tirto.id - Wakil Presiden Ma’ruf Amin meminta semua pihak untuk meningkatkan pengamanan alat pendeteksi di Stasiun Pemantauan Gunung Api Marapi. Sebab, menurut PVMBG sudah beberapa kali alat pendeteksi tersebut dicuri.
“Tadi seperti dikatakan ada yang dicuri ya, itu supaya pengamanannya [diperketat]. Jadi ke depan hal ini harus lebih dibenahi, terutama hal-hal yang bisa mencegah kemungkinan terjadinya pendakian pada saat terjadi [situasi] yang berbahaya,” kata Ma’ruf saat memberikan keterangan pers di Bali, Rabu (06/12/2023).
Ia pun meminta semua pihak, terutama Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) untuk segera mengevakuasi para korban. Hal itu adalah tindakan terdepan dalam penanganan bencana letusan Gunung Marapi.
“Saya kira pertama tentu korban-korban itu supaya segera dievakuasi [melalui] kerja sama BNPB dan BPBD di daerah provinsi [Sumatera Barat] dan juga Kabupaten Agam dan Tanah Datar. Ini supaya segera dievakuasi,” perintah Wapres.
Ma’ruf juga memerintahkan BPBD untuk berkoordinasi dengan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) dalam memitigasi bencana. Salah satu mitigasi tersebut adalah meminta publik untuk tidak mendaki gunung dan menjauhi daerah berbahaya.
“Ini supaya mereka kerja sama untuk bisa terus memantau, jangan sampai nanti akan terjadi bahaya tetapi tidak ada warning untuk pelarangan,” ujarnya.
Mendagri Tito Karnavian menambahkan, pemerintah pusat, lewat Kemendagri terus berkoordinasi dengan Pemprov Sumatera Barat serta Pemkab Agam dan Tanah Datar dalam menangani bencana letusan Gunung Marapi.
Selain membahas soal evakuasi, Tito mengaku pemerintah akan melakukan evaluasi dalam pengamanan gunung Marapi, terutama soal isu pencurian alat.
“Memang harus dipikirkan langkah-langkah untuk bagaimana agar peralatan tersebut tidak sampai dicuri, sehingga harus dijaga [melalui] kerja sama dengan kepolisian dan yang menjaga konservasi hutan (jagawana), serta polisi hutan,” kata Tito di lokasi yang sama.
Selain itu, mantan Kapolri ini juga menekankan pentingnya upaya mitigasi bencana, terutama dengan melatih masyarakat agar memiliki respons cepat saat menghadapi bencana, sebagaimana telah diterapkan di Sulawesi Barat.
Ia pun akan menyampaikan hal ini kepada seluruh kepala daerah dalam rapat koordinasi yang akan diselenggarakan pada Senin mendatang.
“Jangan sampai [sudah] terjadi kejadian, lalu responsif. Jadi sudah ada langkah-langkah kalau terjadi apa-apa, plan A, plan B-nya,” kata Tito.
Penulis: Andrian Pratama Taher
Editor: Reja Hidayat