Menuju konten utama
Seri Literasi Digital

Monetisasi Konten, Siapa Takut? Ayo Mulai dari Sekarang!

Mau dapat cuan dengan berjualan konten? Ayo, tentukan dulu platform media sosial yang paling sesuai untuk marketmu!

Monetisasi Konten, Siapa Takut? Ayo Mulai dari Sekarang!
Header diajeng Bikin Konten Cuan. tirto.id/Quita

tirto.id - Digitalisasi dan media sosial terbukti membuka banyak peluang untuk mencari, termasuk meningkatkan, penghasilan.

Bukan cuma entrepreneur atau content creator saja yang dapat melakukannya. Kamu pun dapat mengubah kontenmu menjadi ladang usaha penghasil uang—atau istilah populernya sekarang: monetisasi konten.

Menurut situs Mighty, monetisasi konten adalah tindakan atau upaya untuk menghasilkan uang dari konten digital yang kamu buat—baik itu teks, video, podcast, atau gambar.

Mungkin awalnya kontenmu sekadar berisi unggahan seputar kehidupan sehari-hari, parade foto dan video OOTD (outfit of the day), atau untuk mengembangkan brand pribadi saat berjualan.

Monetisasi konten memungkinkan kreator untuk mengambil kembali sebagian nilai finansial dari karya yang telah mereka buat.

Beberapa platform media sosial menyediakan cara praktis untuk mendapatkan uang dengan sistem monetize atau monetisasi konten. Nah, apa saja platform populer untuk memonetisasi konten media sosial?

Platform yang ideal tergantung pada jenis konten, audiens, dan strategi monetisasi yang kamu inginkan.

Yang berfokus pada video, YouTube, misalnya. Platform ini menawarkan bagi hasil iklan, sponsor, penjualan merchandise, dan keanggotaan berbayar atau paid membership.

Sayangnya, persaingan di YouTube kini sudah terlampau ketat. Kamu perlu menggaet penonton yang berdedikasi dan mengunggah konten secara konsisten supaya dapat meraih penghasilan cukup besar dari YouTube.

Selain itu, ada juga TikTok yang masih menguasai tangga popularitas media sosial. Platform TikTok menawarkan dana kreator berdasarkan views, engagement, brand deals, dan live streaming monetization.

TikTok berkembang dengan konten yang lebih pendek dan sedang tren—cenderung menguntungkan untuk ceruk pasar yang tepat.

diajeng Bikin Konten Cuan

Ilustrasi live streaming Vlogger di media sosial. (FOTO/iStockphoto)

Apabila kamu fokus pada image atau gambar, platform Instagram dan Pinterest bisa menjadi opsi.

Dengan influencer marketing dan peluang brand collaboration yang sangat besar, Instagram menawarkan penjualan langsung melalui toko, affiliate marketing atau pemasaran afiliasi, dan unggahan bersponsor.

Instagram memungkinkanmu membangun estetika yang kuat dan audiens yang terlibat (involved).

Sedangkan Pinterest ditujukan untuk penemuan atau product discovery dan inspirasi produk, Pinterest unggul dalam pemasaran afiliasi, konten bersponsor untuk brand, dan mengarahkan lalu lintas ke situs web atau toko online-mu.

Bagaimana jika kamu lebih berorientasi pada teks? Coba manfaatkan X (dulu Twitter).

Meskipun monetisasi di X masih berkembang, pilihannya sebenarnya sudah cukup banyak dan menarik—meliputi Super Follows (langganan berbayar untuk konten eksklusif), Ticketed Spaces (acara audio yang dimonetisasi), dan kemitraan brand. Di sini, strong engagement dan valuable insights sangat penting.

Nah, mungkin sekarang kamu jadi bertanya-tanya, platform atau media sosial apa yang sebaiknya dipilih apabila ingin memulai berbisnis dari rumah?

Content Strategist dan Content Creator Victoria Wong atau biasa disapa Vicky, punya saran bagus, “Tergantung pada tipe konten kita. Saran saya, pilih platform di mana kita sudah paling bisa menyesuaikan dengan tipe kontennya, yang sesuai dengan kapasitas kita sekarang.”

Vicky melanjutkan, “Contoh, kalau kita belum cukup kuat untuk bikin konten video panjang, sebaiknya jangan memilih YouTube, karena YouTube lebih ideal untuk video panjang.”

Kemudian, coba kita lihat market potensial: di platform seperti apa mereka biasanya berkumpul? Misalnya, market kita adalah Gen Z-nya yang menyukai konten honest review yang to the point. Dalam hal ini, mungkin TikTok bakal jadi wadah yang ideal.

Setelah mendapatkan bayangan tentang tipe konten dan platform yang pas, modal peralatan apa saja yang perlu kamu miliki untuk memulai monetisasi konten?

“Sebenarnya balik lagi pada saat kita akan mulai, yang paling penting adalah cukup dengan kamera ponsel dengan resolusi 1080p 30 fps. Resolusi ini cukup ideal untuk starting, dan biasanya resolusi kamera ponsel sekarang sudah seperti itu,” jelas Vicky.

Visual memanglah unsur penting dalam produksi konten, namun yang terpenting tetaplah isi kontennya.

diajeng Bikin Konten Cuan

Ilustrasi live streaming Vlogger di media sosial. (FOTO/iStockphoto)

“Pada awal ngonten pun saya tidak pakai lighting, yang penting tidak membelakangi cahaya. Paling penting adalah kita tes dulu menyampaikan isi konten kita dengan peralatan seadanya seperti kamera ponsel, tripod, dan lighting seadanya,” cerita Vicky.

Dari situ, barulah kita evaluasi apakah tipe audience kita butuh set up yang sangat wah, atau seadanya justru sudah cukup, karena kadang mereka malah lebih suka yang seadanya.

Kemudian, kita mulai tentukan tools yang dibutuhkan. Apabila kita berkiprah di bidang fotografi atau kuliner, sangat mungkin diperlukan tools yang memadai, lighting yang proper, atau set up studio yang oke.

Namun, apabila kita terjun ke bidang edukasi—seperti membahas tentang parenting, literasi keuangan, atau finansial keluarga—kita tidak perlu set up secanggih itu. Ponsel seadanya, lighting yang cukup, dan tripod sudah mencukupi. Di ranah ini, audio bahkan bisa dibilang lebih penting daripada visual. Pastikan saja tidak melakukan rekaman di tempat bergema, dan siapkan microphone terbaikmu.

Cara tercepat untuk tahu tentang ini tak lain adalah dengan langsung mencoba pakai alat-alat seadanya. Dari situ kita dapat melihat respons orang-orang seperti apa. Sebab, tipe konten menentukan tools yang perlu disiapkan.

Setelah kamu tahu platform yang mau kamu pakai dan merasa yakin dengan modal peralatanmu, sekarang waktunya mempersiapkan tahap berikutnya: isi konten!

Temukan berbagai insight seru tentang pembuatan konten di naskah bagian kedua, ya!

Baca juga artikel terkait DIAJENG atau tulisan lainnya dari Glenny Levina

tirto.id - Diajeng
Kontributor: Glenny Levina
Penulis: Glenny Levina
Editor: Sekar Kinasih