tirto.id - Wakil Ketua Umum DPP Partai Golkar Nurdin Halid mengatakan partainya terbuka apabila politikus PDI Perjuangan Ganjar Pranowo bergabung menemani Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto dalam kontestasi Pemilu Presiden (Pilpres) 2024.
"Kalau Ganjar tidak ada tempat di partainya [PDIP], Golkar terbuka. Apakah jadi nomor 1 atau nomor 2, itu soal nanti," kata Nurdin di Kompleks Parlemen, Jakarta, Kamis (11/11/2021) dilansir dari Antara.
Nurdin mengatakan Airlangga Hartarto tidak mungkin maju sendiri karena harus ada wakil dalam kontestasi Pilpres 2024.
Nurdin mengandaikan, apabila aspirasi Relawan Ganjarist tidak ada tempat "di rumahnya" maka ada "rumah" baru yang bisa dimasuki, yaitu Partai Golkar.
Menurut dia, Pilpres 2024 kemungkinan akan diikuti oleh tiga pasangan calon presiden-calon wakil presiden karena presidential treshold sebesar 20 persen yang diatur dalam UU nomor 7 tahun 2017 tentang Pemilu.
"Kalau mau 'exercise', saya menilai maksimal ada tiga pasangan calon karena presidential treshold sebesar 20 persen. Golkar tinggal butuh satu partai [untuk mengusung pasangan calon], sedangkan PDI Perjuangan tidak perlu," ujarnya.
Nurdin menjelaskan, berdasarkan pemetaan politik, ada dua partai yang butuh koalisi dua partai untuk mengusung capres-cawapres yaitu Partai Gerindra dan Partai NasDem.
Sementara itu menurut dia, Golkar hanya membutuhkan satu partai untuk berkoalisi sementara PKB membutuhkan 3-4 partai.
"Dari pemetaan itu bisa dilihat siapa yang akan mulus atau tidak menjadi capres," katanya.
Bakal calon presiden (capres) untuk Pilpres 2024 mulai terlihat. Saat ini, setidaknya ada 3 nama kandidat capres yang akan menjadi suksesi Presiden Jokowi periode 2024-2029. Ketiga nama tersebut adalah Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.
Nama Prabowo, Anies, dan Ganjar sebagai kandidat kuat terungkap dalam hasil survei Poltracking Institute. Dalam survei nasional periode 3-10 Oktober 2021 dengan 1.220 responden dan margin error 2,8 persen, Poltracking mencatat nama Ganjar dan Prabowo bersaing tipis dalam soal elektabilitas.