tirto.id - Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) melaporkan, Gunung Merapi di perbatasan Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta mengalami tujuh kali gempa guguran dalam enam jam pengamatan pada Senin (13/5/2019), mulai pukul 00.00 WIB sampai 06.00 WIB.
Kepala BPPTKG Hanik Humaida dalam pernyataan resminya menyebutkan tujuh gempa guguran selama periode tersebut amplitudonya 4-21 mm dengan durasi 40-76 detik.
Gunung api teraktif di Indonesia itu juga mengalami gempa tektonik jauh dengan amplitudo delapan mm selama 105 detik.
Kawah gunung mengeluarkan asap putih tipis hingga sedang setinggi 20 meter di atas puncak kawah. Angin di gunung itu bertiup lemah ke arah barat.
Suhu udaranya 16.6-22 derajat Celsius, kelembaban udaranya 50-97 persen dan tekanan udara 568.5-709 mmHg.
Selama periode itu, BPPTKG tidak mengamati adanya guguran lava pijar yang meluncur dari Gunung Merapi.
Hingga saat ini BPPTKG mempertahankan status Gunung Merapi pada Level II atau Waspada dan untuk sementara tidak merekomendasikan kegiatan pendakian kecuali untuk kepentingan penyelidikan dan penelitian yang berkaitan dengan mitigasi bencana.
BPPTKG mengimbau warga tidak melakukan aktivitas dalam radius tiga kilometer dari puncak Gunung Merapi, dan menyarankan warga yang tinggal di kawasan alur Kali Gendol meningkatkan kewaspadaan karena jarak luncur awan panas guguran makin jauh.
Masyarakat juga diminta tidak terpancing isu-isu mengenai erupsi Gunung Merapi yang tidak jelas sumbernya dan tetap mengikuti arahan aparat pemerintah daerah atau menanyakan langsung ke Pos Pengamatan Gunung Merapi atau kantor BPPTKG, atau memantau media sosial BPPTKG.
Penulis: Yandri Daniel Damaledo
Editor: Maya Saputri