tirto.id - Gunung Ibu yang berada di Halmahera Barat, Maluku Utara meletus pada Sabtu (12/1/2019) pukul 17.12 WIT. Namun demikian status aktivitas gunung tersebut masih berada di level II atau waspada.
Berdasarkan keterangan tertulis Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penaggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho, pantaun dari Pos Pengamatan Gunung Ibu Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), tinggi letusan yakni 800 meter dari puncak kawah.
"Kolom abu vulkanik condong ke arah selatan," kata Sutopo dalam keterangan tertulisnya yang diterima Tirto, Sabtu (12/1/2019).
Dengan adanya letusan ini status tetap Waspada (level II). Rekomendasi masyarakat dan pendaki tidak boleh melakukan aktivitas di dalam radius 2 km dan perluasan sektoral berjarak 3,5 km ke arah bukaan kawah di bagian utara dari kawah aktif Gunung Ibu.
Masyarakat belum perlu mengungsi karena berada di luar zona berbahaya. Masyarakat telah memahami letusan ini dan tidak panik. Sebab hampir setiap hari terjadi letusan Gunung Ibu.
Sutopo menjelaskan sejak tiga bulan terakhir Gunung Ibu hampir setiap hari meletus. Bahkan pada Kami (10/1/2019) lalu Gunung Ibu meletus sebanyak 80 kali kejadian, guguran 18 kali kejadian dan hembusan 64 kali kejadian.
"Namanya gunung api aktif meski status Waspada dapat meletus setiap saat. Yang penting masyarakat berada di zona aman," katanya.
Dalam keterangan, Sutopo juga menyinggung aktivitas Gunung Anak Krakatau terus menunjukkan adanya penurunan jumlah letusan per harinya.
Pada Sabtu (12/1/2019) pukul 06.00 - 12.00 WIB, Gunung Anak Krakatau mengalami empat kali letusan. Asap kawah teramati berwarna putih dengan intensitas tebal dan tinggi 50-100 meter dari puncak kawah.
PVMBG kata dia terus memantau aktivitas gunung api. Untuk itu masyarakat diminta selalu mentaati rekomendasi PVMBG karena PVMBG adalah lembaga resmi yang berwenang memantau dan memberikan peringatan dini terkait aktivitas gunung api di Indonesia.
Penulis: Irwan Syambudi
Editor: Irwan Syambudi