tirto.id - Menteri Agama, Yaqut Cholil Qoumas, bersama jajarannya menggelar pertemuan dengan Masyariq dalam kunjungan kerjanya ke Arab Saudi. Pertemuan ini membahas penyiapan layanan bagi jemaah haji Indonesia, khususnya saat di Arafah, Muzdalifah dan Mina (Armuzna).
Masyariq adalah perusahaan atau pihak ketiga yang menjalin kerja sama dengan Kementerian Agama dalam menyiapkan layanan bagi jemaah haji Indonesia.
Staf Khusus Menteri Agama Bidang Media dan Komunikasi Publik, Wibowo Prasetyo secara khusus menanyakan langkah antisipasi yang disiapkan Masyariq agar masalah Muzdalifah seperti pada musim haji tahun lalu tidak terulang.
Tragedi Muzdalifah pada 2023 membuat ribuan jemaah merana dan sengsara karena terpanggang terik matahari berjam-jam-jam dari pagi hingga siang hari bahkan menyebabkan sejumlah jemaah meninggal.
Merespons itu, Ketua Masyariq, M Amin Indragiri, menjelaskan pihaknya sudah menyiapkan sejumlah langkah antisipasi untuk meminimalisir kejadian tersebut.
Pertama, Amin menegaskan bahwa tahun ini Pemerintah Arab Saudi menerapkan aturan ketat dalam rangka penertiban jemaah dengan visa tidak resmi. Salah satu terobosannya adalah dengan menerapkan smart card.
Kedua, pintu bus pengantar jemaah haji dari hotel menuju Arafah pada 8 Zulhijah akan disegel dengan stiker. Segel pintu tidak dibuka kecuali setelah jemaah tiba di Arafah dan dibuka oleh keamanan umum.
"Jika segel terbuka sebelum masuk, maka bus tersebut tidak boleh masuk Arafah. Pihak yang melanggar ketentuan ini akan terkena denda 10 ribu riyal dan dideportasi," ujar dia dikutip dari laman resmi Kemenag, Kamis (9/5/2024).
Masyariq juga menyiapkan beton dan kawat setinggi dua meter sebagai pembatas jalan agar pejalan kaki tidak mengambil jalur bus Taraddudi. Pihaknya juga menyiapkan 200 petugas untuk berjaga di sepanjang jalan.
Di sisi lain, pihaknya juga sedang mengajukan permohonan agar ada penambahan city bus yang digunakan di Masyair. Bus jenis ini selain kapasitas lebih banyak, bisa 75 orang, akses keluar masuknya juga lebih mudah dan ramah lansia.
"Ada sejumlah maktab yang tidak turun dari bus saat di Muzdalifah. Mereka akan diberangkatkan dari Arafah sekitar jam 10 atau 11 malam menuju Muzdalifah, lalu langsung ke Mina," jelas dia
Sementara itu, Menag Yaqut menilai positif mitigasi yang sudah disiapkan Masyariq. Dia berharap konsep mitigasi itu bisa diterapkan dengan baik saat puncak haji di Armuzna 1445 H/2024 M, tidak hanya sebatas teori.
“Saya berharap dari konsep mitigasi yang disampaikan Masyariq, pelayanan haji akan jauh lebih baik dari tahun lalu," ujar Yaqut.
Tidak hanya itu, Menang Yaqut juga berharap Masyariq bisa menyiapkan rencana darurat dengan baik. Sehingga, jika ada hal di luar jangkauan terjadi, sudah disiapkan skenario kontingensi.
Penulis: Dwi Aditya Putra
Editor: Dwi Aditya Putra