bulog susah menyerap karena harga di pasar Rp9.000 sampai Rp9.200 sementara fleksibilitas sementara itu Rp8.300 menjadi Rp8.800," katanya.

Sementara itu, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengklaim, stok beras nasional hingga saat ini aman, meski terjadi kenaikan harga. Kenaikan harga tersebut pun mendapat perhatian Presiden Joko Widodo (Jokowi).

"Stok beras ketersediaannya cukup dan cukup aman, persoalannya Presiden tadi menanyakan kenapa harganya bisa naik," kata Syahrul dikutip Antara, Jakarta, Senin (17/10/2022).

Badan Pusat Statistik (BPS) memperkirakan produksi padi nasional mencapai 32,07 juta ton pada 2022, meningkat 0,72 ton atau 2,29 persen dibandingkan 2021 yang sebesar 31,36 juta ton.

Sedangkan potensi produksi beras nasional sepanjang tiga bulan ke depan pada Oktober-Desember 2022 diperkirakan sebesar 5,90 juta ton, meningkat 0,78 juta ton atau 15,12 persen dibandingkan 2021 yang berjumlah 5,13 juta ton.

"Pada dasarnya, BPS sudah melansir data terakhir terhadap pangan khususnya beras dan neraca kita menunjukkan posisi positif, stoknya bahkan meningkat 1,9 persen dari tahun-tahun sebelumnya," tambah Syahrul.

Baca juga artikel terkait HARGA BERAS NAIK atau tulisan lainnya dari Dwi Aditya Putra

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Dwi Aditya Putra
Penulis: Dwi Aditya Putra
Editor: Intan Umbari Prihatin