Menuju konten utama

Kisah-Kisah Korban Selamat dari Erupsi Gunung Marapi

Kisah-kisah korban selamat dari erupsi Gunung Marapi yang viral di media sosial. Berikut ini beberapa di antaranya.

Kisah-Kisah Korban Selamat dari Erupsi Gunung Marapi
Seorang perawat memasangkan infus pada seorang korban erupsi Gunung Marapi mendapatkan perawatan intesif di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Padang Panjang, Sumatera Barat, Senin, (4/12/2023). ANTARA FOTO/Muhammad Arif Pribadi/foc.

tirto.id - Para korban yang selamat dari erupsi Gunung Marapi di Sumatera Barat (Sumbar) pada Minggu, 3 Desember 2023 menceritakan kisah-kisah mereka yang kemudian viral di media sosial.

Mereka ada yang berlindung dibalik batu dan pohon besar demi mencari tempat aman pada saat terjadinya hujan batu.

Erupsi Gunung Marapi pada hari Minggu, 3 Desember 2023, lalu menelan korban jiwa sebanyak 23 orang. Siska Afrina, mahasiswa Universitas Negeri Padang (UNP) asal Solok Selatan, menjadi korban meninggal terakhir yang berhasil dievakuasi.

Sedangkan korban selamat berjumlah 52 orang. Ada total 75 pendaki yang terjebak dalam erupsi Marapi. Beberapa kisah akhirnya diceritakan para pendaki mengenai pengalamannya bisa lolos dari erupsi Marapi.

Wakapolda Sumbar, Brigjen Polisi Edi Mardiyanto, menduga terdapat unsur pelanggaran terkait proses pendakian ke puncak Marapi.

"Kenapa memberikan izin dan apa masalahnya. Kita akan mendalami apakah ada pelanggaran atau tidak," tutur Edi, dikutip laman Antaranews.

Dalam acara penutupan operasi SAR korban erupsi Gunung Marapi itu, ia mengatakan jajarannya bakal memeriksa pihak-pihak yang memberikan izin kepada 75 pendaki.

Padahal, status Gunung Marapi sudah ditetapkan oleh PVMBG (Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi) dalam kondisi waspada atau level II sejak 3 Agustus 2011.

Kisah Para Pendaki yang Selamat

Salah satu cerita korban selamat erupsi Gunung Marapi disampaikan oleh Muhammad Afif, 20 tahun, asal Bangkinang, Kampar, Riau. Kepada RRI, Afif mengatakan ia melakukan pendakian kali keempat ke gunung tersebut.

Pada hari Minggu, 3 Desember 2023 itu, ia mendaki ke puncak bersama 2 rekannya, Lingga Duta dan Fait Ewaldo. Namun nahas, sekitar pukul 15.00 WIB, mereka mendengar suara gemuruh dan disusul hujan batu dengan bentuk yang besar.

"Pas erupsi kami masih di track sekitar jam tiga sore. Kami mendengar seperti suara pesawat, suara letusan sama ada guncangan kuat, tiba-tiba turun hujan batu besar-besar," tutur Afif.

Melihat situasi tersebut, mereka bersembunyi di balik batu besar selama 10 menit. Setelah dirasa tidak ada abu vulkanik lagi, mereka turun via Pos BBKSDA dan akhirnya selamat.

Pendaki lain yang lolos adalah Muhammad Fadli, warga Padang. Ia berada dekat dengan tugu Abel pada saat terjadi erupsi Gunung Marapi.

Fadli mengaku mendengar suara gemuruh dan diikuti abu vulkanik yang muncul dari puncak gunung. Sejumlah material yang berisi batu-batuan besar mengarah kepada dirinya.

"Di balik batu, ada batu besar, di situ kami berlindung, Fadli sama Bima. Saya menahan batu (yang jatuh) pakai jari, kebetulan ada batu turun, kena tangan (jari)," tutur Fadli, dikutip Antara News.

Fadli akhirnya dievakuasi tim SAR gabungan pada Senin, 4 Desember 2023, dini hari. Ia saat ini dirawat di RSUD Padang Panjang.

Cerita berikutnya disampaikan pendaki atas nama Irfandi. Berbekal tas carrier sebagai alat perlindungan, ia turut membantu Fadli dan Bima serta seorang pendaki lain menuju lokasi yang lebih aman.

"Saya paling depan. Saya yang buka jalan di depan. Teman lain tidak tahu di bagian belakang mananya. Hanya saat baru turun saya berlindung dengan kerel saya," tutur Irfandi.

"Saya tidak tahu dimana yang lain, yang terlihat hanya Fadli dan Bima. Hanya mereka yang saya lihat," lanjutnya.

Sri Wahyuni, 21 tahun, turut menjadi korban selamat dari 25 pendaki asal Riau. Setelah mencapai Puncak Merpati pukul 07.50 WIB, Minggu, 3 Desember 2023, Sri bersama 9 rekannya turun dan tiba di Pos 5 pukul 13.35 WIB.

Beberapa menit kemudian, ia langsung mendengar suara letusan hingga turun hujan batu. Tak ayal, mereka mencoba berlindung di balik pohon besar.

Setelah hujan abu vulkanik reda, mereka akhirnya bisa sampai di pos 3 sebelum mencapai pos BKSDA. Sri Wahyuni dan kawan-kawan pun bisa pulang dengan selamat.

Baca juga artikel terkait ERUPSI GUNUNG MARAPI atau tulisan lainnya dari Beni Jo

tirto.id - Sosial budaya
Kontributor: Beni Jo
Penulis: Beni Jo
Editor: Dipna Videlia Putsanra