Menuju konten utama

Grab Rilis Laporan ESG & Umumkan Inisiatif Kurangi Carbon Footprint

Pengukuran baru pengurangan karbon mencakup fitur emisi karbon dan memperluas kerja sama kendaraan listrik dengan Hyundai Motor Group.  

Grab Rilis Laporan ESG & Umumkan Inisiatif Kurangi Carbon Footprint
Fitur Carbon Offset. foto/Grab Indonesia

tirto.id - Grab, superapp terkemuka di Asia Tenggara, hari ini mengumumkan serangkaian inisiatif baru yang memperkuat komitmennya dalam mengurangi carbon offsetting dan meminimalisir jejak lingkungannya.

Para pengguna Grab akan segera mampu mengurangi jejak karbonnya ketika berkendara dengan Grab melalui fitur carbon offset yang mudah digunakan dalam aplikasinya.

Grab dan Hyundai Motor Group juga akan meluncurkan program percobaan kendaraan listrik baru (Electric Vehicle/EV) untuk memungkinkan kepemilikan kendaraan listrik yang terjangkau dan mudah diakses, sembari juga mengembangkan peta jalan untuk mempercepat adopsi kendaraan listrik di Asia Tenggara.

Inisiatif-inisiatif baru ini diluncurkan bersamaan dengan rilis laporan Environment, Social and Governance (ESG) tahunan pertama Grab, yang menguraikan komitmen perusahaan untuk menciptakan pemberdayaan sosial ekonomi, menjaga lingkungan, dan memberikan kinerja keuangan yang kuat.

“Kondisi bisnis kami secara intrinsik juga berkaitan dengan kesejahteraan masyarakat dan perlindungan lingkungan. Agar bisnis kami dapat tumbuh dan berhasil dalam jangka panjang, kami harus senantiasa terus membangun komunitas yang berkembang di mana mitra kami memiliki peluang pendapatan yang berkelanjutan, sembari mampu melindungi lingkungan untuk generasi masa depan. Laporan ESG pertama kami mencerminkan komitmen untuk membangun bisnis dengan yang berorientasi kepada dua layanan inti, disaat sembari memastikan transparansi dan akuntabilitas kepada para pemangku kepentingan kami,” kata Anthony Tan, Group Chief Executive Officer and Co-Founder Grab.

Mengurangi jejak karbon kami

Dalam sebuah survei yang melibatkan para pengguna Grab di enam negara di Asia Tenggara, 82% responden mengatakan bahwa mereka prihatin dengan perubahan iklim dan telah mengambil beberapa tindakan untuk mengurangi jejak karbon.

Di antara responden yang memiliki keprihatinan tentang perubahan iklim tetapi tidak mengambil tindakan, 44% dari mereka mengatakan tidak tahu caranya, dan 31% merasa tindakan tersebut terlalu sulit untuk dilakukan.

Fitur carbon offset baru dari Grab, yang diluncurkan di Indonesia, Malaysia dan Thailand pada bulan Juli sebelum dirilis di negara lainnya, akan memberikan kesempatan pada konsumen untuk dapat membeli carbon offset dengan mudah dan seharga USD 0.10 per perjalanan.

Jumlah ini juga akan disalurkan untuk kegiatan reforestasi dan proyek konservasi yang dikelola oleh organisasi non-pemerintah lokal.

Pohon tersebut akan ditanam di Hutan GrabForGood di Indonesia, Malaysia, Thailan dan Vietnam melalui para organisasi mitra.

Hutan GrabForGood merupakan kawasan khusus yang diperuntukan untuk inisiatif penanaman pohon dari Grab dibawah program carbon offset.

“Selama bertahun-tahun, kami telah mengambil beragam langkah untuk mengurangi jejak karbon, seperti berinvestasi lebih dari USD 200 juta untuk pembangunan sejumlah kendaraan listrik dan hybrid di armada mobil kami di Singapura, sekaligus menghemat hampir 380 juta set peralatan makan plastik sekali pakai pada tahun 2020. Namun, masih banyak pekerjaan yang harus kami lakukan untuk membawa zero carbon offset di masa depan. Fitur carbon offset baru kami merupakan langkah penting lainnya dalam mengurangi jejak karbon sekaligus berkontribusi terhadap proyek pelestarian lingkungan yang meningkatkan kualitas hidup masyarakat,” tambah Cheryl Goh, Group Head of Marketing and Sustainability, Grab.

Mempercepat adopsi kendaraan listrik di Asia Tenggara

Dalam beberapa tahun terakhir, pemerintah di seluruh Asia Tenggara telah mengumumkan serangkaian kebijakan untuk meningkatkan adopsi kendaraan listrik sebagai bagian dari pencapaian tujuan pengurangan emisi karbon, akan tetapi banyak rintangan yang masih tetap menghalangi.

Faktanya, sebuah survei yang dilakukan pada para mitra pengemudi Grab di Singapura menemukan bahwa biaya kendaraan yang tinggi, kurangnya lokasi pengisian dan waktu tunggu yang lama untuk pengisian menjadi hambatan utama yang menghalangi mitra pengemudi Grab untuk mengadopsi kendaraan listrik.

Dalam bertransisi ke kendaraan listrik membutuhkan ekosistem dari kemitraan yang mendukung, termasuk pemerintah, penyedia infrastruktur pengisian baterai dan para produsen yang mana Grab telah bekerjasama dengan semua pihak ini untuk menumbuhkan ekosistem kendaraan listrik melalui inisiatif percobaan dan beberapa langkah menuju perubahan ini.

Grab hari ini telah mengumumkan perluasan kerjasamanya bersama Hyundai Motor Group untuk mempercepat adopsi kendaraan listrik di Asia Tenggara.

Dua mitra ini akan meluncurkan program percobaan barunya di Singapura, Indonesia dan Vietnam berfokus pada mengatasi hambatan saat ini terkait total biaya kepemilikan kendaran listrik.

Program percobaan ini akan menguji model bisnis kendaraan listrik baru seperti pengaturan leasing penyedia baterai dan mobil, dan opsi pembiayaan kendaraan listrik yang disesuaikan dengan mitra pengemudi dan pengantaran Grab.

Grab dan Hyundai juga akan melakukan studi kelayakan mendalam tentang kesenjangan dan hambatan dari proses kepemilikan dan adopsi kendaraan listrik yang lebih luas, serta mengembangkan peta jalan bersama untuk menjadikan EV sebagai pilihan yang lebih memungkinkan untuk layanan mobilitas dan pengantaran on-demand.

Mengomentari kerjasama yang telah diperluas ini, Minsung Kim, Vice President of the Innovation Division, Hyundai Motor Group mengatakan, “Hyundai Motor Group dan Grab telah mampu menciptakan posibilitas untuk bisnis kendaraan listrik di Asia Tenggara melalui kerja sama sejak tahun 2018,” kata Minsung Kim, Vice President of the Innovation Division, Hyundai Motor Group.

“Dengan Grab yang memiliki jaringan pengemudi terbesar di kawasan ini dan solusi mobilitas komprehensif dari Hyundai, kami yakin bahwa bersama-sama kami dapat membantu meningkatkan adopsi kendaraan listrik dan pada akhirnya mengurangi emisi karbon di seluruh kawasan.

Di luar proyek yang sedang berjalan, perusahaan ini juga mengharapkan adanya kerja sama tambahan dengan Grab untuk menjadi pendorong utama dalam memimpin pasar mobilitas masa depan di Asia Tenggara.”

Russell Cohen, Group Managing Director of Operations, Grab, mengatakan: “Meskipun kendaraan listrik ini relatif baru di Asia Tenggara, Grab berencana untuk mengambil peran penting dalam bekerja sama dengan mitra dan pemerintah guna mempercepat adopsi kendaraan listrik ini melalui uji coba berbasis data. Sebagaimana kebijakan dan insentif kendaraan listrik dari pemerintah telah diterapkan dan infrastruktur esensial seperti stasiun pengisian juga terus dibangun, kemitraan ini akan memberikan wawasan dan praktik terbaik tentang penggunaan kendaraan listrik sebagai bagian dari operasional rutin para pengemudi dan mitra pengiriman. Misalnya, kami telah menguji coba cara untuk memberikan efektifitas para mitra pengemudi dengan memberikan kesempatan untuk menukar baterai sepeda listrik (e-moped) mereka di GrabKitchen sambil menunggu mengambil pesanan. Adopsi kendaraan listrik yang sukses merupakan sebuah upaya multi-stakeholder, khususnya di Asia Tenggara, dan kami akan terus memanfaatkan teknologi dan kepemimpinan operasional kami untuk terus membangun armada bagi masa depan.”

Meningkatkan komitmen untuk mencapai transparansi dan akuntabilitas yang tinggi

Inisiatif-inisiatif baru ini yang bertujuan untuk mengurangi jejak karbon Grab dan dampak dari program-program terkini telah disoroti dalam laporan ESG pertama Grab yang dirilis hari ini.

Laporan ini mencakup topik bahasan utama yang sesuai dengan standar Global Reporting Initiative (GRI), seperti Dampak Sosial Ekonomi, Keanekaragaman dan Inklusi, Emisi Gas Rumah Kaca, dan Keamanan Platform, sebagai salah satu contohnya. Beberapa yang menjadi poin utamanya antara lain:

● Mitra pengemudi dan merchant Grab mendapatkan USD 7.1 juta melalui platform Grab di 2020.

● 46% dari responden mengatakan bahwa mereka tidak bekerja sebelum menjadi mitra pengemudi di platform Grab.3

● 33% mitra merchant GrabFood terdaftar di platform digital pertama kali bersama Grab.4

● Sebanyak 600,000 usaha kecil bergabung dengan GrabFood dan GrabMart di 2020.5

● 59% pinjaman usaha yang dikeluarkan dari Grab Financial Group di tahun 2020 merupakan untuk merchant kecil.6

● Lebih dari 1.7 juta mitra pengemudi7telah menyelesaikan program pelatihan yang difasilitasi oleh Grab. Beberapa program ini antara lain literasi digital, proteksi data, literasi finansial, pelatihan komunikasi Bahasa Inggris, dan lainnya.

● Peningkatan keselamatan jalan secara keseluruhan sebesar 11% dalam hal jumlah kecelakaan per juta kilometer.

● Mengurangi sampah sebesar 380 juta set peralatan makan sekali pakai. ● Sejak 2016, lebih dari USD 200 juta telah diinvestasikan pada kendaraan elektrik dan hybrid untuk GrabRental.8 Saat ini, hampir 1 dari 3 kendaraan atau sekitar 31% layanan ride-hailing Grab di Singapore merupakan kendaraan listrik atau hybrid.

Baca juga artikel terkait GRAB

tirto.id - Bisnis
Sumber: press release
Penulis: Yandri Daniel Damaledo
Editor: Iswara N Raditya