tirto.id - Partai Gerindra memberi sinyal akan mendukung Benyamin Davni-Pilar Saga Ichsan pada kontestasi Pilwalkot Tangerang Selatan 2024. Langkah itu dilakukan Gerindra setelah Ahmad Riza Patria disebut mundur dari kontestasi Pilkada Tangsel.
Riza dan Marshel Widianto pun terancam batal maju dalam kontestasi Pilkada 2024.
Wakil Ketua Umum Gerindra, Habiburokhman, mengatakan pihaknya berpeluang mengusung calon baru dalam Pilkada Tangsel, selain beralih dukungan kepada Benyamin-Pilar.
"Kemungkinan sih ada dua situasi, ya, apakah kami akan mendukung Benyamin Davni atau mengusung calon baru – dalam situasi yang demikian singkat apakah mungkin? pertanyaannya ya, mengusung calon baru yang tepat," kata Habiburohkman di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (28/8/2024).
Menurut Habiburohkman, partainya tidak sekadar mengusung calon dalam sebuah kontestasi. Gerindra, kata dia, betul-betul mempertimbangkan peluang menang untuk mengusung pasangan dalam kontestasi pilkada.
"Jadi, kalau kita hanya sekadar mencalonkan, kan, takutnya nggak pas juga. Karena pencalonan itu juga hitung-hitungannya harus kemenangan ya, bukan sekadar formalitas mencalonkan, tapi finalnya semua kita lihat satu dua hari ini," tutur Habiburokhman.
Dalam kesempatan sama, Wakil Ketua Komisi III DPR RI itu berkata dirinya belum bisa memastikan apakah Riza benar-benar mundur dari bursa pencalonan Pilwalkot Tangsel.
"Kemungkinan besar benar ya, tapi 100 persen bener atau 100 persen salah. Kita lihat hari ini dan besok, ya," kata Habiburokhman.
Ia juga menepis isu yang muncul bahwa mundurnya Riza Patria karena ingin mendampingi Ridwan Kamil menjadi dalam kontestasi Pilkada Jakarta. Ia mengatakan pasangan Ridwan Kamil-Suswono tetap diusung Koalisi Indonesia Maju (KIM) plus di Pilkada Jakarta.
"Cuma yang 100p tidak benar adalah Pak Riza Patria akan maju mendampingi Pak Ridwan Kamil sebagai calon wakil gubernur Jakarta, itu 100 persen tidak benar," kata Habiburohkman.
Menurut dia, ada sejumlah alasan bila Riza Patria mundur dari Pilwalkot Tangsel. Ia mengatakan bahwa karena koalisi, partai politik, dan calonnya sendiri.
"Bisa karena perubahan komposisi koalisi, mungkin bisa merubah hitung-hitungan, lalu perubahan kebijakan di internal partai, partai-partai pengusung atau di si calon masing-masing, apakah ada persoalan-persoalan subjektif si calon," tukas Habiburokhman.
Ia mengatakan partai politik tidak bisa parpol memaksa kadernya atau memaksa siapa pun kalau tidak berkenan untuk maju dalam kontestasi. Kendati demikian, kata dia, pengumuman resmi bila Riza mundur dari pencalonan akan disampaikan Ketua Harian DPP Gerindra, Sufmi Dasco Ahmad.
"Mungkin itu nanti yang resminya pasti yang lebih resminya ya, akan disampaikan langsung oleh Ketua Harian Gerindra, Pak Sufmi Dasco," tutur Habiburokhman.
Ia juga mengaku belum bisa berkomunikasi dengan Riza Patria. Namun, ia menduga penyebab mundurnya Riza terjadi karena alasan konstelasi yang berubah dan persoalan subjektif calon.
"Cuma ya tadi ada variasi kemungkinan-kemungkinan itu soal konstelasi yang berubah, atau persoalan-persoalan situasi objektif masing-masing calon," tukas Habiburokhman.
Sebelumnya, informasi mundurnya Riza Patria disampaikan oleh Deputi Bappilu DPP Partai Demokrat Kamhar Lakumani. "Informasi mundurnya Pak Ariza Patria pada kontestasi Pilkada Tangsel ini benar," kata Kamhar.
Dia menjelaskan, dukungan yang sebelumnya diberikan kepada Riza-Marshel telah dialihkan ke pasangan lain.
"Oleh karena itu terjadi peralihan dukungan di Pilkada Tangsel dari Riza-Marshel menjadi Benyamin-Pilar," ucap dia.
Lebih lanjut, dia mengungkapkan bahwa perubahan itu merupakan dinamika yang lazim terjadi pada pilkada. Dalam politik, seringnya perubahan dan pergeseran memang kerap terjadi di menit-menit terakhir.
Menurut dia, nama Benyamin-Pilar sendiri sudah sempat ada dalam pertimbangan sebelumnya. Sehingga, proses pertimbangan sudah dilakukan.
"Sesungguhnya ini balik ke opsi awal dengan mengakomodir aspirasi struktur partai di seluruh tingkatan serta konstituen Partai Demokrat di Tangerang Selatan," tutur dia.
Penulis: Fransiskus Adryanto Pratama
Editor: Anggun P Situmorang