Menuju konten utama

Gunung Merapi Alami 129 Kali Gempa Guguran dan Satu Gempa Vulkanik

BPPTKG mencatat pada Minggu (7/8/2022) pukul 00.00-24.00 WIB, Gunung Merapi juga mengeluarkan enam kali guguran lava.

Gunung Merapi Alami 129 Kali Gempa Guguran dan Satu Gempa Vulkanik
Guguran lava pijar Gunung Merapi terlihat dari Srumbung, Magelang, Jawa Tengah, Minggu (24/4/2022). ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah/YU

tirto.id - Gunung Merapi di perbatasan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan Jawa Tengah mengalami 129 kali gempa guguran. Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) mencatat hal itu terjadi selama periode pengamatan pada Minggu (7/8/2022) pukul 00.00-24.00 WIB.

Kepala BPPTKG Agus Budi Santoso mengatakan pada periode pengamatan itu juga tercatat satu kali gempa vulkanik.

"Gunung Merapi juga mengalami 152 gempa fase banyak dan 35 kali gempa embusan," ujar Agus dikutip dari Antara, Senin (8/8/2022).

Berdasarkan pengamatan visual, tampak asap berwarna putih keluar dari Gunung Merapi dengan intensitas tipis hingga sedang dengan ketinggian sekitar 30 meter di atas puncak.

Pada periode pengamatan itu, Gunung Merapi juga mengeluarkan enam kali guguran lava dengan jarak luncur maksimum 1.500 meter ke arah barat daya.

"Terdengar dua kali suara guguran," ucap Agus.

Deformasi atau perubahan bentuk tubuh Merapi yang dipantau BPPTKG menggunakan electronic distance measurement (EDM) pada 7 Agustus 2022 menunjukkan laju pemendekan jarak rata-rata 0,2 cm dalam tiga hari.

Agus mengatakan berdasarkan hasil analisis morfologi pada periode 22-28 Juli 2022, teramati adanya pertumbuhan kubah barat daya maupun kubah lava. Volume kubah lava barat daya tercatat sebesar 1.672.000 meter kubik dan kubah tengah sebesar 2.796.000 meter kubik.

Hujan terjadi di Pos Pengamatan Gunung Merapi dengan intensitas curah hujan sebesar 0,11 mm per jam selama 60 menit di Pos Kaliurang pada 22 dan 23 Juli 2022.

"Tidak dilaporkan terjadi banjir lahar (hujan) maupun penambahan aliran di sungai-sungai yang berhulu Gunung Merapi," ujar Agus Budi.

Hingga kini BPPTKG masih mempertahankan status Gunung Merapi pada Level III atau Siaga.

Guguran lava dan awan panas dari Gunung Merapi bisa berdampak ke area dalam sektor selatan-barat daya yang meliputi Sungai Boyong (sejauh maksimal lima kilometer) serta Sungai Bedog, Krasak, Bebeng (sejauh maksimal tujuh kilometer).

Selain itu, guguran lava dan awan panas dari Gunung Merapi bisa berdampak ke area di sektor tenggara yang meliputi Sungai Woro (sejauh maksimal tiga kilometer) dan Sungai Gendol (sejauh lima kilometer).

Apabila gunung api itu mengalami letusan eksplosif, lontaran material vulkaniknya dapat menjangkau daerah dalam radius tiga kilometer dari puncak gunung.

Baca juga artikel terkait ERUPSI GUNUNG MERAPI

tirto.id - Sosial budaya
Sumber: Antara
Editor: Gilang Ramadhan