tirto.id - Gubernur Bangka Belitung Erzaldi Rosman Djohan mengunjungi posko terpadu evakuasi pesawat Lion Air JT-610 d Jakarta International Container Terminal (JICT) 2, Tanjung Priok, Jakarta Utara pada Rabu (31/10/2018).
Ia mengatakan banyak penduduk Bangka Belitung yang menjadi korban pesawat Lion Air JT-610.
“[Sebanyak] 125 orang penumpang berasal dari Bangka dan tiga orang dari Belitung,” kata Erzaldi.
Ia mengatakan, Pemprov Babel telah berkoordinasi dengan RS Polri Kramat Jati dan otoritas Bandara Depati Amir Pangkalpinang untuk memudahkan pemulangan jenazah korban Lion Air JT-610.
Nantinya, jenazah akan diantarkan menuju Pangkalpinang dan diterima pemerintah setempat. “Kemudian kami antarkan ke rumahnya masing-masing,” terang dia.
Untuk memuluskan rencana pemulangan itu, pemerintah daerah telah menyiapkan personel gabungan yang terdiri dari Basarnas, PMI, TNI, Polri serta Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD). “Tim sudah lengkap di sana untuk membantu,” tutur Erzaldi.
Ia juga mengapresiasi pihak Lion Air karena mau bertanggung jawab menanggung kesulitan keluarga, seperti menerbangkan keluarga ke Jakarta dan memberikan penginapan.
Selain itu, ia mendapatkan pesan dari pihak keluarga korban untuk tidak menyebarkan lagi foto dan video korban pesawat tersebut. “Sebab keluarga merasa itu membuat sedih dan menyakitkan hati,” ucap Erzaldi.
Enam anggota DPRD Bangka Belitung juga menjadi korban pesawat nahas ini. Maka, ia berencana menaikkan pangkat para korban jika sudah sesuai dengan masa waktu kerja. Hal itu sebagai bentuk penghargaan bagi korban.
Pesawat Lion Air nomor penerbangan JT-610 dengan rute penerbangan Cengkareng menuju Pangkalpinang mengalami kecelakaan setelah lepas landas dari Bandar Udara Internasional Soekarno Hatta pukul 06.20 WIB menuju Pangkalpinang. Setelah 13 menit mengudara pesawat jatuh di koordinat S 5’49.052” E 107’ 06.628” (sekitar Karawang).
Pesawat Lion Air tipe Boeing 737 Max 8 dengan nomor penerbangan JT-610 tercatat membawa 181 penumpang dan 8 kru pesawat. Pesawat ini dilaporkan jatuh di perairan Tanjung Karawang pada Senin (29/10/2018). Pesawat dinyatakan hilang kontak sekitar pukul 06.33 WIB.
Pesawat tersebut diterbangkan oleh Kapten Bhavye Suneja dan Kopilot Harvino. Selain itu, terdapat enam kru pesawat, yaitu Shintia Melina, Citra Noivita Anggelia, Alviani Hidayatul Solikha, Damayanti Simarmata, Mery Yulianda, dan Deny Maula.
Penulis: Adi Briantika
Editor: Dipna Videlia Putsanra