Menuju konten utama

Kekayaan Andika Perkasa Rp179 M, 3 Kali Lebih Kaya dari Jokowi

KSAD Jenderal Andika Perkasa bahkan memiliki tanah & bangunan di Australia & Amerika Serikat berstatus hibah & tidak terdapat aktanya.

Kekayaan Andika Perkasa Rp179 M, 3 Kali Lebih Kaya dari Jokowi
Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad ) Jenderal TNI Andika Perkasa (kiri) bergandengan tangan dengan istrinya saat tiba di bandara El Tari Kupang, NTT, Senin (9/12/2019). ANTARA FOTO/Kornelis Kaha/aww.

tirto.id - Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Andika Perkasa baru melaporkan harta kekayaannya kepada Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada 20 Juni 2021. Terungkap, salah satu calon panglima TNI itu memiliki kekayaan mencapai Rp. 179.996.172.019.

Andika tercatat memiliki 20 bidang tanah dan bangunan yang tersebar di Jakarta, Bogor, Cianjur, Lampung, Tabanan. Tak hanya di Indonesia, bahkan Andika juga memiliki tanah dan bangunan di Australia dan Amerika Serikat.

Andika tercatat memiliki tiga bidang tanah dan bangunan di Amerika Serikat, antara lain tanah dan bangunan seluas 2.223m²/2.736m² Cadbury Avenue Potomac MD 20854 senilai Rp4,5 miliar; tanah dan bangunan seluas 4.875m²/4.832m² di Cedar Croft Lane Bethesda MD 20814 senilai Rp5 miliar; serta tanah dan bangunan seluas 6.248m²/6.248m² di Alloway Court Potomac MD 20854.

Di Australia, Andika memiliki bangunan seluas 76 m² di Allen Street Prymont, New South Wales senilai Rp1,6 miliar. Menariknya, seluruh properti itu berasal dari hibah alias pemberian dan tidak terdapat aktanya.

Sementara properti Andika di Jakarta tersebar antara lain di Jakarta Timur berupa tanah dan bangunan seluas 460m²/460m² senilai Rp1,5 miliar; di Jakarta Pusat berupa bangunan seluas 84m² senilai Rp700 juta; dan di Jakarta Selatan berupa tanah dan bangunan seluas 435m²/435m². Lagi-lagi, seluruh properti ini adalah hibah dan tidak memiliki akta.

Di Yogyakarta, Andika memiliki tanah dan bangunan seluas 300m²/300m² senilai Rp1,5 miliar di Sleman dan tanah seluas 1.145 m² senilai Rp458 juta di Bantul. Lagi-lagi seluruh properti ini adalah hasil hibah.

Selain itu, Andika memiliki tanah dan bangunan seluas 2.950m² senilai Rp201 juta di Tabanan; tanah dan bangunan seluas 340m²/340m² senilai Rp150 juta di Cianjur; tanah dan bangunan seluas 450m²/450m² senilai Rp.10.537.250.000 di Surabaya; serta sebidang tanah seluas 566m² senilai Rp35 juta di Bandar Lampung. Seluruh properti ini juga hasil hibah.

Satu-satunya properti yang berasal dari hasil Andika sendiri adalah tanah seluas 1000m² senilai Rp500 juta di Bogor.

Total, seluruh properti Andika bernilai Rp.38.164.250.000.

Selain properti, Andika juga memiliki dua buah kendaraan, antara lain mobil Landrover Sport 3.0 V 6 AT tahun 2014 senilai Rp800 juta dan mobil Mercedes Benz Sprinter 315 tahun 2018 senilai Rp1,8 miliar. Kali ini, kekayaan itu berasal dari hasil sendiri. Total kendaraan Andika bernilai Rp2,6 miliar.

Proporsi terbesar kekayaan Andika disumbang kategori kas dan setara kas, yakni Rp.126.985.922.019.

Andika juga melapor memiliki surat berharga senilai Rp.2.146.000.000 dan harta bergerak lainnya senilai Rp.10.100.000.000.

Selain itu Andika mengaku tidak memiliki utang sehingga total kekayaannya mencapai Rp.179.996.172.019

Dengan kekayaan ini, Andika menjadi yang paling tajir di antara calon panglima lainnya. Kepala Staf Angkatan Laut Yudo Margono melaporkan memiki kekayaan Rp11.364.872.854 dan Kepala Staf Angkatan Udara Fadjar Prasetyo memili kekayaan Rp12.173.843.169. Jumlah itu bahkan belum 1/10 kekayaan Andika.

Bahkan Andika pun jauh lebih tajir dibanding Presiden Joko Widodo. Berdasarkan LHKPN Periodik yang disampailan pada 31 Desember 2020, Jokowi yang juga pengusaha meubel kesohor asal Surakarta itu melaporkan memiliki kekayaan Rp.63.616.935.818.

Andika lahir di Bandung pada 21 Desember 1964 dan lulus dari Akademi Militer pada 1987 dengan pangkat Letnan Dua. Andika menikahi Diah Erwiany yang merupakan putri dari mantan Kepala Badan Intelijen Nasional A.M. Hendropriyono.

Selepas lulus dengan pangkat letnan dua pada 1987, Andika langsung mengawali karier militernya di Komando Pasukan Khusus (Kopassus) sebagai Komandan Peleton Grup 2/Para Komando.

Setelah 13 tahun berkarier di Kopassus, Andika kembali melanjutkan pendidikan ke Sekolah Staf dan Komando Angkatan Darat (Seskoad) dan menjadi lulusan terbaik. Andika lalu ditarik ke Departemen Pertahanan. Sejak tahun 2000, Andika menjabat Kepala Seksi Kajian Strategi Hankam, Subdit Jaklak, Ditjakstra, Ditjen Strahan, Departemen Pertahanan, melansir dari data seskoad.mil.id.

Namun, ia tak bertahan lama di Dephan, 2 tahun berselang, Andika yang sudah berpangkat Letnan Kolonel kembali ditarik ke Kopassus sebagai Komandan Batalyon (Danyon) 32/Apta Sandhi Prayuda Utama, Grup 3/Sandhi Yudha, Kopassus.

Karier Andika meroket pada 2014 kala mantan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo terpilih menjadi Presiden. Bintang satu di bahu belum genap berumur setahun, Andika dilantik jabatan bintang 2 alias Mayor Jenderal yakni Komandan Pasukan Pengamanan Presiden (Danpaspampres), menurut setkab.go.id.

Jabatan Danpaspampres ia emban selama 2 tahun, berikutnya ia diangkat menjadi Panglima Komando Daerah Militer (Pangdam) XII/Tanjungpura. Dua tahun berselang, tepatnya 14 Juli 2018 Andika naik pangkat menjadi Letnan Jenderal alias bintang tiga.

Selanjutnya ia diangkat menjadi Panglima Komando Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad) menggantikan Letnan Jenderal TNI Agus Kiswanto, sebagaimana diberitakan Antaranews. Jabatan itu hanya dipegang Andika selama 4 bulan. Sebab, pada 22 November 2018 Andika diangkat menjadi Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) ke-32 dan menyandang pangkat Jenderal TNI.

Total, hanya butuh waktu 5 tahun bagi Andika untuk merangkak dari bintang satu menjadi bintang empat TNI. Sejumlah pihak menilai, pesatnya karier Andika tak lepas dari sosok Hendropriyono, mertua Andika sekaligus Ketua Umum Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI), salah satu partai pendukung Joko Widodo.

Baca juga artikel terkait BURSA CALON PANGLIMA TNI atau tulisan lainnya dari Mohammad Bernie

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Mohammad Bernie
Penulis: Mohammad Bernie
Editor: Bayu Septianto