tirto.id - Anggota Badan Komunikasi Partai Gerindra Andre Rosiade mengatakan partainya tak bermaksud menghina pekerja informal dalam video kampanye Prabowo-Sandiaga di Pilpres 2019.
Partai Gerindra merilis video kampanye soal lapangan pekerjaan bagi sarjana muda. Dalam akun Twitter @Gerindra yang diunggah pada 14 Desember 2018 dicantumkan keterangan “Akses pekerjaan harus terbuka luas, agar kelak tidak ada lagi gelar sarjana yang sia-sia. #PrabowoSandi #AdilMakmur.”
Video itu menceritakan seorang sarjana arsitektur yang tak kunjung mendapatkan pekerjaan tetap dan akhirnya mencoba banyak hal, mulai dari antar jemput barang, pembuka pintu di hotel, fotografer, hingga petugas valet parking.
Sayangnya, sang ayah dan ibunya tidak puas dengan profesi yang digeluti anaknya itu. Sebab, pekerjaan yang dilakukan si sarjana arsitek itu tidak sesuai dengan harapan kedua orang tuanya.
Andre mengklaim, iklan tersebut merupakan hasil penyerapan aspirasi masyarakat tentang sulitnya mencari pekerjaan formal di era pemerintahan Joko Widodo. Menurut Andre, sulitnya mencari pekerjaan membuat orang tua yang sudah menguliahkan anaknya kecewa lantaran tak mendapatkan pekerjaan formal.
"Karena kesulitan, mereka banting setir. Nah, iklan itu bukan menghina lapangan pekerjaan informal, tapi ceritakan realita di lapangan yang ada bahwa orang tua mimpinya dapat pekerjaan formal," kata Andre kepada Tirto, Selasa (18/12/2018).
Andre pun bingung mengapa iklan tersebut harus diributkan. Menurutnya, apa yang ditampilkan dalam iklan tersebut merupakan kenyataan di lapangan bahwa sulitnya mendapatkan pekerjaan formal.
Andre langsung menjanjikan bila Prabowo Subianto-Sandiaga Uno terpilih pada Pilpres 2019, lapangan pekerjaan formal akan mudah didapatkan masyarakat.
"Kalau mau tetap dikit lapangan pekerjaan ya pilih Pak Jokowi," tuturnya.
Penulis: Bayu Septianto
Editor: Alexander Haryanto