tirto.id - Berdasarkan pengamatan Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) dalam sehari terjadi 34 guguran lava Gunung Merapi.
Hal ini dibenarkan oleh Kepala Seksi Gunung Merapi BPPTKG, Agus Budi Santoso. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan pada Selasa (8/1/2019) dari mulai pukul 00.00-24.00 terjadi 34 guguran lava dengan durasi 11,5-83,2 detik.
"Per hari rata-rata memang terjadi 30-40 guguran," kata Agus saat dihubungi melalui telepon, Rabu (9/1/2019).
Dari 34 guguran lava yang terjadi selama sehari kemarin kata Agus, paling jauh jarak luncur guguran lava hanya sekitar 600 meter. Jarak itu tidak lebih jauh dari luncuran guguran lava pada Jumat (4/1/2019) lalu yang mencapai 1,2 kilometer ke arah hulu Kali Gendol.
"[Luncuran lava] 1,2 kilometer pun belum jauh dari 3 kilometer daerah bahaya [yang] kita [tetapkan]," kata Agus.
Berdasarkan laporan aktivitas Gunung Merapi periode 28 Desember 2018 hingga 3 Januari 2019 yang disusun BPPTKG, volume kubah lava per 3 Januari 2019 mencapai 415.000 meter kubik. Laju pertumbuhan kubah lava per hari 3.800 meter kubik.
Dalam laporan yang ditandatangani oleh Kepala BPPTKG Hanik Humaida itu disimpulkan bahwa kubah lava Merapi masih stabil dengan laju pertumbuhan yang masih relatif rendah. Namun aktivitas gunung Merapi dinilai masih cukup tinggi.
Guguran lava memang sudah terjadi sejak pertengahan tahun lalu ketika Gunung Merapi mengalami letusan freatik. Namun demikian hingga saat ini belum terjadi peningkatan status. Gunung Merapi masih berstatus level II (waspada).
Penulis: Irwan Syambudi
Editor: Maya Saputri