tirto.id - Update kondisi Gunung Marapi Sumbar diinformasikan bahwa masih terjadi erupsi pada Kamis, 23 Januari 2025, pukul 14.21 WIB. Lantas, bagaimana info Gunung Marapi Sumbar hari ini dan apa saja penyebab gunung meletus?
Berdasarkan kondisi Gunung Marapi kemarin, masyarakat sekitar Gunung Marapi diimbau untuk melaksanakan berbagai upaya penyelamatan diri.
Mengutip laman MAGMA Indonesia. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, masyarakat sekitar Gunung Marapi dan pendaki/pengunjung/wisatawan dihimbau agar tidak memasuki dan tidak melakukan kegiatan di dalam wilayah radius 3 km dari pusat erupsi (Kawah Verbeek) Gunung Marapi.
Update Kondisi Gunung Marapi Sumbar Hari ini
Berdasarkan informasi Magma ESDM, Gunung Marapi masih erupsi pada Kamis, 23 Januari 2025, pukul 14.21 WIB.
Erupsi yang terjadi di Gunung Marapi diiringi hujan abu vulkanik. Aktivitas sudah berlangsung selama beberapa hari, tepatnya sejak Minggu, 19 Januari 2025.
Gunung Marapi berjarak sekitar 24 kilometer dari Kota Bukittinggi ke arah tenggara. Gunung yang berlokasi di Kabupaten Agam dan Kabupaten Tanah Datar ini mengalami erupsi dengan ketinggian 2.891 meter di atas permukaan laut (MDPL).
Gunung Marapi termasuk jenis gunung api aktif yang masuk ke dalam wilayah administrasi dua Kabupaten di Sumatra Barat, yaitu Kabupaten Agam dan Kabupaten Tanah Datar.
Ketinggian Gunung Marapi, yakni 2.891 mdpl dapat terlihat dari sejumlah wilayah di Sumatra Barat seperti di Kota Bukittinggi dan Padangpanjang.
Berikut rincian update kondisi Gunung Marapi Sumbar:
1. Kamis, 23 Januari 2025
Gunung Marapi masih mengalami erupsi pada Kamis, 23 Januari 2025, pukul 14.21 WIB. Visual letusan tidak teramati. Erupsi ini terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 30 mm dan durasi 35 detik.
2. Rabu, 22 Januari 2025
Gunung Marapi mengalami erupsi juga pada hari Rabu, 22 22 Januari 2025, pukul 19:29 WIB. Visual letusan tidak teramati. Erupsi ini terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 30.7 mm dan durasi 30 detik.
Sebelumnya pada pukul 11:07 WIB, Gunung Marapi juga erupsi. Berdasarkan informasi Magma ESDM, terjadi visual letusan tidak teramati. Erupsi ini terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 28.8 mm dan durasi 25 detik.
3. Selasa, 21 Januari 2025
Erupsi Gunung Marapi juga terjadi pada hari Selasa, 21 Januari 2025, pukul 22:47 WIB. Erupsi kali ini berlangsung dengan visual letusan tidak teramati. Erupsi ini terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 30.3 mm dan durasi 46 detik.
Hari yang sama terjadi erupsi juga pada pukul 17:48 WIB. Visual letusan tidak teramati. Erupsi ini terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 14.4 mm dan durasi 28 detik.
4. Senin, 20 Januari 2025
Empat hari yang lalu, tepatnya pada Senin, 20 Januari 2025, pukul 13:29 WIB terjadi erupsi Gunung Marapi. Visual letusan tidak teramati. Erupsi ini terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 30.4 mm dan durasi 35 detik.
Apa Saja Faktor Penyebab Gunung Api Meletus?
Gunung api meletus disebabkan oleh berbagai faktor. Apa saja faktor penyebab gunung api meletus?
Menurut laman Ditsmp Kemdikbud, meletusnya gunung berapi disebabkan adanya endapan magma panas yang tertahan di bawah kerak bumu. Magma adalah campuran batuan cair, gas, dan kristal, terbentuk dari lelehan batuan di dalam mantel bumi akibat suhu dan tekanan yang sangat tinggi.
Endapan magma yang bertambah akan membuat tekanan besar di bawah kerak bumi. Saat tekanan ini tak lagi bisa ditahan lapisan kerak, magma pun terdorong ke atas mencari jalur keluar melalui celah atau retakan di kerak bumi hingga akhirnya mencapai permukaan dan meletus.
Proses meletusnya gunung berapi ini diiringi serangkaian gempa bumi kecil yang disebabkan oleh pergerakan magma ke permukaan. Saat itulah letusan terjadi, mengeluarkan lava, abu vulkanik, dan gas-gas yang terperangkap di dalamnya.
Faktor-Faktor Pemicu Letusan Gunung Berapi
Gunung berapi yang meletus disebabkan oleh berbagai faktor. Berikut faktor-faktor pemicu gunung berapi meletus:1. Tekanan Gas di dalam Magma
Faktor pertama gunung berapi meletus adalah tekanan gas di dalam magma. Kandungan magma, yakni uap air, karbon dioksida, dan belerang dioksida.
Gas-gas ini terperangkap di dalam magma yang berada di kedalaman bumi dan membentuk tekanan yang besar. Seiring bertambahnya endapan magma, tekanan gas meningkat dan terus mendesak menuju permukaan.
Jika tekanan ini mencapai titik maksimal, maka gunung berapi akan meletus untuk melepaskan energi tersebut. Jenis letusan dan skala kerusakan yang ditimbulkan sangat dipengaruhi oleh kandungan gas di dalam magma.
2. Kekentalan atau Viskositas Magma
Kekentalan magma juga menjadi salah satu faktor penyebab gunung berapi meletus. Apakah magma lebih kental atau lebih cair berpengaruh pada jenis letusan yang dihasilkan.
Magma dengan kandungan silika tinggi cenderung lebih kental sehingga gas yang terjebak di dalamnya sulit keluar. Kondisi semacam ini bisa memicu letusan eksplosif yang dahsyat.
Sementara itu, kondisi magma yang lebih cair, seperti basaltik, memungkinkan gas keluar lebih mudah. Dengan demikian, letusannya cenderung lebih tenang dan lambat dengan aliran lava yang stabil.
3. Interaksi dengan Air
Interaksi antara magma dan air bawah tanah atau air laut bisa membentuk letusan kuat. Saat magma panas bertemu air, maka air tersebut akan berubah menjadi uap dalam jumlah besar.
Proses berubahnya air menjadi uap membuat tekanan yang begitu tinggi dalam waktu singkat sehingga magma terdorong keluar dengan cepat. Fenomena ini disebut sebagai letusan freatik yang sering kali menghasilkan ledakan keras dan abu yang menyebar luas.
Penulis: Nurul Azizah
Editor: Beni Jo & Fitra Firdaus