Menuju konten utama

Terkait E-Government, Kemenag Masih Minim Ahli Statistik

Kepala Pusat dan Informasi Kementerian Agama Rudi Subiyantoro menyatakan keprihatinannya terhadap kurangnya tenaga statistisi/ahli statistik di Kementerian Agama (Kemenag). Hal ini sangat menghambat program Kemenag yang tengah menyiapkan sistem “e-government” untuk meningkatkan transparansi lembaga ini.

Terkait E-Government, Kemenag Masih Minim Ahli Statistik
Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin tiba di Bandara Malikussaleh, Aceh Utara, Aceh, Senin (28/3). ANTARA FOTO/Rahmad

tirto.id - Kepala Pusat dan Informasi (Pinmas) Kementerian Agama Rudi Subiyantoro menyatakan keprihatinannya terhadap kurangnya tenaga statistisi/ahli statistik di Kementerian Agama (Kemenag). Hal ini sangat menghambat program Kemenag yang tengah menyiapkan sistem “e-government” untuk meningkatkan transparansi lembaga ini.

"Tenaga statistisi sesungguhnya salah satu ujung tombak bagi Kementerian Agama, sebab jika pelayanan data dan informasi semakin baik maka hasilnya dapat dijadikan bahan pengambil kebijakan besarnya anggaran di kementerian itu," kata Rudi pada pembukaan pembinaan jabatan fungsional statistisi di Bogor, Rabu, (30/3/2016) malam.

Kemenag, lanjut dia, kini sedang mengembangkan sistem e-government (e-gov). Hal ini menuntut kementerian tersebut mengembangkan program-programnya mulai perencanaan hingga implementasi di lapangan harus berbasis teknologi informasi.

Rudi juga menggarisbawahi bahwa “E-government” wajib mengedepankan keterbukaan atau transparansi. Jika dikaitkan dengan kegiatan pembinaan jabatan fungsional statistisi, kata dia, maka ke depannya seluruh aktivitas kementerian dapat diketahui publik. Publik harus dapat merasakan sejauh mana pelayanan yang diberikan dari kementerian agama.

"Ini merupakan tantangan bagi para aparatur sipil negara (ASN)," ungkap Rudi.

Visi pengembangan Kemenag ini, menurut Rudi, masih terbentur oleh kurang optimalnya pemanfaatan tenaga para ahli statistik. Bahkan, untuk urusan statistik, Kemenag masih menggunakan tenaga para sarjana agama yang notabene tidak memiliki kualifikasi yang sesuai.

"Terus terang, saya prihatin ini," katanya.

Untuk itu pula maka peserta yang ikut pada kegiatan pembinaan jabatan itu dapat memanfaatkan waktunya agar benar-benar dapat memahami materi yang disampaikan para narasumber.

"Saya harapkan peserta dapat mengikuti seluruh kegiatan ini dengan serius," pintanya.

Kegiatan pembinaan jabatan fungsional statistisi ini, menurut Kepala Bidang Data Pinmas Sulistyowati, dimaksudkan untuk memberi pencerahan kepada para statistisi akan eksistensi jabatan fungsional mereka.

Hadir pada acara tersebut Kepala Bidang Data Pinmas Sulistyowati, Kepala sub Bidang Data Pendidikan Taofik Hidayat, Kepala sub Bidang Data Keagamaan Sutadji dan 78 peserta dari 33 provinsi. (ANT)

Baca juga artikel terkait E-GOVERNMENT atau tulisan lainnya

Reporter: Putu Agung Nara Indra