Menuju konten utama

Sejarah Erupsi Gunung Marapi yang Pernah Meletus pada 1807

Artikel ini menjelaskan sejarah erupsi Gunung Merapi sebelum 3 Desember 2023. Erupsi terakhir menelan korban jiwa hingga 22 orang.

Sejarah Erupsi Gunung Marapi yang Pernah Meletus pada 1807
Gunung Marapi erupsi terlihat dari Padang Panjang, Sumatera Barat, Rabu (6/12/2023). ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra/rwa.

tirto.id - Erupsi Gunung Marapi, Sumatera Barat kembali terjadi pada Minggu, 3 Desember 2023 sekira pukul 14.54 WIB dan menewaskan puluhan pendaki.

Menurut hasil perekaman seismogram Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), meletusnya Marapi disertai dengan suara gemuruh dan terjadi selama 4 menit 41 detik dengan maksimum amplitude 30 mm.

Letusan pada hari Minggu itu, mengeluarkan kolom abu yang mengandung material vulkanik dan membumbung hingga 3.000 meter dari puncak kawah atau sekira 5.891 mdpl.

Pada saat kejadian, diketahui 75 orang pendaki terjebak di Gunung Marapi. Update terkini pada Selasa malam, 5 Desember 2023 menerangkan bahwa dari total 75 orang tersebut, 22 orang dinyatakan meninggal dunia.

40 orang selamat dan sudah kembali ke rumah masing-masing, 12 orang luka-luka masih dirawat intensif di rumah sakit, dan 1 orang hilang masih dalam proses pencarian.

Sejarah Letusan Gunung Marapi

Gunung Marapi merupakan salah satu Gunung paling aktif di Indonesia khsusnya pulau Sumatera. Sejarah erupsi pertama Marapi tercatat sejak tahun 1807, yang mana hingga 2023 sudah terjadi kurang lebih 50 kali erupsi.

Menurut laporan dan Badan Nasional Penaggulangan Bencana (BNPB), selama kurun waktu lebih dari dua abad itu, setidaknya ada lima kali erupsi yang memiliki dampak yang cukup signifikan.

Pada 8 September 1830 Gunung Marapi erupsi dengan mengeluarkan awan yang menyerupai bentuk kembang kol berwarna abu kehitaman. Kepulan abu di atas kawahnya itu mencapai ketebalan 1.500 m. Pada saat erupsi terdengar suara gemuruh.

Selanjutnya, erupsi juga terjadi pada 30 April 1979 yang menelan korban jiwa hingga 60 orang, tercatat 19 orang petugas penyelamat juga terperangkap tanah longsor.

Kemudian, pada akhir tahun 2011 hingga awal 2014, Gunung marapi kembali beraktivitas dengan mengeluarkan abu dan awan hitam. Pada erupsi di akhir tahun 2011 semburan abu terbawa angin hingga Kabupaten Padang Pariaman.

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) lantas mengeluarkan peringatan aktivitas Marapi menjadi level II (Waspada) sejak 3 Agustus 2011. Status tersebut belum dicabut hingga erupsi terakhir yang terjadi pada Minggu, 3 Desember 2023.

Lalu pada 26 Februari 2014 sekira pukul 16.15 WIB, Gunung Marapi juga mengalami erupsi. Material vulkanis dari Gunung api itu lantas tersebar hingga Kabupaten Agam dan Tanah Darat.

Berdasarkan riwayat erupsi tersebut, karakter erupsi Gunung Marapi merupakan eksplosif dan efusif dengan masa istirahat rata-rata selama 4 tahun.

Baca juga artikel terkait ERUPSI MARAPI atau tulisan lainnya dari Balqis Fallahnda

tirto.id - Sosial budaya
Kontributor: Balqis Fallahnda
Penulis: Balqis Fallahnda
Editor: Dipna Videlia Putsanra